Senin, 02 Maret 2015

Pembelajaran kosakata


MENCERMATI KATA
(LOOKING CLOSELY AT WORDS)

A.    Pendahuluan
Hanya sedikit siswa yang tertarik dalam belajar tentang kata. Penelitian baru menunjukkan bahwa paling baik siswa belajar kata melalui arti, sebuah pendekatan aktivitas. Sebagaimana mereka menulis tanggapan dalam jurnal, membicarakan tentang buku-buku yang pernah mereka baca, dan membangun rangkaian dan grafik dalam satu siklus tema, siswa belajar untuk memelihara tentang arti kata dan bagaimana cara memilih kata terbaik untuk mengekspresikan ide. Makalah ini akan membahas tentang bagaimana menambahkan kata baru untuk membentuk kosa kata.
Pembelajaran tentang kata adalah bagaimana cara memilih salah satu kata yang benar untuk mengungkapkan arti yang Anda maksud. Kosa kata tidak hanya mengkode atau mengidentifikasi kata tetapi lebih fokus pada maknanya. Memilih kata terbaik untuk mengungkapkan makna adalah hal yang penting untuk semua pengguna bahasa. Ketika kita mendengar dan membaca, kita harus memahami makna dari apa yang dimaksudkan oleh orang lain. Ketika kita berbicara dan menulis, kita harus memilih kata yang tepat sehingga orang yang mendengar atau membaca memahami pesan kita.
Words are the meaning-bearing units of language. Kata adalah unit makna-hubungan dalam berbahasa. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yg diucapkan atau dituliskan yg merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Tiga perempat dari satu juta kata dalam bahasa inggris, kebanyakan orang hanya menggunakan sekitar 20.000, dan sebagian besar kata yang biasa kita gunakan berasal dari tubuh yaitu sekitar 5.000 sampai 7.000 kata. Kata-kata yang kita kuasai sangat terbatas. Kita menggunakan kata secara overlapping, tetapi terpisah pada kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis kosakata. Misalnya, mengenal kata obfuscate ketika mendengarkan atau membaca, tetapi lebih sedikit dari kita menggunakannya untuk berbicara atau menulis. Karena berbagai alasan, kosa kata kita dalam membaca dan mendengar lebih luas daripada kosakata berbicara dan menulis. Kita mungkin takut salah mengucapkan atau salah mengeja suatu kata, atau mungkin kita takut apa yang dipikirkan teman-teman kita jika kita menggunakan kata dalam percakapan. Kata-kata yang kita gunakan memberi ciri kepada kita dalam beberapa cara: dengan pilihankata-kata kita, berdasarkan pengucapan kita, dan dengan cara merangkai kata-kata dalam sebuah kalimat.
Kata-kata dalam kosakata pribadi kita mencerminkan berbagai tingkat pengetahuan kata. Klein (1988) membagi kosakata pribadi kita, yang dia sebut "kamus," menjadi tiga tingkatan:
1.      Kamus kepemilikan untuk kata  yang sudah kita tahu dan berkompeten;
2.      Kamus tingkat menengah, yang dapat diakses dengan bantuan kontekstual; dan
3.      Kamus tingkat rendah, yang terdiri dari kata-kata yang sedikit kita tahu dan ketika digunakan dapat membuat sebuah kesalahan.
Kita memiliki masing-masing tiga tingkat kamus di kepala kita, dan ketika kita belajar kata baru, biasanya kata masuk dalam kamus tingkat rendah maupun tingkat menengah. Setelah mandapatkan tambahan pengalaman atau instruksi, kata tersebut akan ditransfer ke dalam kamus kepemilikan.

B.     SEJARAH BAHASA INGGRIS
Memahami sejarah Bahasa Inggris dan bagaimana kata-kata masuk ke dalam bahasa mempunyai kontribusi besar untuk memahami kata-kata dan artinya. Bahasa Inggris adalah bahasa bersejarah, dan fakta ini menjelaskan arti kata dan beberapa pengejaan yang tidak konsisten. Inggris memiliki berbagai kata-kata untuk sebuah konsep tunggal, dan sejarah Inggris pada umumnya dan etimologi kata khususnya menjelaskan duplikasi yang jelas. Perhatikan kata-kata yang berhubungan dengan air: aquatic, hydrant, aquamarine, waterfall, hydroelectric, watercress, watery, aquarium, waterproof, hydraulic, aqualung, and hydrogen. Kata-kata ini memiliki satu dari tiga akar kata yang masing-masing berarti air: water adalah Bahasa Inggris, sedangkan aqua adalah Bahasa Latin dan hydro adalah Bahasa Yunani. Akar kata yang  digunakan tergantung pada orang yang menciptakan kata, tujuan dari kata, dan ketika kata masuk dalam Bahasa Inggris.
Perkembangan Bahasa Inggris dibagi menjadi tiga periode yaitu Bahasa Inggris kuno, Bahasa Inggris tengah, dan Bahasa Inggris modern. Awal dan akhir dari masing-masing periode ini ditandai dengan peristiwa penting, seperti invasi atau penemuan.
1.      Old English/Bahasa Inggris Kuno (450-1100)
Sejarah mencatat dari bahasa Inggris dimulai pada tahun 449, ketika suku-suku Jerman, termasuk Angles dan Saxon, menyerbu Inggris. Bahasa Inggris dimulai dengan pembauran dialek yang dituturkan oleh Angles, Saxon, dan suku-suku Jerman lainnya di Inggris. Banyak orang beranggapan bahwa bahasa Inggris didasarkan pada Latin, tetapi memiliki akar Bahasa Jerman dan dibawa ke Inggris oleh penjajah ini. Meskipun 85% kata dari bahasa Inggris kuno tidak lagi digunakan, banyak kata-kata sehari-hari tetap digunakan (misalnya, child, foot, hand, house, man, mother, old, and sun).
Bahasa Inggris Kuno memiliki beberapa pinjaman kata (kata-kata dipinjam dari bahasa lain dan dimasukkan ke dalam bahasa Inggris). Melalui kontak dengan budaya lain, kata-kata asing mulai tersimpan ke dalam penyimpanan kata yang didominasi Jerman. Kata-kata yang dipinjam berasal dari dua sumber utama: Romans dan Vikings. Sejumlah kata-kata itu dipinjam dari Latin dan dimasukkan ke dalam bahasa Inggris. Dalam banyak hal, bahasa Inggris Kuno lebih seperti bahasa Jerman modern daripada Bahasa Inggris Modern.

2.      Middle English/Bahasa Inggris Tengah (1100-1500)
Sebuah peristiwa yang terjadi tahun 1066 yaitu penaklukan Norman, mengubah penggunaannya Bahasa Inggris kuno menjadi Bahasa Inggris tengahPeriode Inggris Tengah adalah salah satu perubahan yang luar biasa. Sebagian besar kosakata Inggris Kuno hilang. 10,000 kata-kata Perancis yang ditambahkan kebahasa, mencerminkan dampak Norman pada kehidupan dan masyarakat Inggris. Didalamnya termasuk kata-kata militer (soldier, victory), kata-kata politik (government, princess), kata kesehatan (physician, surgeon), dan kata-kata yang terkait bidang seni (comedy, music, poet).
Selama periode ini ada penurunan yang signifikan dalam penggunaan infleksi atau akhiran kata. Banyak kata kerja tak beraturan yang hilang, tetapi dikembangkan bentuk regular past dan past participle (seperti, climb, talk), meskipun Bahasa Inggris Modern masih mempertahankan beberapa kata kerja tidak teratur (misalnya, sing, fly). Seribu -s dipakai menjadi penanda jamak, meskipun penanda jamak Inggris Kuno -en digunakan dalam beberapa kata; kata ini tetap berada dalam beberapa bentuk jamak, seperti children.

3.      Modern English/Bahasa Inggris Modern (1100-1500)
Periode Bahasa Inggris Modern tidak ditandai dengan penyerangan atau peristiwa politik, tetapi oleh perkembangan media cetak dan kemajuan luar biasa dalam eksplorasi, kolonisasi, dan perdagangan dengan negara-negara di seluruh dunia. Pengenalan mesin cetak di Inggris oleh William Caxton pada tahun 7.476 menandai  poin pemisah antara Periode Inggris tengah dan modern. Mesin cetak adalah kekuatan dalam standardisasi ejaan bahasa Inggris, serta cara praktis untuk meningkatkan jumlah orang yang membaca buku-buku. Sampai penemuan mesin cetak, ejaan Inggris terus berkembang dalam pengucapan. Mesin cetak disajikan untuk membakukan dan memperbaiki ejaan, dan ketertinggalan antara pengucapan dan ejaan yang mulai melebar. Peningkatan luar biasa dalam eksplorasi, kolonisasi, dan perdagangan dengan berbagai negara di belahan dunia menghasilkan macam-macam pinjaman kata dari lebih dari 50 bahasa. Pinjaman yang diterima termasuk alcohol (Arab), chocolate (Perancis), Cookie (Belanda), czar (Rusia), hallelujah (Ibrani), hurricane (Spanyol), kindergarten (Jerman), smorgasbord (Swedia), tycoon (Cina), dan violin (ltalia).

C.    Belajar Tentang Sejarah Kata
Sumber informasi terbaik tentang sejarah kata adalah kamus lengkap yang menyediakan informasi etimologis dasar tentang kata-kata: peminjaman kata dari bahasa lain, bentuk kata dalam bahasa itu atau
representasi dari kata dalam alfabet kita, dan makna asli dari
kata. Etimologi diapit oleh kurung persegi dan mungkin muncul di
awal atau akhir dari sebuah catatan. Mereka ditulis dalam bentuk singkatan untuk menghemat ruang, dan mereka menggunakan singkatan untuk nama bahasa seperti Ar untuk bahasa Arab dan L untuk bahasa latin. Kita akan melihat tiga etimologi untuk kata-kata yang berasal dari
sumber yang sangat berbeda: raja, kimono dan termometer. Setiap etimologi berasal dari The Random House Dictionary of The English Language (Flexner, 1987). Kami akan menerjemahkan dan menjelaskan setiap etimologi menggunakan proses yang kita sebut
ekstrapolasi. Misalnya kata king:
King [bef. 900; ME, OE cyng]
Ekstrapolasi: Kata king dalam Inggris kuno awalnya dieja cyng. lni
digunakan dalam bahasa Inggris sebelum tahun 900. Pada periode Inggris Pertengahan ejaan diubah menjadi bentuk yang sekarang.

D.    Kata dan Artinya
Kosakata siswa tumbuh pada laju sekitar 3.000 kata per tahun (Nagy & Herman, 1985). Melalui unit fokus literatur dan siklus tema, percobaan siswa dengan kata-kata dan konsep, dan pengetahuan mereka tentang kata-kata dan menumbuhkan makna. Anak-anak menganggap bahwa setiap kata hanya memiliki satu arti, dan kata-kata yang terdengar sama, seperti son (anak laki-laki) dan sun (matahari), membingungkan untuk mereka. Melalui pengalaman yang berkelanjutan dengan bahasa, siswa menjadi lebih pintar memahami kata-kata dan makna literal serta kiasan. Selama siswa ada di tingkat SD, siswa belajar tentang kata-kata dan tingkatan kata, kata-kata yang berarti sama dan lawan kata, kata-kata yang terdengar sama, kata-kata dengan beberapa arti, bahasa kiasan idiom, dan bagaimana kata-kata dipinjam dari bahasa di seluruh dunia. Mereka juga belajar tentang bagaimana kata diciptakan dan senang bermain dengan kata-kata (Tompkins, 1994).
1.      Root Word (Akar Kata) dan Afiks (Imbuhan)
Root word atau akar kata adalah sebuah morfem, bagian dasar dari sebuah kata yang akan ditambahkan afiks (imbuhan). Banyak kata-kata yang dikembangkan dari akar kata tunggal; misalnya, Kata bahasa Nusantara ina (ibu) dalam banyak bahasa masih berupa ina juga tapi dalam bahasa Batak berupa inang, dalam bahasa Indonesia berupa inang (“inang pengasuh=wanita pengasuh) dan dalam bahasa Aceh berupa inong (perempuan) dengan penggantian /a/ menjadi /o/.
Beberapa akar kata adalah kata-kata utuh, dan yang lain adalah bagian dari kata. Beberapa akar kata telah menjadi morfem bebas dan dapat digunakan sebagai kata yang terpisah tetapi ada juga yang tidak dapat digunakan sebagai kata yang terpisah.
Siswa dapat menyusun daftar kata-kata yang dikembangkan dari akar kata dan mereka dapat menarik rangkaian akar kata untuk menggambarkan hubungan akar kata untuk membentuk kata dari itu. Mengetahui elemen dasar dari kata ke kata membantu siswa mengurangi jumlah hafalan diperlukan untuk belajar makna dan ejaan.
Afiks terikat morfem yang ditambahkan pada kata dan akar kata. Prefiks ditambahkan pada awal kata, seperti berlari, seekor, dan mahakuasa. Suffiks ditambahkan pada akhir kata, seperti hadirin, tabrakan, dan seniman .
Ketika sebuah afiks diuraikan atau dihilangkan dari sebuah kata, kata yang tersisa biasanya kata yang nyata. Contohnya, ketika prefiks pra- dihilangkan dari praacara, kata acara dapat berdiri sendiri, dan ketika sufiks -in dihilangkan dari kata hadirin, maka kata hadir dapat berdiri sendiri. Jika kata yang tersisa tidak dapat berdiri sendiri, maka kata tersebut tidak dapat disebut afiks. Contohnya –kan pada  kata makan bukan sufiks karena ma tidak bisa berdiri sendiri.
Siswa belajar makna imbuhan afiks dan bagaimana mereka ditambahkan ke kata-kata sehingga mereka dapat memahami kata yang kurang dikenal. Siswa seringkali menguraikan prefiks atau sufiks untuk kata yang tidak dikenal untuk menemukan kata dasar yang dikenali. Siswa juga menggunakan pengetahuan mereka tentang afiks dalam mengeja kata.
Di dalam Bahasa Indonesia, afiks tidak hanya berupa awalan (prefiks) dan akhiran (sufiks). Akan tetapi ada juga dalam bentuk (sisipan) infiks dan konfiks. Infiks adalah proses pembentukan kata dengan menambah afiks atau imbuhan di tengah bentuk dasarnya. Misalnya, kata telunjuk dan gemetar. Kata telunjuk berasal dari kata dasar tunjuk mendapat sisipan -el- , sedangkan kata gemetar berasal dari kata dasar getar mendapat sisipan -me-.
Konfiks adalah afiks gabungan yang terbentuk atas perfiks dan sufiks yang berfungsi mendukung makna tertentu. Misalnya, menaikkan dan kesatuan. Kata menaikkan berasal dari kata dasar naik mendapat imbuhan me-kan, sedangkan kata kesatuan berasal dari kata dasar satu mendapat imbuhan ke-an.

2.      Sinonim dan Antonim
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama atau hampir sama dengan kata yang lain. Sinonim berguna karena mereka memberikan pilihan, memungkinkan kita untuk mengekspresikan diri sendiri dengan lebih seksama. Misalnya, sinonim kata bunga adalah kembang, sinonim kata haus adalah dahaga, dan sinonim kata baju adalah pakaian.
Antonim adalah kata-kata yang mengungkapkan makna yang berlawanan. Misalnya, antonim kata tua adalah muda, antonim kata besar adalah kecil, dan antonim kata panas adalah dingin.

3.      Homonim
Homonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan suara dan ejaan. Homonim dibagi menjadi tiga kategori: homofon, homograf, dan homograf homofon.
Homofon adalah kata-kata bunyinya sama tetapi tulisan/ejaannya berbeda. Homofon sepenuhnya dibentuk dari akar kata yang berbeda dan hanya kebetulan memiliki suara yang sama. Misalnya:
a.       Bank (artinya tempat menyimpan uang) dan bang (sebutan untuk kakak laki-laki)
b.      Massa (masyarakat) dan masa (waktu)
c.       Sangsi (bimbang/ragu-ragu) dan sanksi (hukuman)
Homograf adalah kata-kata yang tulisan/ejaannya sama tetapi bunyinya berbeda. Contoh:
a.       Ia makan apel (buah) sesudah apel (upacara) di lapangan.
b.      Pejabat teras (pejabat utama) itu duduk santai di teras (lantai depan rumah) sambil membaca berita di Koran tentang pertanian di daerah teras (bidang tanah datar yang miring di perbukitan).
c.       Polisi serang (mendatangi untuk menyerang) penjahat di Kabupaten Serang (nama tempat).
Homograf homofon (dalam bahasa Indonesia disebut homonim) adalah kata-kata yang tulisannya dan bunyinya sama, tetapi berbeda makna. Misalnya :
a.       Buku (ruas) dan buku (kitab)
b.      Bisa (dapat) dan bisa (racun ular)
c.       Beruang (hewan) dan beruang (punya uang)
d.      Rapat (berdempet-dempet) dan rapat (meeting)

4.      Multiple Meaning (Polisemi)
Banyak kata-kata memiliki lebih dari satu makna. Menurut KBBI polisemi adalah bentuk bahasa (kata, frasa, dsb) yang mempunyai makna lebih dari satu. Contoh:

a.       Kata “raja”
1)      Rhoma Irama si raja dangdut sedang melakukan konser di Surabaya.
Kata raja bermakna senior dari semua kalangan penyanyi
2)      Raja hutan sedang memburu mangsannya di hutan.
Kata raja bermakna penguasa hutan
3)      Raja dari Kerajaan Majapahit sedang mengadakan sayembara.
Kata raja bermakna penguasa / pemimpin wilayah tersebut
b.      Kata “buah”
1)      Buah apel merupakan oleh oleh khas Kota Malang.  
Kata buah bermakna buah-buahan
2)      Ayana memiliki buah hati yang bernama Nabila. 
Kata buah bermakna anak
3)      Nadzar membawa buah tangan dari Kota Madura.     
Kata buah bermakna oleh-oleh
c.       Kata “kepala”
1)      Kepala Alya pusing memikirkan tugas matematika.
Kata kepala bermakna anggota tubuh
2)      Ayahku menjadi kepala keluarga yang disiplin.
Kata kepala bermakna pemimpin keluarga
3)      Kepala cabang Bank BCA berada di daerah Yogyakarta.
Kata kepala bermakna kantor cabang atau membawahi pusat

5.      Idiom
Menurut KBBI, idiom adalah konstruksi yg maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Makna yang lain idiom adalah bahasa dan dialek yang khas menandai suatu bangsa, suku, kelompok, dll. Idiom tidak bersifat universal.  Ungkapan yang ada di satu tempat belum pasti bisa diterapkan di tempat lain.
Idiom bersifat kiasan dalam pengucapan, sehingga banyak anak mengalami kesulitan mempelajarinya. Sangat penting bagi anak-anak
untuk mencari makna harfiah, sehingga perlu belajar fleksibilitas dalam menggunakan bahasa. Salah satu cara bagi siswa untuk belajar fleksibilitas adalah membuat poster idiom, seperti gambar di bawah ini!
Bark up the wrong tree
http://info-cool.com/wp-content/uploads/2012/09/Ungkapan-Bahasa-Inggris-2.jpg
 










Arti: Marah/mengomel/memberi saran/berbicara/meminta kepada orang yang salah.
Contoh idiom:
a.       cuci mata, artinya cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah
b.      kambing hitam, artinya orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak dilakukannya
c.       jago merah, artinya api dalam kebakaran
d.      ringan tangan, artinya kasar atau suka melakukan tindak kekerasan
e.       naik darah, artinya menjadi marah
f.       cuci mata, artinya cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah
g.      kambing hitam, artinya orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak dilakukannya
h.      jago merah, artinya api dalam kebakaran
i.        ringan tangan, artinya kasar atau suka melakukan tindak kekerasan
j.        naik darah, artinya menjadi marah

E.     Meminjam Kata (Kata Serapan)
Cara yang paling umum memperluas kosakata adalah meminjam kata dari bahasa lain. Praktek ini, berasal dari Inggris tua, terus berlanjut sampai sekarang. mungkin sebanyak 75% dari kata- kata kita telah dipinjam dari bahasa lain dan dimasukkan ke bahasa Inggris. Kata pinjaman telah terjadi selama setiap periode perkembangan bahasa, dimulai ketika angles dan saxons meminjam lebih 400 kata dari Romawi. Selama abad delapan dan kesembilan viking memberikan kontribusi sekitar 900 kata- kata. Pada masa  norman memperkenalkan ribuan kata prancis ke bahasa Inggris, mereka meminjam banyak kata dari latin dan Yunani untuk memperkaya bahasa, termasuk chaos, ensiklopedia, pneumonia dan skeleton. baru- baru ini, kata dari setidaknya 50 bahasa telah ditambahkan ke bahasa Inggris melalui eksplorasi kolonisasi, dan perdagangan.
Penduduk asli Amerika juga memberikan kontribusi sejumlah kata- kata untuk bahasa Inggris. Awalnya penduduk asli Amerika banyak menemui sesuatu yg asing seperti hewan, tanaman, makanan, dan beberapa aspek kehidupan Indian di america. Mereka meminjam istilah-istilah yang digunakan penduduk asli amerika untuk benda- benda atau peristiwa dan mereka mencoba untuk mengeja secara fonetis. Kata yg dipinjam dari penduduk asli Amerika termasuk chipmunk, hickory (sejarah), moccasin(rusa), moose(tikus), muskrat(kesturi), oppossum, papoose (anak orang Indian), pow- wow, raccoon(rakun), Skunk(sigung), succotash, toboggan(kereta luncur), toma-hawk, dan tepee.

F.     Sumber Lain dari Kata Baru
Kata-kata baru terus muncul dalam bahasa Inggris, Banyak yang menciptakan untuk menggambarkan penemuan baru dan proyek scientific mereka. Beberapa kata-kata terbaru datang dari ilmu komputer dan program luar angkasa. Mereka dibuat dalam berbagai cara, termasuk penggabungan, penciptaan, dan pemotongan. Compounding berarti menggabungkan dua kata yang ada untuk menciptakan sebuah kata baru. Friendship dan childhood adalah dua kata yang berasal dari Anglo-Saxon yang digabungkan lebih dari seribu tahun yang lalu. Penggabungan terbaru termasuk latchkey kids dan software. Kata majemuk biasanya diproses melalui tiga tahap: mereka mulai sebagai kata-kata yang terpisah (misalnya, ice cream), lalu yang ditulis dgn tanda penghubung (misalnya, baby-sit), dan akhirnya ditulis sebagai satu kata (misalnya, Splashdown). Ada banyak pengecualian untuk aturan ini, seperti kata majemuk post office dan high school, yang tetap kata yang terpisah. Kata majemuk lainnya menggunakan unsur-unsur Yunani dan Latin, seperti stethoscope dan television.
Orang yang kreatif selalu menciptakan kata-kata baru (coining word). Lewis Carroll, penulis Alice in Wonderland dan Through the Looking Glass, mungkin penemu paling terkenal dari kata-kata. Dia menyebut kata-kata barunya kata potmantea (meminjam dari kata Inggris untuk sebuah koper yang terbuka menjadi dua bagian) karena mereka diciptakan dengan memadukan dua kata menjadi satu. Contoh yang paling terkenal, chortle (tertawa terkekeh-kekeh), campuran Snort dan chuckle, adalah dari puisi "Jabber-Wocky," dan diilustrasikan dengan indah versi buku bergambar Zalben tentang Jabber-Wocky (1977) yang populer dikalangan siswa SD. Contoh lain dari kata campuran meliputi: 
brunch (breakfast and lunch)
electrocute (electric and execute)
guesstimate (guess and estimate)
smog (smoke and fog)
Ada dua jenis kata-kata yang diciptakan adalah merk dagang dan akronim. Contoh merek dagang terkenal dan nama merek termasuk kleenex, coca-cola, Xerox, dan nylon. Nylon, misalnya, diciptakan oleh ilmuwan yang bekerja di new york dan london; mereka menamai produk mereka dengan menggabungkan ny, singkatan untuk new york, dengan lon, yang merupakan tiga huruf pertama dari london. Akronim, kata yang dibentuk dengan menggabungkan huruf awal dari beberapa kata, termasuk radar, laser, dan scuba. Scuba, misalnya, dibentuk dengan menggabungkan huruf awal dari self-contained underwater breathing apparatus.
Clipping adalah proses memperpendek kata yang ada. Sebagai contoh, bomb adalah bentuk singkat dari Bombard, dan zoo berasal dari zoological park. Kata yang terpotong hanya satu suku kata dan digunakan dalam percakapan informal. Meskipun ada kemungkinan bahwa siswa Anda akan menciptakan kata-kata baru yang pada akhirnya akan muncul dalam kamus, siswa membuat kata-kata untuk menambahkan pizzazz ke tulisan mereka, dan beberapa istilah menciptakan untuk mengisi kebutuhan tertentu menjadi bagian dari jargon sehari-hari di kelas. Sebagai contoh, sekelompok anak kelas ketiga menciptakan kata crocket (crocodile + rocket) untuk menggambarkan crocodile yang menjadi roket pada akhir Dahl The Enormous crocodile (1978). Penulis juga membuat kata-kata baru dalam cerita mereka, dan siswa harus waspada terhadap kemungkinan menemukan kata ciptaan ketika mereka membaca atau mendengarkan cerita. Adams menggunakan woggle dalam A woggle of witches (1971), Howes (1979) mencliptakan Bunnicula untuk nama kelinci muda seram mereka (Bunny + dracula), dan Horwitz menjelaskan malam seperti bimulous ketika langit seperti renda (1975). Sniglets adalah kata-kata yang tidak ada dalam kamus, namun, menurut rich Hall (1985), pencipta mereka, seharusnya. Beberapa buku dari sniglets telah diterbitkan, termasuk yang dikhususkan terutama untuk anak-anak, sniglets for kids (Hall, 1985). Siswa SD menikmati membaca buku-buku ini dan menciptakan kata-kata sendiri. Untuk membuat sniglet, mereka menggunakan imbuhan, penggabungan, penciptaan, dan pemotongan. Seorang siswa kelas lima ini sniglet, tappee, ditunjukkan pada Gambar 8-6; siswa menggunakan -ee akhiran Latin, yang berarti "orang yang". 

G.    Mengajarkan Siswa tentang Kata
Siswa belajar banyak kata-kata secara kebetulan, melalui membaca atau siklus tema. Bahkan, membaca mungkin adalah cara guru yang paling penting dalam meningkatkan pertumbuhan kosakata (Nagy, 1988). Menulis juga penting, karena setelah siswa menemui kata-kata dalam membaca, mereka berinteraksi dengan kata-kata untuk kedua kalinya dengan cara menuliskan di catatan atau proyek mereka. Pemaparan berulang terhadap kata-kata sangat penting karena siswa perlu melihat dan menggunakan kata baru berkali-kali sebelum menjadi bagian dari kamus kata-kata milik mereka yang mereka pahami dan menggunakannya secara kompeten.
Guru menambah pembelajaran kata melalui instruksi langsung. Semua siswa belajar kata-kata  tidak sulit atau mudah untuk belajar; tingkat kesulitan tergantung pada apa yang siswa sudah tahu tentang kata. Graves (1985) mengidentifikasi empat situasi yang mungkin:
  1. Mengamati kata (sight words) - kata-kata yang dalam kosakata siswa yg dibicarakan dan didengarkan tetapi mereka tidak tahu bagaimana membacanya.
  2. Kata-kata baru (New words) - kata-kata yang siswa memiliki konsepnya tetapi tidak dalam kosa kata mereka.
  3. Konsep baru (New concepts) - kata-kata yang siswa tidak memiliki konsepnya atau tidak dalam kosakata.
  4. Makna baru (New meanings) - kata-kata yang sudah ada dalam kosa kata siswa dengan satu atau lebih makna tapi untuk yang arti tambahan perlu dipelajari.
Mungkin kategori paling sulit dari kata-kata bagi siswa untuk belajar adalah kata-kata konsep baru, karena mereka harus terlebih dahulu mempelajari konsep dan kemudian melampirkan label kata. Siswa dapat mengambil manfaat dari instruksi langsung pada kata-kata ini.
Ketika merencanakan unit fokus literatur atau siklus tema tertentu, guru perlu memberikan perhatian pada kata-kata yang akan siswa pelajari. Untuk contoh, selama pada tema beruang, anak TK bisa belajar kata-kata: shaggy (berbulu kasar), fur (berbulu halus), dangerous (berbahaya), tame (jinak), meat-eating (pemakan daging), polar bear (beruang kutub), grizzly bear (beruang buas), brown bear (beruang coklat), claws (cakar), hind legs (kaki belakang), hibernate (tidur selama musim dingin), den (gua) dan cubs (anak beruang). Atau studi tentang Martin Luther King, Jr., untuk siswa kelas atas mungkin termasuk kata-kata: segregasi, protes, duduk, hadiah nobel Perdamaian, hukum Jim Crow, hak-hak sipil, boikot, negro, prasangka, tanpa kekerasan, aktivis, dibunuh, dan martir. Kata mana yang akan menjadi sight word? Kata mana yang mewakili konsep-konsep baru? Kata-kata yang sangat penting untuk memahami konsep atau pilihan membaca independen harus diajarkan; Namun, tidak semua kata dapat atau harus diajarkan karena keterbatasan waktu dan karena siswa akan dan dapat menyimpulkan banyak makna kata sendiri. Siswa diperkenalkan dengan kata melalui berbagai kegiatan yang mereka terlibat di dalamnya: mereka bertemu kata-kata dalam buku-buku yang mereka baca, dalam film yang mereka melihat, dan selama presentasi lisan oleh guru. Sebagian siswa berinteraksi dengan kata-kata lagi dan lagi, kata-kata pada akhirnya berebut posisi bergerak ke arah kamus kata-kata milik mereka. Menurut gagasan Vygotsky tentang "zona pembangunan proksimal," guru perlu waspada terhadap siswa dan kata-kata apa yang mereka pelajari secara individu sehingga mereka dapat memberikan instruksi ketika siswa merasa paling tertarik untuk belajar lebih banyak tentang satu kata.

H.    Dinding Kata dan Aktivitas Belajar Kata
Kata-kata untuk studi yang dipilih dari buku siswa yang dibaca selama fokus literatur atau dari siklus tema. Guru menaruh kata-kata di dinding, terbuat dari lembaran kertas besar, di dalam kelas. Siswa dan guru menulis kata-kata yang menarik, membingungkan, dan kata yang penting di dinding kata. Biasanya siswa memilih kata-kata untuk menulis di dinding kata dan bahkan mungkin melakukan penulisan sendiri. Guru menambahkan kata-kata penting begitu siswa tidak bisa memilih. Kata-kata yang ditambahkan ke dinding kata muncul didalam buku yang siswa baca atau selama siklus tema-tidak sebelumnya. Siswa menggunakan dinding kata untuk menemukan kata yang mereka ingin pergunakan selama percakapan besar atau untuk memeriksa ejaan kata yang mereka tulis, dan guru menggunakan kata-kata yang tercantum di dinding kata untuk kegiatan penelitian kata.
Kegiatan penelitian kata harus membantu siswa mengeksplorasi makna kata dan membuat asosiasi dengan unit fokus sastra dan siklus tema. Siswa tidak harus diminta untuk menulis kata-kata dan mendefinisikannya atau menggunakan kata-kata dalam kalimat atau cerita. Berikut adalah enam jenis kegiatan:
  1. Poster Kata (Word Posters). Siswa memilih kata dari dinding kata dan menuliskannya dalam sebuah poster kecil. Kemudian mereka menggambar dan mewarnai gambar untuk menggambarkan kata tersebut. Mereka juga mungkin ingin menggunakan kata itu dalam kalimat.
  2. Kelompok Kata (Word Cluster). Siswa membuat kelompok dan memilih kata dari dinding kata untuk menuliskannya di pusat lingkaran, Kemudian mereka menarik garis keluar , menulis informasi penting tentang kata, dan membuat hubungan antara kata dan unit fokus literatur atau tema siklus. Gambar 8-7 menunjukkan tiga jenis kelompok kata. Kelas pertama membuat kelompok pertama tentang taxi setelah membaca The Adventures of Taxi Dog (Barracca & Barracca, 1990). Yang kedua adalah cluster untuk maple sugar yang kelas tiga buat setelah membaca sugaring Tims oleh Kathryn Lasky (1983). Cluster ketiga dalam hal mengingat adalah yang paling terstruktur. Sekelompok kecil siswa kelas tujuh yang mengembangkan kluster ini, dapat mengingat definisi kata; sejarah atau etimologi; bagian dari pidato; beberapa hal lain yang terkait; bagian katanya; dan antonim, sinonim, atau homonim.
 








  1. Mendemonstrasikan Kata (Dramating Words). Siswa memilih kata dari dinding kata dan mendemonstrasikannya di depan teman sekelas untuk ditebak. Guru juga mungkin ingin memilih sebuah kata dari dinding kata untuk "kata hari ini."
  2. Pemisahan Kata (Word Sorts). Siswa mengurutkan koleksi kata yang diambil dari dinding kata menjadi dua atau lebih kategori. Biasanya siswa memilih kategori apa yang akan mereka gunakan untuk hal semacam ini, tapi kadang-kadang guru yang memilih kategori. Misalnya, kata-kata dari cerita mungkin diurutkan berdasarkan karakter, atau kata-kata dari tema pada mesin mungkin diurutkan sesuai dengan jenis mesin. Kata-kata dapat ditulis pada kartu, dan kemudian siswa mengurutkan satu pak kartu kata ke dalam tumpukan, Atau, siswa dapat mengambil secara acak dari daftar kata, mengurutkan kata-kata ke dalam kategori, dan kemudian masing-masing kelompok menyalinnya pada selembar kertas.
  3. Rantai Kata (Word Chains). Siswa memilih kata dari dinding kata dan kemudian mengidentifikasi tiga atau empat kata untuk diurutkan kata sebelum atau sesudah untuk membuat rantai. Sebagai contoh, kata frog (katak) dapat dirantai seperti ini: egg (telur), tadpole (kecebong), frog (katak) dan kata aggravate (menjengkelkan)  dapat dirantai seperti ini: irritate (mengganggu), bother (menyusahkan), aggravate (menjengkelkan), annoy (mengemaskan). Siswa dapat menggambar dan menulis rantainya pada selembar kertas, atau. mereka dapat membuat rantai konstruksi dari kertas dan menulis kata-kata di setiap link.
  4. Analisis ciri sematik (Sematic Feature Analysis). Siswa memilih kelompok kata terkait, seperti berbagai jenis burung, dan kemudian membuat grafik untuk mengklasifikasikannya sesuai dengan karakteristik yang membedakan. Sebuah analisis fitur semantik pada burung disajikan pada Gambar 8-8.



 


















I.       Pembelajaran singkat (minilessons) tentang Kata
Siswa menggunakan empat strategi untuk mempelajari makna kata-kata ketika mereka membaca atau mendengarkan informasi yang disajikan secara lisan. Keempat strategi tersebut adalah:
1.      Bunyi (Phonics). Siswa menggunakan pengetahuan mereka tentang hubungan fonem-grafem untuk mengucapkan kata yang tidak dikenal ketika membaca, dan mereka sering mengenali arti kata itu ketika mereka mendengar itu diucapkan.
2.      Analisis tata bahasa (Structural Analysis). Siswa melepaskan imbuhan dari kata dan kemudian menggunakan pengetahuan mereka tentang akar kata, awalan, dan akhiran untuk mencari tahu arti dari kata tersebut.
3.      Petunjuk Konteks (Context Clues). Siswa menggunakan seputar informasi dalam kalimat untuk menebak makna kata yang tidak dikenal. Petunjuk konteks mengambil berbagai bentuk. Kadang-kadang kata didefinisikan dalam kalimat, dan diwaktu lain sinonim atau antonim yang digunakan, atau sebuah contoh memberikan siswa gambaran tentang arti kata.
4.      Buku-buku referensi (Reference Book). Siswa menemukan kata yang tidak diketahui dalam kamus atau ensiklopedi dan membaca sebuah definisi atau sinonim dan antonim untuk menentukan maknanya.
Siswa belajar tentang empat strategi melalui minilessons. Melalui minilessons, mereka juga belajar tentang sejarah bahasa Inggris; akar kata dan imbuhan; homonim, sinonim, antonim dan; dan makna khusus dari kata-kata, seperti idiom. Sebuah daftar topik untuk minilessons pada kata-kata disajikan pada halaman 304.
Tujuan dari instruksi kosakata bagi siswa untuk belajar bagaimana belajar kata-kata baru, tapi pendekatan tradisional, seperti menugaskan siswa mencari definisi dari daftar kata dalam kamus, sering gagal untuk menghasilkan pemahaman yang mendalam (Nagy, 1988 ). Carr dan Wixon (1986) menyusun empat pedoman instruksi yang efektif:
  • Instruksi tersebut dapat membantu siswa utk menghubungkan kata baru dengan latar belakang pengetahuan mereka
  • Instruksi tersebut dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuan pribadinya tentang kata.
M      I      N      I      L      E      S      S      O     N
KATA
PROSEDUR
KONSEP
STRATEGI DAN KETERAMPILAN
memilih kata-kata untuk dinding kata
Sejarah Inggris
menggunakan bunyi dalam mengucapkan kata
ekstrapolasi etimologi
akar kata
menggunakan analisis struktural untuk identitas kata
"melepas" imbuhan
Imbuhan
menggunakan petunjuk konteks untuk identitas kata
membuat poster kata
Awalan
mempertimbangkan nuansa makna dalam memilih kata
membuat sekelompok kata
Akhiran
menggunakan ensiklopedi untuk memilih kata
melakukan pemisahan kata
Sinonim
menggunakan kamus untuk mengidentifikasi kata
membuat rantai kata
Antonim
menghindari bahasa klise
melakukan analisis fitur semantik
Homofon
mempertimbangkan beberapa arti dari kata-kata
mencari kata dalam kamus
Homographs

mencari kata dalam ensiklopedi
homofon homographic

menilai penggunaan kata-kata dalam unit fokus literatur
beberapa arti dari kata-kata

menilai penggunaan kata-kata dalam siklus tema
ungkapan



makna secara harfiah


arti kiasan


meminjam kata


kata majemuk


kata-kata yang diciptakan


kata yang terpotong


menemukan kata


Sniglets


  • Instruksi tersebut menyebabkan siswa aktif dalam proses pembelajaran kata-kata baru.
  • Instruksi tersebut dapat membuat siswa mampu mengembangkan strategi belajar secara mandiri.
Strategi pembelajaran ini dapat digunakan untuk mengajar minilessons pada sebuah kata tertentu atau kelompok kata yang terkait. Hal ini didasarkan pada strategi yang kita bahas pada Bab 1, dan itu mencakup karakteristik Carr dan Wixon dari instruksi kosakata yang efektif, Langkah-langkahnya :
1.   Pengenalan kata (Introducing The Word). Guru menyajikan kata dan menjelaskan makna, mengkaitkan kata dengan latar belakang pengetahuan siswa. Kata untuk minilessons harus dipilih dari buku-buku yang sedang dibaca siswa  atau harus berhubungan dengan siklus tema di mana siswa terlibat.
2.   Penggunaan kata dalam Konteks (Using The Word in Context). Guru menggunakan kata dalam konteks unit fokus literatur atau siklus tema. Selain itu, guru mengidentifikasikan akar kata, berbicara tentang etimologi kata, dan memikirkan kata-kata yang terkait atau dengan mudah membingungkan, jika sesuai.
3.   Penerapan  Pengetahuan tentang kata (Applying Word Knowledge). Guru melibatkan siswa dalam suatu kegiatan untuk menghimpun semua informasi semantik, struktural, dan kontekstual yang disajikan sebelumnya itu.
4.   Pengulangan kata (Reviewing The Word). Siswa dan guru mengkaji kata dan strategi yang digunakan dalam mengenali kata. Siswa dapat mencantumkan kata ke  buku catatan kosakata atau membuat poster untuk memeriksa informasi yang telah mereka pelajari.
5.   Menciptakan kegiatan yang kondisif agar siswa dapat menerapkan pengetahuan tentang kata (Providing Meaningful opportunities to use the word). Siswa menggunakan kata itu dalam cara yang berarti. Mereka perlu membaca kata; menulis kata dalam tulisan-tulisan formal dan informal; menggunakan kata dalam diskusi, debat, dan laporan lisan; dan menggunakan kata itu dalam kelas, kelompok kecil, dan proyek-proyek individu. Siswa perlu tahu tentang bahasa Inggris, kata-kata dan makna mereka, dan strategi yang digunakan untuk mengetahui arti dari kata-kata secara mandiri. Siswa di kelas-kelas SD belajar tentang beberapa arti serta tentang akar kata-kata akar dan imbuhan; homonim, sinonim, antonim dan; dan makna kiasan kata-kata, seperti idiom. Contoh dari minilesson pada petunjuk konteks adalah disajikan pada Gambar 8-9.

J.      Dalam Unit Fokus Literatur (In Literature Focus Units)
Saat siswa membaca buku selama unit fokus literatur, mereka belajar banyak kata baru; beberapa mereka belajar secara kebetulan, dan yang lainnya melalui minilessons dan kegiatan meneliti kata. Saat guru mempersiapkan diri untuk membaca buku-buku dengan siswa, mereka berpikir tentang kata-kata yang mereka akan ajarkan dan bagaimana mereka akan mengajarkan kepada mereka. Beberapa kegiatan meneliti kata berlangsung selama tahap menanggapi proses membaca. Segera setelah membaca buku bergambar, cerita pendek, atau satu atau dua bab buku lagi, para siswa dan guru menambahkan kata ke dinding . Kemudian siswa menggunakan kata-kata saat mereka menanggapi bacaan mereka dalam percakapan besar dan reading logs. Kemudian, selama tahap eksplorasi, siswa fokus pada kata-kata tertentu melalui kegiatan dan minilessons.
Sebuah kelas kedua berpartisipasi dalam kegiatan meneliti kata ini pada saat unit fokus literatur selama seminggu di Tacky the Penguin (Lester, 1988), sebuah cerita tentang seekor penguin yang tidak cocok dengan gerombolannya yang rapi dan anggun, tapi perilaku anehnya sangat berguna ketika para pemburu datang. Pada hari Senin, setelah membaca buku ini secara bersama-sama, para siswa dan guru menulis kata-kata ini di dinding :
Tacky                                               graceful divers
penguin                                splashy cannonballs
icy                                                   Pretty songs
companions                            "Sunrise on the Iceberg"
an odd bird                            "How Many Toes Does a Fish Have?"
Goodly                                             distance
Lovely                              hunters
Angel                                            maps and traps
Neatly                                           rocks and locks
Perfect                                          rough and tough
quietly                                           growly voires
politely                                          fright
hearty slap on the back      get rich
loud                                               "What's happening?"

Siswa mengacu kata-kata di dinding kata tersebut yang mereka tuliskan dalam catatan mereka dan bercerita tentang cerita. Selama percakapan besar, guru terfokus pada kata aneh dan bertanya mengapa Tacky disebut burung aneh. Pada hari Selasa, para siswa meninjau kata-kata di dinding kata sebelum membaca ulang cerita menggunakan buddy reading (membaca bersama teman) . Hari berikutnya guru mengajar minilesson tentang bagaimana melakukan semacam pemisahan kata, dan siswa menggunakan kartu kata untuk mengurutkan kata-kata dari cerita ke dalam tiga kategori: kata tentang Tacky, kata tentang penguin lain, dan kata-kata tentang pemburu. Pada hari Kamis, siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk memisahkan daftar kata-kata dari cerita, mengurutkan mereka ke dalam tiga kategori, dan menyalinkan kata-kata dalam setiap kelompok pada selembar kertas. Banyak siswa juga menggunakan kata-kata ini dalam proyek-proyek yang mereka terlibat didalamnya.

K.    Beradaptasi dalam Memenuhi Kebutuhan Setiap siswa
Belajar tentang kata-kata merupakan bagian penting dari seni bahasa, dan sangatlah penting untuk guru menemukan cara untuk membantu setiap siswa menggunakan kata-kata yang mereka pelajari. Memiliki dinding kata dalam setiap unit fokus literatur dan di-kurikulum siklus tema mungkin cara yang paling penting untuk memusatkan perhatian siswa pada kata-kata. Guru juga perlu menyediakan berbagai kegiatan meneliti kata untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa, Daftar saran untuk mengadaptasi instruksi kosakata disajikan pada halaman 308. Saran ini fokus pada cara menggunakan kosakata yang bermakna, berfungsi, dan asli .
Text Box: Gambar 8-9 
Sebuah Minilesson pada Petunjuk Konteks
Minilesson ini direncanakan untuk sekelompok kecil siswa di kelas menengah yang telah menunjukkan kebutuhan untuk belajar strategi tersebut. Guru dan siswa berkumpul di meja rapat dan menghabiskan sekitar 15 menit di minilesson tersebut. Langkah-langkah adalah sebagai berikut:
1.	Mengenalkan Strategi
Menjelaskan kepada para siswa yang seringkali mereka gunakan Petunjuk konteks untuk mengidentifikasi kata baru ketika mereka membaca. Petunjuk konteks adalah potongan-potongan informasi dalam kalimat dan ilustrasi seputar kata yang tidak diketahui yang seringkali memberikan arti kata.

2.	Strategi
Guru menyajikan salinan sebuah paragraf dengan kata tidak masuk akal menggantikan kata yang penting (Klein, 1988), dan menyuruh, "Apa arti Matto Dalam paragraf ini?" Mattos terdiri dari banyak tulang. Matto Anda terdiri 206 tulang. Tulang ini memberi Anda bentuk. Tidak ada yang bisa mengubah bentuk Anda karena Anda memiliki Matto dalam diri Anda. Beberapa tulang-tulang di Matto Anda melindungi bagian-bagian penting dalam diri Anda. Tulang rusuk menutupi jantung dan paru-paru dan tengkorak melindungi otak Anda dari cedera.
Siswa membaca paragraf dan menggunakan informasi dalam kalimat sekitarnya untuk menentukan bahwa kata tidak masuk akal adalah singkatan dari kerangka.

3.	Siswa berdiskusi menggunakan Strategi
Siswa dan guru membaca ulang paragraf, mencatat dimana potongan informasi yang paling berguna dalam menentukan Matto yang mengarah kepada kerangka.

4.	Meninjau strategi
Guru dan siswa meninjau langkah-langkah dan membuat grafik untuk menggantungnya di kelas tentang strategi Petunjuk konteks. Yangmencakup langkah-langkah ini;
• Ketika kamu sampai ke sebuah kata baru, terus membaca dan jangan panik.
• Anda mungkin bisa mencari tahu apa arti kata dari kata-kata lain di sekitarnya.
• Lihat untuk melihat apakah ada gambar mungkin bisa membantu.
• jika apa yang Anda baca adalah masuk akal Tanyakan pada diri Anda.
• Cobalah untuk menebak kata.
• Tulis kata ke dalam reading log Anda sehingga Anda dapat memeriksanya nanti.

5.	Memberikan Kesempatan berlatih
Guru meminta siswa untuk berlatih menggunakan strategi Petunjuk konteks ketika mereka membaca selama dua hari ke depan. Kemudian mereka akan bertemu lagi untuk meninjau minilesson ini dan berbagi contoh bagaimana mereka menggunakan strategi Petunjuk konteks dalam buku-buku yang mereka baca. Guru meminta siswa untuk membawa contoh untuk dibahas bersama.


 
























L.     Mengevaluasi Penggunaan kata pada Siswa
Guru Salah satunya dapat menilai penggunaan kata siswa melalui tema terkait dalam berbagai cara. Mereka mendengarkan sementara siswa berbicara selama tema, memeriksa tulisan dan proyek siswa, dan meminta siswa untuk berbicara atau menulis tentang tema dan apa yang telah mereka pelajari. Berikut adalah beberapa strategi spesifik untuk menentukan apakah siswa telah belajar dan menggunakan kata-kata baru:
n  Memeriksa reading log, learning log atau jurnal kata berdasarkan tema
n  Menggunakan kata dlm pertemuan dan mencatat respon siswa
n  Mendengarkan kosakata siswa pd saat memberikan laporan lisan
n  Meminta siswa untuk membuat kluster atau menulis cepat ttg sebuah tema Meminta siswa untuk mengingat daftar kata/frase ttg sebuah unit/tema Memeriksa laporan siswa, biografi, cerita-cerita/tulisan
n  Memeriksa proyek siswa untuk kata-kata yang terkait tema, atau meminta mereka untuk memberi label proyek tersebut dengan lima kata.
n  Meminta siswa untuk menulis surat kepada guru yg berisi ttg apa yang telah mereka pelajari.
Guru juga dapat memberikan tes pada kosa kata, tapi ini mungkin pendekatan yang paling tidak efektif karena jawaban yang benar pada tes tidak menunjukkan apakah siswa memiliki kepemilikan dari sebuah kata atau apakah mereka menerapkannya dalam cara yang berarti dan asli.

M.   RINGKASAN
Belajar tentang kata-kata merupakan bagian penting dari seni bahasa. Bahasa Inggris adalah bahasa bersejarah, dan kedua makna dan ejaan banyak kata yang dapat dijelaskan dalam konteks historis. Beberapa kata hanya memiliki satu makna, dan siswa di kelas-kelas SD belajar tentang beberapa arti serta tentang kata-kata akar dan imbuhan; homonim, sinonim, serta antonim ; dan makna kiasan kata, seperti ungkapan. Siswa belajar sekitar 3.000 kata-kata baru setiap tahun selama tingkat sekolah dasar, dan mereka belajar sebagian besar, kata-kata ini secara kebetulan melalui membaca dan di-kurikulum studi. Dalam belajar kata, siswa harus mampu untuk mengenalinya sebagai sight word, memahami konsep, dan tahu arti tertentu (jika kata memiliki lebih dari satu). Guru mengajar minilessons dan kegiatan meneliti kata sebagai bagian dari merespon dan menjelajahi tahapan proses membaca. Ukuran terbaik siswa belajar dari kata-kata adalah kemampuan mereka untuk menggunakan kata-kata dalam kegiatan yang berarti, berfungsi, dan asli.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar