Senin, 02 Maret 2015

Pengembangan Keterampilan Berbicara

Mempertahankan bicara di kelas

Insight
Ruang kelas yang tenang secara tradisional dianggap lingkungan yang baik untuk belajar, dan guru, administrator, dan orang tua beranggapan bahwa siswa dapat belajar dengan baik  ketika mereka bekerja dengan tenang dan individual. Gagasan ini, bahwa lingkungan yang tenang memfasilitasi pembelajaran telah ditentang dalam beberapa tahun terakhir dengan dikenalkannya strategi pembelajaran baru yang mendorong kegiatan berbicara. Dalam kelompok diskusi sastra, misalnya, siswa mengembangkan interpretasi dari cerita yang  telah mereka baca untuk mendapatkan tanggapan, pertanyaan, dan berbagi dengan teman sekelas. Demikian pula, dalam kelompok menulis, siswa membaca draf kasar komposisi mereka, menulis dan berbicara dengan anggota kelompok tentang bagaimana merevisi karya mereka untuk berkomunikasi lebih efektif. Ketika Anda membaca bab ini tentang berbicara, satu masalah yang perlu dipertimbangkan adalah: apa saja kegunaan dari berbicara di kelas?
Bicaramerupakan cara berbahasa yang paling utamadan sangat ekspresif. Baik anak-anakdan orang dewasamenggunakannyalebih seringdaripada menulis, dan anak-anakbelajar berbicarasebelum merekabelajar membacadan menulis. Bicarajugamerupakan cara berkomunikasi yang digunakan semua orangdan berkembang di seluruh dunia.Stewig(1983a) melaporkan bahwa dari2,796bahasa yang digunakansaat ini, hanya sebagian kecil darimereka-sekitar 153- yang telah dikembangkan dalambentuktulisan.
Ketika merekadatang ke sekolah, kebanyakan anakfasihberbicara. Mereka telahmemiliki 4atau5tahunpraktek berbicaradanmendengarkan yang luas. Karenasiswatelah memperolehdasarkompetensibahasalisan, guru seringmenganggap bahwamereka tidakperlu menekankan kegiatan berbicaradalam kurikulumkelas. Penelitian menunjukkan, bagaimanapunsiswa mendapat banyak manfaat dariberpartisipasi dalam kegiatanberbicara, kegiatan berbicara sepanjanghari di sekolah adalahbahan yang diperlukanuntuk belajar(Cazden, 1986, 1988;Golub, 1988;Heath, 1983).
Heath(1983) menyatakan bahwa berbicaradi kelasdasar telahdianggap palingkondusif untukbelajar, tetapiriset menyebutkanbahwabicara adalahbahan yang diperlukanuntuk belajar. Shuy(1987) mengatakan berbicaraseringditiadakan di kelasdasarkarenaukuran kelas yang besar danasumsikeliru bahwadiammemfasilitasipembelajaran. Guruharusmelakukan upaya ekstrauntuk memberikan kesempatan bersosialisasidan berbicara.
A.    PERCAKAPAN
secara singkat, percakapan informal merupakan kejadian umum di lingkungan sosial sekolah. Siswa berkomunikasi dengan teman sekelas saat mereka mengerjakan mural sebagai bagian dari siklus tema tertentu, saat mereka membaca buku di perpustakaan kelas, dan setelah mereka mendengarkan cerita. Dalam percakapan singkat, siswa menggunakan kegiatan berbicara untuk tujuan yang berbeda (Wilkinsn, 1984). Mereka mencoba untuk mengontrol perilaku teman sekelas, menjaga hubungan sosial,memperoleh informasi , dan berbagi pengalaman pribadi serta pendapat. Guru menggunakan waktu luang sebelum kelas dimulai untuk bercakap-cakap dengan siswa. Tujuan dari pembicaraan ini adalah untuk bersosialisasi, dan bagi siswa hal ini sangat penting untuk menciptakan iklim kepercayaan di dalam kelas.
Di sisi lain, percakapan juga mempunyai tujuan intruksional.Siswabertemudalam kelompok kecil untukbelajar tentang karya sastrayang telah mereka baca, menanggapitulisanmasing-masing,bekerja padaproyek-proyek, danuntuk mengeksplorasikonsep-konsep,merekabelajardalam literatur sesuaiunitfokus dan temasiklus. Siswamenggunakankegiatan berbicarauntuk suatu tujuan,baikestetikadaneferen, danfitur yang palingpentingdaripercakapankelompok keciladalah bahwa merekamengutarakan  apa yang mereka pikirkan.Gurumenanggapi idesiswa secaraserius, danNystranddan rekan-rekannya(1993) menunjukkan bahwasiswadianggapsebagai pemikir, bukan hanya"mengingat" dalam percakapantersebut. ketikasiswabekerja dalam kelompok, mereka menjaditerlibatdalam prosespembelajaransertamerasa memilikipengetahuan yang merekahasilkan.
Para penelititelah membandingkanefektivitaspercakapankelompok kecildenganpendekatanInstruksionallainnya, dan merekatelahmenemukan bahwa kegiatan siswa dalam belajarmeningkatketika siswamenghubungkan apayang mereka pelajaridengan pengalamanmereka sendiri, danterutama ketika merekamelakukannya dengankata-kata mereka sendiri(Wittrock &Alesandrini, 1990). Demikian pula, Pressley(1992) melaporkan bahwa siswabelajarlebih lanjutketika mereka memilikikesempatanuntuk menguraikanide melaluikegiatan berbicara.
Siswa berbicarauntuk bekerja dan memecahkanmasalah, mencapai tujuan, atau menghasilkanintepretasiataupengetahuan barudalam percakapankelompok kecil. Percakapanini dapat digunakandi semuatingkat kelas, dari TK sampaikelas delapan. Anak TKbisa bekerja samadalam sebuah kelompok keciluntuk bereksperimendengan benda-bendadanmemilahmereka sesuai dengan kegiatan tersebut, apakah mereka bisa mengikuti atau tidak. Siswakelas menengahmungkin bekerjadalam kelompok keciluntuk merencanakandramatisasicerita dari buku yang telah mereka baca.
Saat siswabicaraspontanhal tersebut mencerminkanpemikiran mereka. Anggota kelompok memberikomentar agar percakapandapat berkembang. Merekatidak setuju, mengajukan pertanyaan, danmeminta klarifikasiatas komentaryang  tidak mereka  mengerti. Dalampercakapan, siswabicara  tidak sesuai arahkegiatankarenatidakharusmemberikanjawaban yang benar. Misalnya, dalampercakapankelompok kecilselama siklustemapada cuaca, siswamungkinbertukar pikiran tentang daftardampakcuacapada kehidupan mereka, tetapimereka tidakakan berbicaratentang cuacauntukmengingatempat jenisawan yangmerekapernah pelajari.
Guru memainkan peran penting sebagai perencana kegiatan untuk percakapan kelompok kecil. Kegiatan dan proyek harus menarik bagi siswa, dan guru harus mengajukan pertanyaan otentik, yaitu pertanyaan tanpa jawaban yang jelas, yang mengharuskan siswa untuk menafsirkan atau berpikir kritis. Selama siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, guru membantu kelompok dan membuat saran yang mereka dibutuhkan, tetap tidak boleh memaksakan ide-ide mereka pada siswa. Guru yakin pada kemampuan siswa untuk menciptakan pengetahuan, menghormati ide-ide mereka, dan memberi komentar dan pertanyaan  secara serius.
1.      Pedomanuntuk melakukanpercakapan
Siswa belajardanmemperbaiki strategidan keterampilanmerekauntuk bersosialisasidanberbicaradengan teman sekelaskarena merekaberpartisipasi dalampercakapankelompok kecil(Cintorino, 1993). Siswabelajar bagaimanauntuk memulai percakapan, bergiliran, menjaga percakapanbergerak maju, mendukungkomentar danpertanyaan yang dibuat oleh anggota kelompok, menangani konflik, dan mengakhiri pembicaraan. Danmereka belajar tentang pentingnya bicaradalam membuatmaknadan menciptakanpengetahuan.
1.1.Memulai percakapan. Percakapandapat dimulai oleh seorang sukarelawanatauseseorangyang ditunjuk. Terkadang gurumemberikanpertanyaanotentikuntuk dibahas. Kemudian guru atausiswamulaipercakapandengan mengulangiataumembaca pertanyaan, dananggotakelompokmemberi respon denganmenuliscepat atauentrijurnal, satu siswabisa mulaidengan membacakannya dengan keraske grup.
1.2.Menjaga keberlangsungan percakapan . Siswamembuat komentardanmengajukan pertanyaan, dan merekamendukunganggota kelompok lainnyadengan cara memperluaskomentar mereka. Kuncinya adalaheksplorasi, danseluruhpercakapankelompokini mengalami kemajuanmenuju tujuan bersama(Cintorino, 1993). Tujuannyamungkinmembuat sebuah proyek, mengembangkanintepretasisebuah bukuyang telah dibacaataumenanggapi pertanyaan guru. Dari waktu ke waktupercakapanmelambatdan merekamungkin diam beberapamenit(Sorenson, 1993). Kemudiananggotakelompokbertanya ataumembuat komentaryang menggiringpercakapanke arah yang baru.
Dengan sopan, siswa menerimakomentar yang dibuat olehanggota kelompokdengan penuh perhatiandanhormat. Siswamendukungsatu sama lain dalamkelompok. Mungkin cara yang palingpenting adalahdengan memanggilsatu sama lain dengannama. Mereka jugamenumbuhkaniklim kepercayaandalam kelompokdengan mengekspresikankesepakatan, berbagiperasaan, menyuarakanpersetujuan, danmengacu padakomentaryang dibuat anggota kelompoksebelumnya.
Konflikdalam percakapan sebuah gruptidak bisa dihindari, tetapi siswaperlu belajar bagaimanauntukmenghadapinyasehinggatidakkeluar jalur. Siswaharus menerimabahwa merekaakan memilikisudut pandang daninterpretasiyang berbedadanbelajar menghargaipendapat masing-masingdan melakukan kompromi. Cintorino(1993) melaporkan bahwa siswa kelas delapan menggunakan humoruntuk meredakanperselisihandalam percakapankelompok kecil.
1.3.Mengakhiri pembicaraan.Di akhirpercakapan,siswa mencapaikonsensus, menyimpulkan bahwa merekatelah menelitisemua dimensipertanyaan,ataumenyelesaikan sebuah proyek. Kadang-kadangsiswamemiliki produkdari percakapan. Mungkindaftarkesepakatanatau kumpulancatatan. Di lain waktumungkin produk yang telah dibuat oleh murid.Anggota kelompokbertanggung jawab untukmengumpulkan dan menyimpanbahan-bahanyang mereka gunakanataumelaporkankerja kelompok.
2.      Jenispercakapan
Siswaberpartisipasi dalam berbagaijenispercakapan, dan merekamenggunakanbicarauntuk tujuan estetikadaneferen. Contohnyaadalah untuk:
·         Menganalisispropagandadalam iklandan pengumuman
·         membandingkankarakter dalamdua cerita
·         bertukar pikiran membuat pertanyaanuntuk wawancara
·         mendesainmuralataupapan pengumuman
·         Menilaiefektivitasprogrambimbinganlintasusia
·         berbagi hasil tulisandalam kelompokmenulis danmendapatkan umpan balik dariteman-teman sekelastentang caramerevisidraft yang masihkasar
·         menulisnaskah untukwayang, mendesain wayang , dan merencanapentas wayang golek
·         mendiskusikanreaksidan mengembangkaninterpretasidari buku atau bab yang telah dibaca
·         Membuatklaster(diagram weblike) tentanginformasi yang disajikandalam sebuah film
·         merencanakanproyekmendongeng
3.      Mengajarsiswa untukberbicaradalam kelompok kecil
agar percakapan kelompok sukses, guru perlumenciptakan iklimkepercayaandikelas mereka. Gurumelakukan hal inidengan menunjukkankepada siswa bahwagurumempercayai siswadankemampuan mereka untuk belajar. Demikian pula, siswabelajar bersosialisasidengan teman sekelasdansaling percaya satu samalain ketika merekabekerjabersama dalamkelompok kecil
Sorenson(1993) memulaitahun ajaran barudengan mengatakankepada siswa kelas 8bahwa merekaakan berpartisipasi dalamberbagai jenisdiskusidikelas. Dia menutuptandadi kelasyang mengatakan"saling mengajarkan" dandiamengatakan kepada merekabahwa ituadalah kutipan darisalah satu muridnya.bahwa akan ada perbedaan saatdiskusi danbekerja. Para siswabelajar bahwaapa yang mereka katakanadalahsama pentingnya denganapa yang gurukatakan danbahwa melaluipercakapan, siswamengajarsatu sama lain.
Guru memberi contoh bagaimanasiswa dapatmemulaipercakapan, mempertahankan hingga mengakhirinya. Bersama-sama, gurudansiswamenyimpulkan apa yang telahmereka pelajaridan mengembangkanpedomanuntuk percakapankelompok kecil. Guru mengawasisiswasaat mereka bekerjadalam kelompok kecil danmengajarkanprosedur minilessons , konsep, danstrategiserta keterampilan.
4.      Mengajar berbicara dalam minilesson
Meskipunanak-anak sudah lancar berbicara ketika datang ke sekolah, mereka perlu belajarcara-cara baruuntuk menggunakanpercakapan. Percakapan grupKecilmenyediakan salah satu cara baru. Gurusalah karena menganggap siswatahu bagaimana berbicara, mereka tahubagaimana bekerjadalam kelompokkecil, bercerita,berpartisipasi dalamberdebat, dll. Guruperlu menjelaskandanmemperagakanberbagai carabicara danmengajarminilessonsprosedur, konsep, danstrategidan keterampilanuntuk berbagai jenispembicaraan.
5.      Beradaptasiuntuk memenuhikebutuhansetiap siswa
Bicaramerupakanalat belajaryang berguna, dan pentingbahwa kegiatandisesuaikansehinggasetiap siswadapat menggunakanbicara. percakapan kelompok kecil dankegiatanbicaralain yang dibahas dalambab inidapat disesuaikandalam berbagai cara untukmemenuhikebutuhan siswa. Mungkin cara yang palingdasar untuk memenuhikebutuhansiswa yangtidak nyaman berbicaradalam kelompok besaratauyangragu-raguuntuk berbicarakarena merekabelajarbahasa Inggrissebagai bahasa keduaatau memilikigangguan berbahasaadalah bekerja dalam kelompokkecil, kelompokyang nyamandan tidak harus berbicara secara resmi.Jauh lebih mudahuntuk bekerjadalam kelompok keciluntuk menyelesaikanproyekselain memberikanlaporan lisandidepan kelasatau berpartisipasi dalamdebat.
Dramaadalah cara yang ampuhuntukmengetahui, danbanyak siswamendapatkan keuntungan darimendramatisircerita yang merekatelah mereka baca danbahkanmerekabelajar tentangsiklustemauntukmemahami mereka lebih baik. Selain itu, banyaksiswa lebihnyaman berbicaradi depan kelompokketikamereka memilikibonekadi tanganmereka daripadaketika merekaberdiri di depankelompoksendiri.
5.1.memasukkansemua siswadalam percakapan
Percakapanmemilikitujuan sosial dan instruksional. siswa belajarcara untuk berbicaradenganteman sekelas, bagaimana mengajukan pertanyaan, berbagi informasi, danmenjaga percakapan terus berlangsung, mereka membangunrasa kebersamaandaniklim kepercayaan.
5.2.Menggunakankelompok-kelompok kecil
Beberapa siswamungkin merasalebih nyaman bekerjadalam kelompokkecil, teman sekelas  yang mereka kenaldengan baik ataudalam kelompokbudaya yang sama. Siswa-siswa inimungkin akan lebihsuksesdalam percakapankelompok kecil, atau merekamungkin akan lebihfasih dalammemberikan ceramahbukuuntuksekelompok kecildaripadaseluruh kelas.
5.3.Memberikanpresentasi kelompok
Alih-alihmempersiapkanpresentasi lisansecara individu, siswa dapatbekerja berpasanganatau kelompok keciluntuk wawancara, bercerita,dan memberikanlaporan lisandanpembicaraanbuku. Ketikasiswa bekerjadengan pasangan ataugrupkecilini, merekaberbagi tanggung jawab. Siswa jugabelajar keterampilansosialisasiyang pentingdan mengembangkanpersahabatan.
5.4.Menggunakan Manipulasi
Banyak siswamerasa lebih mudahuntuk berbicaradi depan kelompokketika merekaberbicara tentangsuatu objekyang mereka pegang. Anak-anakmembawa benda-bendauntuk ditunjukkan, dansiswadapat membuatgrafik danposteruntuk digunakan dalamlaporan lisan.
5.5.Membuat proyekdrama
Dramaadalah carapenting bagi siswa yangmengalami kesulitanmenggunakanbahasa tertulis. Siswa dapatmenggunakankegiatanyang dramatis, sepertibermain perandan wayang, sebagaiproyekuntuk sastraunitfokus dandalam siklustema
6.      Menilaikemampuan siswa dalam berbicara
BicaraSiswadapat dinilai, meskipunjarangdi kelasdasar.Namun, karena siswadan orang tua merekaseringmenghargai apa yangdapat dinilai, penting untuk menilaibicara, dansemuajenispembicaraanyang dibahasdalam bab inidapat dinilai. Dalam percakapankelompok kecil, guruhanyadapatmengetahuiapakahsiswaberkontribusidalam kelompokmereka, atau merekadapatmengamati perilakusiswadan menilaibagaimana siswaberkontribusi terhadapkelompokmereka. Wilkinson(1984) merekomendasikan bahwaguru"mendengarkan"percakapansiswauntuk belajar tentangkompetensibahasa merekadankemampuan mereka untukbekerja dalam kelompok kecil. Para gurudarisiswa kelasdasardapat menilai apakahsiswa:
·         Berkontribusipercakapan
·         gagasanatau  berbagi perasaan
·         Apakahsopan
·         mendengarkan baik-komentar teman sekelas'
·         memanggil anggotadengan nama mereka
·         melihatteman sekelasketika berbicara denganmereka
Siswa kelasmenengah dan atasmempelajariprosedur yang lebihluas, strategidan keterampilan, dan di sampingenamperilakuyang tercantum di atas, guru dan siswayang lebih tuadapat menilai apakahsiswa:
·         Relawanuntuk memulaipercakapan
·         Melakukanpekerjaan yang ditetapkandalam kelompok
·         Memperpanjangdan memperluaskomentar teman sekelas
·         mengajukan pertanyaanuntukmencariklarifikasi
·         Mintalah anggotakelompok lainuntuk berkontribusi
·         Tetappada tugas
·         Ambilbagian
·         Menanganikonflikdalam kelompok
·         Membantuuntuk mengakhiri percakapan
·         Asumsikanperan kepemimpinandalam kelompok
Gurudapatmenggunakan itemini untuk membuatdaftar penilaiandirisehingga siswadapat menilaikontribusi merekasendiri untukpercakapan dalamkelompok kecil. Adalah penting bahwasiswatahu apa yangdiharapkan dari merekaselama percakapandan bahwa merekamerefleksikanperilaku dankontribusi mereka.

B.     PERCAKAPAN ESTETIKA
Bicara estetika estetika, sepertimendengarkanestetika, berkaitan denganpengalamanhidup melaluisastradan menciptakaninterpretasi. Siswamenggunakanpercakapan estetikauntuk membahassastra, bercerita, danikut serta dalampembacaanteater.
1.      Percakapantentang sastra
Siswaberbicaratentang sastrayang mereka baca, mendengarkangurumembacakandalam kelompok kecil,atau membacabersama-samasebagai sebuah kelasuntuk menggali lebih dalamceritadan mengembangkaninterpretasi mereka. Guru dapatikut dalam diskusi sastrasebagai pesertaataupengamat, tapi bukan sebagaihakim, pembicaraanterutamadi kalangan siswa. PercakapanSastradapat diselenggarakandenganseluruh kelasatau dalam kelompok kecil. Langkah-langkah dalampercakapansastra adalah :
a.       Pertemuan dalam kelompok
Siswabertemu bersamasebagai sebuah kelasatau dalam kelompok keciluntuk berbicara tentangbuku ataubagiandaribuku ini. Ketika siswabertemu bersamasebagai sebuah kelas, merekaduduk dalam lingkaransehingga dapat melihat satu sama lain, danketika mereka bertemudalam kelompok kecil, mereka dudukberdekatansehingga mereka dapatberbicaratanpa menggangguteman sekelas mereka.
b.      Berbagi tanggapan
Siswaberbagireaksi mereka terhadapbuku.Setiap siswaberpartisipasidanmemberikan komentarterhadap teman sekelas dan memintaklarifikasi. Agarsetiap orang dapatberpartisipasi, gurusering memintasiswa untuk membuattidak lebih dari tigakomentarsampaisemua orangtelah berbicarasetidaknyasekali.
c.       Mengajukan  pertanyaan
Gurumengajukanpertanyaan terbukauntuk memusatkan perhatiansiswapada satu atau duaaspek daribukuyang telahterjawab. Untuk arahnya  kemungkinan adalah:
•Fokus pada ilustrasi
•Fokus pada penulis
•Fokus pada perbandingan
•Fokus padaunsur-unsursastra/perangkat gaya/aliran
Manfaatpercakapantentang sastra.
Daripenelitian berdasarkan pengamatanterhadap siswa kelas lima dan enam, eedsdan sumur(1989) menemukan bahwa, melaluipercakapan, siswamemperluasinterpretasimasing-masing bahkanmenciptakanpemahaman yang lebih baikdariitu. Manfaat tambahanadalah bahwa ketikasiswaberbicarasecara mendalamtentang sastra, tulisan merekamenunjukkanbahwa mereka berpikir kritisdan interpretasi(Sorenson, 1993).
2.      Mendongeng
Mendongengadalah senikunoyang merupakan metode pembelajaranyang berharga. Mendongeng sangat menghibur dan menstimulasiimajinasianak-anak. Inimemperluaskemampuanbahasa mereka, danmembantu merekamenginternalisasikarakteristikceritadan mengembangkaninterpretasicerita(Morrow, 1985).
 Langkah-langkah dalammendongeng ada empat, yaitu :
1.         Memilihcerita
Cerita tradisional, seperticerita rakyat, seringdipilih untukkegiatanmendongeng, bagaimanapun,semuajenis sastradapat digunakan. Pertimbanganyang paling pentingdalam memilihdongeng adalah memilihceritayang Anda suka, kenal baik,dansarat pesan. Marrow(1979) daftar pertimbangan lain:
Ceritaini sederhana, memiliki alur dan berpengetahuan
Ceritamemilikiawal , tengah, dan akhir yang jelas
Ceritamemiliki temadasar
Ceritamemilikisejumlah kecilkarakter yang didefinisikan dengan baik
Ceritaberisidialog
Kisahmenggunakanpengulangan
Ceritamenggunakan bahasaataufraseyang bermacam-macam
2.         Persiapanuntuk menceritakan sebuah dongeng
Siswamerencanakan danmelatihceritayang sudah mereka ketahui sebelummenceritakannya. Tidak perluuntuk menghafalceritauntuk mendongengkannya. Siswaberlatihmendongengbeberapa kali, menggabungkanfrase, membuat berbagaisuara, ataumenggunakanalat peragaatau gerakan.
3.         Menambahkan alat peraga
Siswadapatmenggunakan beberapa teknik untukmembuat ceritamenjadi hidupseperti apa adanya. Tigajenisalat peragayang menambahvariasi dan meningkatkan minatuntukcerita;
•papan gambarflanel.
•Boneka
•Obyek
4.         Menceritakandongeng
Siswamenceritakan kisah-kisahmereka telahuntukkelompok-kelompok kecilatau teman sekelasatauanakyang lebih muda. Guru mungkininginmembagipenonton ke dalamkelompok-kelompok kecilsehinggalebih banyak siswadapatmenceritakan kisahpada satu waktu.
Menilaisiswakegiatanmendongeng
Gurudapatmenilaibaiksiswaprosesgunakan untukmenceritakan kisah-kisahdankualitasproduk yang mereka hasilkan, tetapiproses pengembanganinterpretasijauh lebih pentingdaripada kualitasproduk. Gurumemeriksa bahwasiswabergerak melaluiperencanaanlangkahdanberlatihceritasebelummenceritakannya :
•Perkenalkancerita untukpenonton
•Sertakanbeginnning, tengah, danakhir cerita
•Tambahkandialog
•beragamsuara merekalebih menarik
•Gunakanalat peragaataugetures
Sebagaisiswa memperoleh pengalamanbercerita, mereka menjadi lebihnyamandidepan audiensdanmempelajari cara-carauntuk "bermain" dengan audiensmereka.
2.      Pembacaan teater
Pembacateatermerupakan presentasi formal mendramatisasinaskaholeh sekelompokpembaca" (Busching, 1981, p, 330). Setiap siswamenentukanperandan membacakarakterdalam script. Siswadapatberdiri atau duduk, tetapi mereka harus membawaseluruhkomunikasiplot, karakterisasi, suasana hati, dantemadengan menggunakansuara, gerak tubuh, danekspresi wajahmereka.
2.1.Langkah-langkah dalampresentasipembacateater
Pembacaanteatermenghindari banyakpembatasanyang melekat dalamproduksi teater. Tiga langkahdalam mengembangkanpembacateateradalah:
1.                   Memilihscript
Kualitas script menunjukkan karakteristikyang samaseperti halnyajenissastralainnya. Limakarakteristikpentingadalahcerita yang menarik, plotmaju mundur, karakterdikenalidandipercaya, bahasa , dangayad(Manna, 1984). Penyusunantekspada halamanjuga merupakan pertimbanganpentingketika memilihnaskah. Harus adaperbedaan yang jelas antaraarahpanggung dandialogmelaluijarak danvariasiyang memadaidalam jeniscetak danwarna. Perbedaan inisangat pentingbagi siswayang tidak akrabdenganFormatnaskah.
Siswajugadapat mempersiapkannaskah merekasendiri untukpembacateaterdari buku-bukusastraanak-anak.
2.                   Berlatih presentasi
Untuk memulai, siswa memilihbagian-bagianyang akan mereka baca. Seorang siswadibutuhkanuntukmasing-masing karakterdan satu untuknarator, jikascrippanggilan untuksatu. Siswamembacapresentasisekali atau dua kali, kemudian berhentiuntuk membahascerita.Busching(1981) merekomendasikan menggunakanpertanyaanuntuk menyelidikipemahaman siswa. Melaluidiskusi ini, siswa memperolehpemahaman yang lebih jelasdari ceritadanmemutuskan bagaimanamenafsirkankarakter mereka.
3.      Mementaskan presentasi
Pembacateaterdapat disajikanpadapanggungataudi sudutkelas.Siswaberdiri atau dudukdalam satu barisdan membacabagian merekadalam script. Jikapembacasedang duduk, mereka harus berdiriuntuk membaca bagianmereka, jika merekaberdiri, mereka harusmelangkah majuuntuk membaca. Penekanannya bukanpada kualitasproduksi, tetapi lebihpada kualitasinterpretatifsuaradan ekspresi.
Menilaipresentasisiswa
Siswa bekerjadalam kelompokkeciluntuk merencanakandanmelatihpresentasipembacateater. Guru dapatmenilaikarya siswadalam kelompokkecil maupuninterpretasi merekadari ceritaselama presentasi. Fokusnya adalah padainterpretasiteks para siswa, guru perlumengaksespemahaman siswa tentangceritadan karakter yang mereka tampilkan.
C.      PERCAKAPAN EFEREN
Siswamenggunakan percakapan eferenuntuk menginformasikandanmembujuk. Siswamenggunakan empatjeniseferenbicara: tunjukkan dankatakan, laporan lisan, wawancara, danperdebatan.
1.          Percakapanselamasiklustema.
Siswaberbicara tentangkonsep-konsepyang mereka pelajaridanisu-isu sepertipolusi, senjata nuklir, danapartheid. Percakapan inidapat berlangsungdalam kelompok kecil ataubersama-samasebagai sebuah kelas. Berbeda denganpercakapansastradi manasiswabicaraterutamaestetikauntuk menciptakandan memperdalaminterpretasi mereka, siswa menggunakanbicaraterutamaeferenuntuk menciptakan pengetahuandan memahamihubunganantarakonsep-konsepyang mereka pelajari. Siswamengumpulkan informasiuntukpercakapanmelalui pemberianatau mendengarkanpresentasi lisan, membaca buku-bukuinformasidan surat kabar, danmenontonberitatelevisidan film.
1.1.Strategibertanya
Gurusering menggunakanpertanyaan untukmemulai pembicaraanselama siklustema, danpertanyaan-pertanyaan dari guru biasanya melampauipemikirantingkat pengetahuandenganjawaban yang benaruntuk pertanyaan-pertanyaanotentikdi mana siswamenganalisadan menganalisis informasisertamembuat koneksi kekehidupan mereka sendiri.
• Ajukan pertanyaanyang direncanakandengan hati-hatiuntuk mengatur danmengarahkanpelajaran.
urutan pertanyaan  bepindah daripertanyaantingkat faktualke tingkatpertanyaan tingkattinggiyang memerlukanpemikiran kritis
•Ajukan pertanyaan untukmenindaklanjutirespon siswa.
1.2.            Papan  KWL.
Papan KWLadalah cara yang baikuntuk membantu siswamengambil peran aktifdalam berbicara tentangapa yang mereka pelajaridalamsiklustema(Ogle, 1986, 1989). KWLadalah Know =tahu, want to know = Ingin belajar, dan learn =Belajar. Gurumenggunakangrafik inipada awalsiklustemauntuk membantusiswa berpikirtentang apa yang merekaakan pelajari danmendorongmereka mengajukan pertanyaanyang mengarahkanpembelajaranmereka selamatema.
Untuk memulai, guru memintasiswauntuk melakukan tukar pikiran tentangapa yang mereka ketahuitentangtopik.Kemudiangurumencatat informasidalam kolom "K" atau"apa yang kita tahu".Sebagiansiswa memberikaninformasi dankebingunganmuncul, gurumenambahkanpertanyaan dalam kolom"w" atau"apa yang kita ingin pelajari".
Selanjutnya,siswa berpartisipasi dalamkegiatan yang berhubungandalam"W" kolom. Kemudian, siswamerefleksikan apayang telah mereka pelajaridanmenyelesaikan"L" atau"apa yang kita pelajari". Tabel KWLmembantumempersiapkan siswa untukbelajar.
2.      Tampilkandanmemberitahu
Siswakelasdasar sering membawabenda-bendafavoritke sekolahdan berbicaratentang mereka. Ini adalahjembatanyang baik antararumah dan sekolah, dancara show and telladalahpengenalan yang baik untukberbicara di depankelompok.
2.1.Pedomanuntukpembicara danpendengar
Pembagian waktuyangberulang-ulang akan membuat anak-anak kehilangan minat, sehinggaguru harusberperan aktifuntukmelakukan sharingkegiatan berharga. Guru dapatmendiskusikan perandan tanggung jawabbaik sebagai pembicara danpendengar. Beberapa anakperludoronganbahkan jika merekatelah disarankanuntuk menceritakan tentangobjek yang merekatelahdibawa kesekolah. Hal ini menggodabagi guru untukmempercepatdengan mengajukan pertanyaandan, tanpa disadari, untuk menjawab pertanyaanmereka sendiri, terutama untukanak yang sangattenang.
2.2.Menunjukkan dan berbicara pada siswa yang lebih tua
Menunjukkan dan berbicara atau membagi kegiatan harus dilanjutkan di tingkat SD karena berbicara informal adalah sebuah bagian kebutuhan dari kelas (Camp & Tompkins, 1990).
Siswa kelas menengah dan tinggi ikut serta dalam aktivitas berbagi dengan cara yang sama seperti anak SD.  Siswa dan guru bersama-sama menetapkan pedoman untuk berbagi dan diskusi bagaimana menyiapkan dan menyajikan pertunjukan mereka dan presentasi. Langkah-langkahnya adalah merencanakan, menampilkan, mengkritik (Camp & Tompkins, 1990). Guru menjadi model sebuah pertunjukan dan mempresentasikan kepada anak-anak melalui berbagi hobi dan sesuatu yang menarik lainnya.  
            Siswa memilih sebuah obyek,  pengalaman, dan acara saat ini untuk membagi dan merencanakan apa informasi yang termasuk dalam presentasi mereka. Untuk mendorong anak memilih topik yang bermakna untuk dibagi, guru mungkin dapat membaca Show and Tell War. Siswa merencanakan presentasi mereka dengan menentukan apa yang akan mereka katakan dan lalu mengelompokkan sebuah rencana strategi yang efektif. Dalam pengelompokan, siswa menggambar skema diagram dalam lembaran kertas lalu tulis pokok pikiran dan rinciannya. Mereka ulai menulis nama dan topik ditengah kertas dan menggambar kata yang dilingkari. Lalu mereka menggambar garis atau sinar diluar lingkaran yaitu 3 atau 4 pikiran pokok tentang topik. Kata yang dilingkari kemudian digambari banyak garis dari lingkaran dan menambah rincian pikiran pokok. Pengelompokan siswa yang level labih tinggi pada boneka ditunjukkan pada gambar 4-5. Pikiran pokok dan rincian digambar keluar dari pusat. Pengelompokan ini digunakan untuk mengelompokkan dan mengorganisasikan ide selama meencanakan dan sebagai catatan selama presentasi.
          Presentasi siswa berlangsung singkat , biasanya berakhir 1 atau 2 menit. Siswa berbagai mata pelajaran dan pengalaman mereka menggunakan kelompok ide dan diorganisasi selama perencanaan. Konsentrasi berbicara mereka dan berdiri dengan tepat tidak mengalihkan perhatian pendengar. Siswa yang lebih tua ikut serta dalam pembagian kegiatan berbicara di depan teman sekelas. Tahap perencanaan sangat penting untuk mensukseskan sebuah presentasi. Siswa lain akan mendengarkan dengan baik dengan perhatian, bertanya, dan menanggapi pada bicara nonverbal. Setelah bicara pendengar akan bertanya untuk memperjelas dan memperluas coment pembicara.
3.2.c    Menilai pertunujan dan presentasi.
Siswa dapat diskusi dengan efektif pada presentasi mereka menggunakan petunjuk. Petunjuk dapat diubah ke dalam  cek list keduanya, pembicara dan pendengar dapat melengkapai masing-masing presentasi. Melalui cek list dan diskusi siswa belajar memberi presentasi yang menarik dan percaya diri didepan kelompok.
Pertunjukan dan bicara dapat berubah menjadi tipe informal dari laporan lisan untuk tingkat menengah siswa. Ketika metode ini digunakan secara efektif siswa yang lebih tua mendapat nilai dari latihan bicara dalam informal atau keadaan tidak tekondisi. Contohnya memulai aktivitas berbagi, siswa berbicara tentang koleksi gigi hiu, sebuah  program dari Ice  Capades Show. Baru-baru ini ditemukan kulit ular, atao tangkapan dari liburan di yellowstone. Pertunjukkan dan berbicara pada presentasi dapat memimpin drama informal, membaca, dan menulis aktivitas. Seorang siswa mungkin akan menari ingat yellowstone pada peta. Ketiga siswa akan menulis tentang koleksi hadiah gigi hiu dan bagaimana itu dikumpulkan. Pengalaman lebih dari latihan isan membantu siswa bersiap untuk aktivitas bahasa yang lain.
3.3 Laporan Lisan
                 Mempelajari bagaimana menyiapkan dan menampilkan laporan lisan adalah kegiatan bicara bertujuan yang penting untuk guru kelas menengah dan kelas tinggi. Tapi siswa sering ditugakan untuk memberi laporan lisan tanpa ada petunjuk tentang bagaimana menyiapkan. Banyak siswa dengan mudah meniru laporan dari ensiklopedi dan mereka membaca itu. Hasilnya adalah bahwa siswa belajar dan takut berbicara didepan kelompok bukannya membangun kepercayaan diri pada kemampuan biaca lisan.
            Kita akan fokus pada langkah mengajarkan anak bagaimana menyiapkan dan menampilkan dua tipe laporan lisan. Tipe pertama termasuk laporan pengetahuan sosial atau topik ilmu seperti native amerika, sistem tata surya di canada. Kedua temasuk tipe berbicara tentang buku review atau tayangan tv dan film. Lapora lisan memiliki fungsi bahasa asli, untuk memberi informasi atau pengaruh dan mereka sering melakukan seperti proyek selama dalam tema. .
Laporan informasi Siswa menyediakan dan memberi laporan tentang topik yang mereka pelajari dalam pengetahuan sosial dan ilmu. Memberi sebuah laporan dengan lisan membantu siswa untuk belajar tentang topik dalam area khusus serta pengembangan kemampuan berbicara mereka. Siswa membutuhkan banyak latihan untuk menyiapkan laporan untuk ditampilkan waktu tertentu, mereka perlu belajar bagaimana menyiapkan dan menampilkan laporan penelitian. Empat tahap dalam menyiapkan laporan adalah memilih topik, mengumpulkan informasi, mengorganisasi informasi, dan membuat presentasi.
Langkah demi langkah
1.      Memilih topik
Kelas dimulai dengan memilih topik untuk laporan. Contohnya jika kelas 2 mempelajari tubuh manusia, masing-masing siswa mungkin memilih bagian yang berbeda dari tubuh yang untuk dilaporkan. Setelah siswa memilih topik mereka, mereka membutuhkan persediaan atau berpikir lebihapa mereka tahu tentang topik dan memutuskan apakah mereka butuh untuk mempelajari tentang itu. Mereka dapat belajar untuk fokus pada poin kunci untuk laporan mereka dalam beberapa cara. Strategi satu, adalah menciptakan kelompokdengan topik tertulis dan lingkarandi dalam tengah-tengah kertas. Poin kunci dijabarkan dari topik seperti sinar dari matahari. Siswa menulis rincian dalam cabang dari masing-masing ide pokok.
Strategi yang lain adalah chart data, dimana guru menyediakan sebuah lis chart dengan 3 atau lebih poin kunci untuk memandu siswa agar mendapat informasi untuk laporan mereka. Gambar 4-6 menunjukkan sebuah kelompokdan chart data untuk laporan bagian tubuh manusia.Strategi ketiga adalah saling bertukar pikiranide agar mungkin poin kunci oleh menjawab pertanyaan tentang topik pendahuluandengan who, when, why, where,  what, and how. Tingkat kesulitan dari poin kunci tergantung dari usia anak dan pengalamannya.   

2.       Mengumpulkan  dan mengorganisasi informasi
Siswa mengumpulkan informasi menggunakan sebuah variasi bahan referensi, , termasuk tapi tidak dibatasi buku informasi, majalah, surat kabar,  ensiklopedia adalah ketersediaan sumber tapi mereka hanya sebagai sumber dan referensi material lainnya yang harus memenuhi. Selain itu, untuk mencetak sumber ,  siswa dapat melihat deretan foto dalam film dan videotape dan dapat mewawancarai orang dalam komunitas yang memiliki keahlian khusus pada topik bgai siswa yang memiliki pengalaman yang tebatas terhadap informasi lokasi di perpustakaan, perjalanan kelas ke perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum mengumpulkan referensi material yang bermanfaat.
Awalnya mengorganisasi- memutuskan poin kunci- melengkapi langkah pertama dan memberi arahan tentang pengumpulan informasi. Sekarang siswa melihat kembali informasi yang telah dikumpulkan dan memutuskan bagaimana menampilkan yang terbaik sehingga laporan akan menarik dan terorganisasi dengan baik. Siswa dapat memindahkan catatan yang akan digunakan untuk laporan mereka dari kelompok atau tabel data kartu catatan. Hanya kata kunci bukan kalimat atau paragrap akan tertulis pada kartu.
3.      Membuat visual
Siswa mungkin juga mengembangkan visualnya seperti , diagram, peta, gambar, model, dan garis waktu. Contohnya kelas 2 yang memberikan laporan pada bagian tubuh menggambar dan tanah liat model bagian dan menggunakan kerangka yang besar gantungan di dalam ruang kelas untuk menunjukkan tempat dari organ dalam tubuh. Visual menyediakan “penopang” untuk pembicara dan menambah unsur yang menarik bagi pendengar.
4.      Memberi presentasi
Langkah terakhir adalah latihan dan kemudian memberi presentasi. Siswa dapat berlatih selama beberapa waktu dengan meninjau kembali poin kunci dan membaca lagi kartu. Siswa mungkin akan memilih khususnya yang fakta menarik untuk memulai presentasi.
Sebelum presentasi dimulai, guru mengajarkan  sedikit karakteristik tentang presentasi yang berhasil. Contohnya, pembicara akan berbicara cukup keras agar semua bisa mendengar, melihat semua audien, tetap pada poin kunci, artinya kartu catatan sangat penting  dan menggunakan visual mereka.
Siswa biasanya audien dari laporan lisan, dan anggota audien memiliki tanggungjaawab. Mereka akan memperhatikan , mendengarkan pembicara, menjawab pertanyaan, dan bertepuk tangan untuk pembicara. Biasanya siswa memberi presentasi untuk seluruh kelas, tapi itu mungkin untuk membagi kelas menjadi beberapa kelompok sehingga siswa bisa menampilkan laporan pada masing-masing kelompok secara bersamaan.
Guru dapat menilai laporan lisan siswa sesuai langkah-langkah perkembangan laporan  serta mempresentasikan laporan mereka di depan kelas. Siswa juga dapat menilai presentasi mereka sendiri, mempertimbangkan masing-masing langkah yang melibatkan dalam perkembangan lapora lisan. Poin ini mungkin digunakan dalam perkembangan penilaian melalui cek list:
Apakah kamu memilih topik yang sempit?
Apakah kamu mengumpulkan dan mengorganisasi informasi pada cluster atau data chart?
Apakah kamu mempersiapkan chart dan visual lain digunakan dalam presentasi?
 Apakah kamu melakukan latihan presentasi?
Siswa dapat juga merefleksi presentasi dan merespon pertanyaan.
Apakah kamu menampilkan laporan sesuai yang kamu rencanakan?
Apakah kamu bicara cukup keras sehingga bisa didengar?
Apakah kamu dapat melihat audien?
Apakah kamu dapat menggunakan visual?
Apakah kamu membuat poin kunci?
Bagaimana audien menanggapi presentasimu?
Apa yang paling kamu nikmatidari presentasimu?
Apakah yang akan kamu rubah atau lakukan dengan berbeda saat kamu memberikan laporan yang lain?
Buku bicara dan ulasan yang lain Siswa memberikan laporan lisan untuk mengulas buku yang telah dibaca atau pertunjukkan televisi dan film yang mereka tonton. Itu buku yang berbicara dan ulasan adalah salah satu tipe proyek siswa membuat pada unit fokus literatur, membaca lokakarya, dan lingkaran tema. Langkah-langkah dalam menyiapkan dan mempertunjukkan ulasan adalah mirip dengan melaporkan informasi berikut ini:
Langkah demi langkah
Mengumpulkan  informasi. Siswa memilih informasi untuk laporan, termasuk ringkasan singkat dari pilihan dan informasi bibiliografi; membandingkan dengan pilihan lainnya. (dengan tema yang mirip, menulis dengan autor yang sama, memulai dengan aktor yang sama) kekuatan dan kelemahan dan opini dan kritik. Mereka juga memilih a brief axcerpt dari buku untuk dibaca atau an excertp dari vidio tape untuk ditampilkan.
mengorganisasi informasi.  Siswa merekam dan mengorganisasi informasi pada sebuah cluster dan mereka meniru kata kunci untuk notecards.
Menciptakan visual. Siswa menciptakan penopang untuk pertunjukkan selama meninjau kembali. Siswa mungkin menunjukkan buku yang membicarakan atau menawarkan film. Atau mereka mungkin membawa objek dari rumah utuk membagi atau menopang tanah liat atau bahan lainnya.
Memberikan presentasi siswa dengan sebentar berlatih untuk melihat kembali dan mereka memberi presentasi merujuk pada notecard tapi tidak membaca nya dan membagi ganjalan.
3.4 Interview
Hampir semua siswa melihat acara tv pada program berita dan familiar terhadap teknik penyampaian laporan wawancara. Wawancara adalah sesuatu yang menarik. Aktivitas komunikasi kehidupan nyata yang membantu siswa memperbaiki kemampuan bertanya dan mempraktekan keempat model keterampilan bahasa. Mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Mewawancara adalah alat bahasa yang penting yang dapat diterapkan secara efektif pada siklus mereka. Kelas utama siswa, sebagai contoh dapat mewawancarai komunitas pembantu sebagai bagian dari komunitas mereka. Dan siswa yang lebih tua dapat mewawancara waktu yang lama pada suatu pemukiman tentang cerita sejarah daerah tersebut.  Siswa dapat juga mewawancara orang yang tinggal jauh penulis favorit, pembuat undang-undang atau atlit olimpiade, menggunakan jarak jauh yaitu telepon.
Salah satu cara untuk mengenalkan wawancara adalah dengan melihat wawancara yang dilakukan pada tv oleh penyiar dan mendiskusikan tujuan wawancara, apa yang dilakukan sebelum dan sesudah, dan menulis pertanyaan yang ditanyakan. Pewawancara menggunakan beberapa macam pertanyaan, memperoleh fakta dan beberapa pendapat tapi semua pertanyaa buka tutup. Jarang melakukan wawancara dengan pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak.
Langkah-langkah dalam melakukan wawancara: mewawancara melibatkan lebih dari sekedar wawancara aktual. Ada tiga langkah dalam proses wawancara:
Langkah dalam melakukan wawancara:
1.      Perencanaa : pada tahap perencanaan, siswa menyusun pertanyaan untuk wawancara dan bertukar pikiran pertanyaan yang akan dijawab oleh narasumber.
2.      Wawancara aktual: tahap kedua adalah melakukan wawancara aktual. Siswa menyapa orang yang akan diwawancara dan melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan.
3.      Membagikan hasil: siswa membagikan hasil wawancara denga beberapa cara. Bisa dengan laporan lisan, menulis sebuah laporan atau artikel surat kabar, atau membuat poster.
Topik untuk wawancara: siswa dapat melakukan: Wawancara dengan anggota keluarga dan anggota lainnya dalam suatu kolompok dalam satu jenis topik. Cooper’s Who Put the Cannon in the Courthouse Square? A guide to Uncovering the Past (1985) ang Weitzman’s My Backyard History Book (1975) adalah buku yang luar biasa untuk digunakan siswa dalam merencanakan sebuah komunitas pyoyek sejarah. Siswa bekerja sendiri-sendiri atau dalam kelompok keciluntuk mewawncarai penduduk lama tentang komunitas sejarah, tumbuh, dan berganti, mode pakaian, transportasi, komunikasi, tipe kerja, dan cara untuk bersenang-senang. Setelah mengumpulkan informasi melalui wawancara, mereka menulis laporan yang akan diterbitkan di dalam kelas atau surat kabar atau buku.
Penilaian wawancara siswa: guru menilai wawancara siswa dengan mengecek tahap-tahap yang siswa ikuti dalam proses wawancara dan memeriksa kualitas dari hasil akhir. Demikian pula, siswa dapat menilai diri mereka sendiri dalam menggunakan proses wawancara dan laporan mereka.
3.5  Debat
Debat sangat berguna saat seluruh kelas gempar oleh isu atau masalah dan semua siswa akan mendukung atau menentang. Sebagai partisipan dalam debat siswa belajar menggunakan bahasa untuk mempengaruhi teman kelas mereka dan panadai  menyampaikan sudur pandang mereka. Ada dua tipe debat, yaitu:
1.      Impromptu Debat
Kelas menentukan sebuah isu atau masalah, menjelaskannya, dan mengenali posisi pendukung atau penentang isu. Siswa yang mendukung berpindah ke salah satu sisi ruangan untuk para pendukung, dan yang menentang akan berada di sisi yang lain. Siswa yang tidak mendukung atau menentang berada ditengah-tengah.


2.      Formal Debat
Kebanyakan debat formal ini untuk siswa kelas tinggi. Debat mengambil bentuk argumen antara sisi yang berlawanan dari proposisi. Proposisi adalah subyek debat yang dapat didiskusikan dari pandangan penentang. Contoh: berputar , bahwa siswa harus memiliki peran dalam menetapkan standar perilaku di kelas dan dalam mendisiplinkan para siswa yang mengganggu kelas.
Setelah proposisi ditetapkan, tim yang terdiri dari tiga atau empat orang dirancang untuk mendukung (tim afirmatif)  atau melawan (tim negatif) itu.
Tergantung pada nomor undian yang diperoleh masing-masing tim:
a.  pertama dan ketiga menyatakan mendukung proposisi
b. kedua dan keempat menyatakan menolak proposisi
c.  Pernyataan sanggahan pertama dan ketiga dibuat oleh tim afirmatif
d.  Pernyataan sanggahan kedua dan keempat dibuat oleh tim negatif
 
4.      AKTIVITAS DRAMATIKAL
Drama menyediakan sebuah media untuk siswa dalam menggunakan bahasa, keduanya verbal dan nonverbal, dalam konteks yang penuh makna. Drama tidak hanya sebuah bentuk yang kuat dari komunikasi tapi juga sebuah nilai cara untuk mengetahui. Saat siswa ikut serta dalam aktitas drama, mereka berinteraksi dengan teman satu kelas, berbagi pengalaman, dan mengeksplorasi pengetahuan mereka sendiri. Menurut Dorothy Heathcote yang diakui sebagai guru drama di Inggris, drama “crack the code” sehingga pesan itu dapat dipahami (Wagner, 1976). Drama memiliki kekuatan karena melibatkan dua hal yaitu berfikir otak kiri dan kreatif, berfikir otak kanan; itu membutuhkan pengalaman aktif (dasar, yang pertama, cara untuk belajar). Dan itu mengintegrasikan empat metode dalam bahasa. Penelitian terbaru mengatakan bahwa drama memiliki efek yang positif pada kedua perkembangan bahasa lisan ; dan pembelajaran keaksaraan.
            Banyak aktivitas drama yang siswa sd ikuti pada informal dan spontan. Drama yang bersifat formal membutuhkan latihan yang intensif  karena dipertunjukkan untuk orang-orang. Drama ini tidak memaksa siswa untuk spontan dan improvisasi. Yang lain melibatkan latihan dan disajikan untuk audience. lagi dan lagi pendidik mengingatkan bahwa kegiatan drama harus bersifat informal selama tahun-tahun sekolah dasar.
 
 
4.1  Bermain Peran
Siswa berasumsi peran menjadi orang lain itu seperti memainkan cerita sejarah. Melalui bermain peran siswa menjadi seseorang yang lain dan melihat dunia luar dengan pandangan yang berbeda. Kegiatan bermain peran biasanya bersifat informal. Siswa berasumsi peran atau berperilaku sesuai yang guru narasikan.
4.1.a  Di unit fukos literatur 
siswa memainkan cerita selama fokus literatur. Aktivitas itu bisa dilakukan saat siswa sedang membaca, setelah membaca, atau sebagai proyek. Guru menggunakan bermain peran dalam menekankan poin kunci cerita dan  menjelaskan kesalahpahaman. Guru menggunakan bermain peran untuk meninjau ulang dan merangkai peritiwa dalam cerita dan membangun konsep pada siswa. 
David Booth (Kukla, 1987) merekomendasikan bahwa siswa mengeksplorasi isu atau masalah dan makna yang dalam dari cerita melalui darama. Siswa ikut serta dalam cerita dan mengeksplorasi keadaan yang berbeda dari kehidupannya sendiri.  Setelah bermain peran, kelompok datang bersama untuk mambagi pengalaman mereka. Setelah beraktifitas siswa merefleksikan cerita, menjadikan lebih dapat diingat mealui drama. 
4.1.b. dalam lingkaran tema 
Bermain peran dalam lingkaran tema adalah dirancang untuk membantu siswa menemukan ide tentang bagaimana mengatasi masalah dalam kehidupan nyata dan mengerti sejarah dan saat peristiwa terjadi. Siswa berasumsi peran sebagai orang lain bukanlah peran dalam cerita melainkan peran sebagai orang dalam masyarakat dan mensimulasikan peristiwa yang sedang dipelajari. 
Heatcote telah mengembangkan inovasi pendekatan bermain peran untuk membantu pengalaman siswa dan lebih mengerti peristiwa sejarah. Melalui proses funneling. Dia memilih fokus drama dari topik yang umum. 
4.2 Wayang dan Properti Lainnya
Siswa membuat karakter dengan wayang. Siswa berbicara dlam dua suara yang berbeda karakter dan melibatkan karakter dalam peristiwa dari cerita. Siswa dapat membuat pertunjukkan wayang dengan kesenian wayang atau meeka dapat membangun sendiri. Saat siswa membuat wayang mereka sendiri, batasnya adalah imajinasi mereka, kemampuan mereka untuk membangunnya dan bahan pembuatnya. Wayang juga digunakan bagi siswa yang malu. Wayang dapat digunakan tidak hanya pada drama saja tetapi juga novel. 
Wayang sederhana memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangakan keduanya, kreatif dan kemampuan drama. Macam-macam wayang:
a.      Stick Puppets 
b.      Paper Bag Puppets 
c.      Cylinder Puppets
d.     Sock Puppets
e.      Cup Puppets 
f.       Paper Plate Puppets
g.      Finger Puppets
h.      Cloth Puppets

 
 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 
 
 

 
 
 


                                                                                 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Contoh macam-macam wayang
 
4.3  Naskah dan Produksi Teater
Naskah adalah sebuah bahasa tulis yang unik yang siswa SD butuhkan untuk dieksplorasi. Naskah selalu berkembang menjadi bermain peran dan bercerita/mendongeng. Siswa segera mengenali apa yang dibutuhkan untuk menulis catatan saat mereka menyiapkan permainan, pertunjukkan wayang, teater dibacakan, dan produksi drama lainnya. 
a.       Naskah yang dimainkan
Siswa dalam menulis naskah menambahkan struktur yang unik untuk drama yang ditulis. Siswa mulai mengetes naskah. Ini sangat efektif untuk membandingkan narasi dan versi naskah pada cerita yang sama. Siswa mendiskusikan pengamatan mereka dan menyatukan karakteristik unik dari naskah. Dan kelas tinggi menyatukannya dengan daftar yang unik.
·     Siswa membagi dua “fakta” dan tindakan
·     Naskah memiliki bagian: karakter, setting tempat, 
·     Arahan
·     Dialog
·     Dialog diikuti tindakan
·     Menggambarkan dan informasi lainnyayang ditata
·     Pengarah panggung memberi informasi
·     Dialog ditulis dengan cara khusus 
Langkah berikutnya adalah siswa harus menunjukkan apa yang pelajari tentang naskah yang ditulis anggota kelas atau kelompok naskah. Seorang siswa sadar akan konvensi drama dan memiliki partisipasi dalam menulis kolaborasi naskah. Mereka dapat menulis naskah secara individu atau kelompok kecil.
b.      Naskah yang difilmkan atau di videokan
Siswa menggunakn pendekatan yang mirip dalam menulis naskah yang akan difilmkan atau divideokan, tapi mereka harus mempertimbangkan komponen visual. Seperti video kamera atau sistem pemutaran VCR menjadi peralatan umum di SD. 














1 komentar:

  1. *Tenda Roder / Tenda Hanggar / Tenda Dome dengan bahan Tiang alumunium, Dinding dan Atap PVC (PVC atap 850gr Blackout, Pvc dinding 550gr Blackout).


    Tenda Roder senidiri biasa di gunakan sebagai:
    -Tenda vaksinasi
    -Tenda semi permanen
    -Tenda gudang pabrik
    -Tenda darurat Rumah sakit
    -Posko Pengungsian
    -Tenda Peresmian
    -Tenda Pameran
    -Tenda Gudang, dan masihbanyak fungsi lainnya


    Tenda Roder sendiri memiliki beberapa bentangan yaitu bentangan 10, 15, dan 20. untuk panjangnya sendiri terhitung dari kelipatan 5 (cth: 5, 10, 15, 20 dst)


    *Tenda Transparan
    Tenda transparan itu memiliki kesan yang elegan karena bisa menampilkan suasana luar tenda dan sinar matahari atau pun binar binar luar tenda di malam hari, Tenda Transparan biasanya digunakan untuk:
    -Acara Wedding
    -Acara birthday party
    -Acara pesta malam
    -Event food frestival
    -Mini konser
    -Private Party dan masih banyak lagi kegunaannya.


    *Tenda Kerucut / Tenda Sarnafil
    Tenda ini biasanya digunakan untuk:

    -Event outdor / pameran
    -Tenda promosi
    -Tenda jualan
    -Tenda pameran
    -Tenda event / frestival
    -Posko pengamanan covid
    -Posko Polisi sementara
    -Posko darurat Rumah Sakit
    -Ruangan darurat rumah Sakit dan masih banyak kegunaan lainnya.

    Tenda kerucut dapat menutup sempurna untuk menghindari panas matahari langsung ataupun air hujan, untuk ukuran tenda yang biasa di gunakan beberapa macam yaitu 3x3m, 5x5m, dan 10x10m.

    *Tenda Membrane
    Tenda Membran sendiri memiliki kesan yang Elegan dan kokoh, makannya tenda ini sangat cocok sekali untuk di gunakan sebagai:
    -Atap Cafe
    -Atap Restoran
    -Atap Loby Hotel
    -Atap Lapangan Sepak bola
    -Atap Hall
    -Atap JPO
    -Atap stadion
    -Atap aula dan masih banyak lagi fungsi lainnya




    untuk Jasa penyewaan sendiri kami dapat melayani untuk daerah JABODETABEK dan sekitarnya


    untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi kami di:

    No.wa : 081977000899 / 081112300319 / 081112520816

    Alamat: Taman Ubud Cendana 1 No.19 Lippo Village, Tangerang Banten


    TENDA RODER, TENDA TRANSPARAN, TENDA KERUCUT, TENDA SARNAFIL, TENDA VAKSINASI, TENDA MEMBRAN, TENDA CAFE, TENDA HOTEL, TENDA LAPANGAN BOLA, TENDA DARURAT RUMAH SAKIT, POSKO PENGUNGSIAN, BILIK DESINFEKTAN, PISKO PENGANAMANAN COVID, RUANGAN DARURAT RUMAH SAKIT.


    #TENDAVAKSINASI #TENDAEVENT #TENDAWEDDING #TENDABAZAR #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL#POSKOPENGUNGSIAN #BILIKDESINFEKTAN #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #FRESTIFALMUSIK #KONSERMUSIK #KONSER #JAKARTA #BANDUNG #KARAWANG #JAWATIMUR #JAWABARAT #JAWA TENGAH #SURABAYA #KALIMANTAN #PISKOPENGANAMANANCOVID #RUANGANDARURATRUMAH SAKIT
    #TENDAVAKSINASI #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL #TENDASERBAGUNA #TENDADRIVETHRU #TENDAVAKSIN #TENDAPEMAKAMAN #TENDA MEMBRAN #TENDA CAFE #OODFRESRIFAL #KONSERMUSIK #FRESTIFALSENI #EVENTORGENAIZER #ACARAMUSIK #KONSERSENI #BOOTHPAMERAN #STANDPAMERAN #EVENTPAMERAN #TENDAPAMERAN #TENDAEVENT #TENDAKONSER #TENDABESAR #SEWATENDA #SEWATENDAKERUCUT #SEWATENDASARNAFIL #SEWATENDARODER #SEWATENDATRANSPARAN #SEWATENDAWEDDING #SEWATENDAUPACARA #SEWATENDAFOODFRESTIVAL #TENDAMURAH #TENDATERLENGJAP #VENDORTERPERCAYA #VENDORTERMURAH #TENDAMURAH #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #TENDARUMAHSAKIT #TENDASERBAGUNA #TENDASEMIPERMANEN #TENDAEVENT #TENDAPAMERAN #TENDAKECIL #TENDASIRCUIT #TENDAARENABALAP #SEWATENDASIRCUIT #SEWATENDAAREABALAP #SEWATENDAUNTUKMOTORGP #SEWATENDAEVENT #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #TENDAKERUCUT #TENDA SARNAFIL #TENDATERLARIS #TENDATERMURAH #TENDAMURAH #TENDALARIS #TEND3X3M #TENDASARNAFIL3X3M #TENDAKERUCUT3X3M #TENDASARNAFIL5X5M #TENDASARNAFIL4X4M #TENDASARNAFILMURAH #PRODUSENTENDA #PRODUSENTENDASARNAFIL #JUALRANGKATENDA


    https://www.tendaroderindonesia.com/

    https://shopee.co.id/pasaronlinetangerang

    https://shopee.co.id/dewi.melansari

    https://www.tokopedia.com/meylans

    https://www.facebook.com/profile.php?id=100055894358161

    https://www.instagram.com/juragantendaofficial/

    https://wordpress.com/home/juragantendaofficial.wordpress.com

    https://twitter.com/IndonesiaRoder

    BalasHapus