Senin, 02 Maret 2015

Integrasi TIK dalam Pembelajaran

INTEGRASI TIK DALAM PEMBELAJARAN

Perkembangan TIK telah mengubah dunia secara drastis, dan perubahan ini keluar membawa pengaruh signifikan terhadap pranata sosial dan dunia kerja.TIK telah mengubah berbagai pola kehidupan masyarakat, pekerjaan dan cara mereka berinteraksi dengan yang lainnya. Negara yang secara efektif mengembangkan dan menggunakan TIK akan menjadi masyarakat yang berpengetahuan, yang sudah barang tentu masyarakat baru ini akan menciptakan, membagi dan mengkomunikasikan pengetahuan tersebut untuk kemakmuran.

A.    GAMBARAN INTEGRASI TIK DALAM PEMBELAJARAN
Melalui era Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sekarang ini sangat dirasakan kebutuhan dan pentingnya penggunaan TIK dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang diharapkan. Setiap kegiatan pembelajaran selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru adalah pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, menantang, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan siswa sebagai peserta didik merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.
Perpaduan dari kedua unsure manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dalam memanfaatkan TIK sebagai mediumnya. Pada kegiatan pembelajaran, guru dan siswa saling memengaruhi dan memberi masukan. Karena itulah kegiatan pembelajaran harus menjadi aktivitas yang hidup, sarat nilai, dan senantiasa memiliki tujuan yang jelas.
Dalam pelaksanaan pembelajaran TIK di mana peserta didik memanfaatkan teknologi multimedia dan computer untuk mengakses materi pelajaran, berinteraksi dengan pendidik dan peserta didik lainnya, dan memperoleh beberapa bentuk bantuan (tutorial) yang tersedia bagi peserta didik, sekaligus membantu mengembangkan ilmu Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi peserta didik. Penyesuaian keilmuan terhadap perkembangan bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat dengan tuntutan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kebutuhan dan keniscayaan. Guru harus mampu mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu harus terus dilakukan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran lebih baik, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran dengan menggunakan TIK lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tradisional atau konvensional (Rusman:2013).

B.     KEUNTUNGAN
Dalam perspektif UNESCO, fungsi TIK dapat berperan sebagai “alat” dan sebagai “subyek”. Memperkenalkan TIK dalam pendidikan/pembelajaran sebagai “alat” akan membuat informasi semakin cepat diakses, lebih murah dan lebih mudah. Dalam hal tertentu TIK di dunia pendidikan dapat membuat pendidikan lebih mudah dijangkau, meningkatkan kualitas pendidikan, dan sebagai alat yang efektif dalam mengelola pendidikan. Sedangkan memperkenalkan TIK sebagai subyek dalam pembelajaran berarti ICT sebagai bagian yang vital untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membentuk keterampilan.
Integrasi TIK dalam pendidikan, UNESCO memaparkan, bahwa akses dan keterjangkauan pendidikan terhadap TIK akan mampu membuat pendidikan lebih baik, karena akses terhadap informasi meningkat, memungkian akses yang lebih tinggi terhadap pendidikan, memungkinkan belajar dimana saja dan kapan saja, dan mempertahankan belajar sepanjang hayat. Peran TIK dalam pendidikan sangat penting karena TK mampu meningkatkan kualitas pendidikan, karena TIK mampu meningkatkan motivasi siswa, TIK mampu membuat belajar siswa lebih pribadi, TIK mampu meningkatkan pembelajaran, TIK mampu memberikan umpan balik dan penguatan, TIK mampu meningkatkan kualitas pengajaran dan TIK mampu memperkaya proses mengajar.
Disamping itu TIK merupakan alat pengelolaan yang efektif. Efektifnya TIK dalam pengelolaan penddikan meliputi dua aspek, yaitu: 1) menghemat perencanaan dan sistem penyampaian dan 2) memfasilitasi pengambil kebijakan dan pengelola pendidikan. Oleh karena itu TIK dalam pendidikan harus dipahami secara menyeluruh termasuk tahapan-tahapan adopsi TIK dalam pendidikan. UNESCO sendiri telah membuat tahapan TIK dalam pendidikan, seperti tersaji pada gambar 1. UNESCO juga mengingatkan bahwa tantangan TIK jika di implementasikan di dunia pendidikan adalah kapabilitas, koneksi, akses, konten dan kurikulum.
Alasan penggunaan teknologi berdasarkan data empiris adalah: 1) mempengaruhi unjuk kerja akademis peserta didik; 2) menbangun keterampilan berpikir tingkat tinggi dan pemecahan masalah; 3) meningkatkan motivasi, minat dan sikap peserta didik terhadap belajar; 4) membantu peserta didik untuk menyiapkan dirinya di tempat kerja; dan 5) dibutuhkan bagi peserta didik dengan kemampuan adopsi belajar yang rendah serta gangguan-gangguan lainnya (Roblyer, M. D., & Doering, A.H. 2009). Lebih lanjut Roblyer memaparkan bahwa rasionalitas pemanfaatant teknologi digaris bawahi untuk meningkatkan motivasi, memperkaya metode pembelajaran, meningkatkan produktifitas dan melatih keterampilan peserta didik untuk memanfaatkan informasi era digital.
Menurut Roblyer dan Doering (2009) teknologi menjunjukkan manfaat terbaiknya jika, 1) menyokong secara langsung kurikulum; 2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkolaborasi; 3) menyesuaikan pengalaman dan kemampuan awal peserta didik, memberikan umpan balik dari dan oleh peserta didik ke pendidik tentang kemajuan belajar peserta didik; 4) dipraktekan di kelas setiap hari; 5) memberikan ruang bagi prakarsa anak didik untuk memperluas pengalaman belajarnya dan 6) teknologi mendapat dukungan dari anak didik, guru, pengambil kebijakan, komunitas dan pengelola pendidikan itu sendiri.
Banyak hal yang dapat dijadikan alasan mengapa TIK sangat dibutuhkan dunia pendidikan, diantaranya:
1.      Adanya perkembangan TIK yang menjadi jembatan ilmu. Salah satu peran TIK di era globalisasi ini adalah sebagai media informasi, misalnya internet. Peserta dapat mengeksplorasi informasi yang ada di seluruh dunia dengan lebih efisien dan efektif hanya dengan mengakses internet.
2.      Selain peran TIK sebagai media informasi, perkembangan TIK dapat pula dimanfaatkan peserta didik sebagai media komunikasi. Misalnya, memanfaatkan jaringan internet untuk chatting dan mailing, peserta didik dapat berkomunikasi dengan saling bertukar informasi tentang apa yang sedang dibahas. Tidak hanya komunikasi antara peserta didik, peserta didik dengan guru atau para ahli pun dapat dilakukan. Dengan cara ini, peserta didik akan dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan.
3.      Dengan adanya perkembangan TIK, belajar menjadi jauh lebih efisien. Proses pembelajaran tidak harus selalu dengan bertatap muka seperti jaman dahulu. Kini, proses pembelajaran dapat dilakukan memanfaatkan perkembangan TIK yang ada, sehingga kita juga dapat efisien dalam menggunakan waktu. Untuk di Indonesia sendiri, disebabkan oleh kondisi geografis yang merupakan negara kepulauan, TIK sangat mampu menjadi fasilitator utama untuk meratakan pendidikan di Indonesia, karena TIK yang memiliki kemampuan untuk memungkinkan pembelajaran jarak jauh. Inilah sebabnya mengapa perkembangan TIK disebut dengan penghilang batas ruang dan waktu.
4.      Adanya fakta bahwa peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dengan metode belajar yang menggunakan fasilitas multimedia daripada metode belajar konvensional.
5.      Berkembangnya TIK juga berperan dalam hal mengelola institusi pendidikan. Peran yang dimaksud adalah memudahkan institusi pendidikan untuk menyediakan layanan informasi untuk para peserta didik, seperti informasi tentang biaya pendidikan, kurikulum, pembimbing, dan sebagainya. Serta untuk megelola manajemen operasional dengan lebih efisien, efektif, dan optimal.

TIK memiliki peranan yang cukup banyak dalam sektor pendidikan, diantaranya:
1.      TIK sebagai keahlian dan kompetensi. Maksudnya, penggunaan TIK harus proporsional atau TIK bisa masuk ke semua lapisan masyarakat tapi sesuai dengan porsinya masing-masing.
2.      TIK sebagai infratruktur pembelajaran. Infrastruktur pembelajaran di sini maksudnya adalah tersedianya bahan belajar dalam format digital, jaringan adalah sekolah, sehingga belajar bisa dijangkau di mana saja dan kapan saja.
3.      TIK sebagai sumber bahan belajar. Hal ini mengenai buku dan bahan belajar yang diperbaharui secara kontinyu dengan menggunakan teknologi. Karena tanpa teknologi,  pembelajaran yang up-to-date membutuhkan waktu yang cukup lama.
4.      TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran. Seperti yang kita ketahui, fasilitas TIK sangat membantu proses pembelajaran. Contohnya, dalam menyampaikan informasi, dengan menggunakan fasilitas multimedia informasi akan cepat sampai ke peserta didik dengan lebih akurat karena dengan adanya berbagai fasilitas multidedia tersebut, peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dan mengeksplorasi pengetahuannya secara lebih luas.
5.      TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran. TIK sangat mendukung dalam hal mengelola pembelajaran, karena pada dasarnya tiap individu memerlukan dukungan pembelajaran yang tanpa henti.
6.      TIK sebagai sistem pendukung keputusan. Dalam mengambil sebuah keputusan, setiap individu memiliki alasan tersendiri. Oleh sebab itu, diperlukan informasi berdasarkan fakta yang ada dalam mengambil sebuah keputusan.

C.    KERUGIAN
1.      Kemajuan TIK juga akan semakin mempermudahterjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan.
2.      Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah system tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat fatal.
3.      Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention).
4.      Penerapannya membutuhkan biaya yang reatif besar.
5.      Rentan terhadap penyalah gunaan fungsi.
6.      Guru dalam mengoperasikan beberapa saran pendukung penerapan ICT seperti komputer dituntut memiliki keahlian tinggi.
7.      Suit diterapkan di sekolah yang kurang maju yang pada umumnya terdapat di pedesaan.
D.    TANTANGAN
Integrasi teknologi di dunia pendidikan tidaklah menyasar pada satu obyek yang tunggal, melainkan integrasi harus melibatkan pendidik, peserta didik, pengelola sekolah dan staf pengelola pendidikan. Pendidik dengan peran stategis harus lebih awal membudayakan teknologi dalam proses profesinya. Integrasi teknologi bagi pendidik (guru) seperti direkomendasikan oleh Badan Standar Nasional Teknologi untuk Pendidikan (ISTE, 2007) bahwa guru harus memiliki kompetensi, dalam hal: 1) guru harus mampu memfasilitasi dan menginspirasi kreatifitas peserta didik; 2) guru harus mampu merancang dan mengembangkan pengalaman belajar era digital lengkap dengan metode asesmennya; 3) guru harus mampu menjadi pioner model belajar era digital; 4) guru harus mampu mempromosikan teknik teknik integrasi teknologi yang terbaik dan 5) guru harus senantiasa mengembangkan sikap profesionalisme dan kepemimpinan.
Terkait dengan paparan diatas maka, model integrasi teknologi dalam pembelajaran harus secara kuat menyertakan landasan teori belajar dan bagaimana anak didik belajar. Agr Integrasi teknologi sukses maka beberapa hal yang esensi adalah: 1) integrasi dilandasi oleh teori belajar; 2) mengindentifikasi kelemahan dan kekuatan teknologi; 3) integrasi mengacu pada model yang handal dan 4) integrasi harus berada pada kondisi yang ideal.
Selain itu  perlu dibangun kesadaran akan  kemudahan-kemudahan pemanfaatan ICT dalam proses pembelajaran, penyediaan perangkat hardware dan software yang memadai untuk pemanfaatan ICT, penyiapan sumber daya manusia dalam penggunaan ICT merupakan bagian yang sangat penting dalam kelancaran dan keberhasilan pemanfaatan ICT dalam pembelajaran. Guru guru perlu mendapatkan banyak pelatihan pelatihan dasar tentang bagaimana mampu memanfaatkanICT, data data, informasi yang ada di internet yang begitu banyak yang dapatdimanfaatkan sebagai sumber belajar.
Perkembangan TIK memang memiliki banyak manfaat, khususnya dibidang pendidikan. Oleh sebab itu, banyak orang yang ingin segera memanfaatkannya. Namun, tidak bisa dipungkiri pemanfaatan TIK di dalam dunia pendidikan memiliki beberapa kendala, di antaranya:
1.      Kurangnya pengadaan infrastruktur TIK. Hal ini disebabkan sulit dijangkaunya beberapa daerah tertentu di Indonesia, sehingga penyebarannya tidak merata. Masih banyak daerah yang sulit dijangkau oleh alat transportasi. Untuk mencapai daerah yang dituju, hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Sedangkan dengan berjalan kaki, tidak memungkinkan untuk membawa berbagai peralatan multimedia.
Belum meratanya infrastuktur yang mendukung penerapan TIK di bidang pendidikan merupakan permasalahan awal yang harus segera diselesaikan oleh pihak yang berwenang, karena tanpa adanya infrastruktur yang mendukung maka penerapan TIK di bidang pendidikan hanya akan menjadi impian semata. Infrastruktur merupakan komponen yang sangat penting yang berfungsi sebagai modal awal dan utama dalam penerapan TIK di bidang pendidikan. Pada saat ini, terdapat kecenderungan bahwa hanya daerah tertentu saja yang mendapatkan akses TIK. Hal ini dikarenakan masih banyak daerah yang bahkan untuk memilki akses  telepon saja tidak ada, apalagi untuk akses terhadap Internet. Padahal sesungguhnya banyak sekali potensi sumber daya manusia unggul yang dimiliki oleh daerah tersebut. Jika hal ini terus berlangsung seperti ini maka dikhawatirkan bahwa potensi sumber daya manusia yang dimiliki daerah tersebut akan terbuang dengan percuma dan tidak dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa Indonesia pada umumnya.
Sarana dan prasarana yang belum memadai terutama untuk sekolah-sekolah
yang berlokasi di pelosok. Walaupun sudah ada sarana dan prasarana, tetapi masih sangat minim baik dari segi jumlah maupun segi mutu peralatan tersebut.
2.      Ketidaksiapaan sumber daya manusia  untuk memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran. Ketidaksiapan ini dikarenakan pola kebiasaan pembelajaran yang masih belum menganggap penting peranan TIK dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mereka cenderung sudah merasa puas akan materi yang telah diberikan oleh pengajar secara langsung, sehingga menyebabkan mereka tidak mau / malas untuk mencari informasi tambahan yang ada di Internet walaupun sarana dan infrastruktur sudah mendukung dalam penerapan TIK. Terkadang kendala ini jauh lebih susah untuk dipecahkan daripada tidak adanya infrastruktur yang mendukung TIK, hal ini karena biasanya lebih susah untuk mengubah pola tingkah laku/ kebiasaan dari seseorang. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dari setiap individu pembelajar untuk memanfaatkan dan menerapkan TIK dalam metode pembelajarannya.
3.      Hambatan – hambatan penggunaan TIK dalam proses belajar mengajar ada tiga, yaitu:
·         Kurangnya kepercayaan diri guru menggunakan TIK dalam melaksanakan proses belajar mengaiar. Guru takut gagal mengajar melalui penggunaan TIK yang saat ini sangat disarankan.
·         kurangnya kompetensi guru, yang dimaksud disini adalah kurangnya kompetensi guru dalam mengintegrasikan TIK kedalam pedagogis praktek, yaitu tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan komputer dan tidak antusias tentang perubahan dan integrasi dengan belajar yang menggunakan computer dalam kelas mereka.
·         Sikap guru dan resistensi yang melekat terhadap perubahan. Sikap dan resistensi guru untuk mengubah tentang penggunaan strategi baru yaitu dengan integrasi TIK dalam proses belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan dengan sikap guru bahwa penggunaan TIK dalam proses belajar mengajar tidak memiliki manfaat atau keuntungan yang jelas).
4.      Masih digunakannya perangkat multimedia bekas di lembaga-lembaga pendidikan yang terdapat di daerah pedesaan. Perangkat multimedia bekas ini tentunya masih menggunakan spesifikasi yang sudah tertinggal jamannya. Sehingga penggunaannya tidak mampu bersaing dengan laju perkembangan TIK yang begitu pesat.
5.      Mahalnya biaya pengadaan dan penggunaan fasilitas TIK. Hal ini dikembalikan lagi kepada pemerintah. Dapat kita lihat pemerintah masih pelit mengalokasikan dana untuk pengadaan fasilitas TIK yang dapat menunjang pendidikan Indonesia. Sebagai contoh, pengadaan fasilitas di daerah pedesaan masih sangat minim. Sementara di kota sudah hampir merata, terutama di lembaga-lembaga pendidikan unggulan.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut diperlukan langkah-langkah penyelesaian yang sekaligus berfungsi sebagai prasyarat keberhasilan penerapan TIK dalam dunia pendidikan / pembelajaran. Langkah-langkah tersebut antara lain sebagai berikut:
1.      Pembelajar dan Pengajar harus memiliki akses terhadap teknologi digital dan Internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan. Ini berarti sekolah harus memiliki sarana prasarana yang memadai yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi, seperti tersedianya komputer/laptop, jaringan komputer, internet, laboratorium komputer, peralatan multimedia seperti CD, DVD, Web Camera dan lain-lain.
2.      Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi pembelajar dan pengajar. Materi-materi itu dapat berupa materi pembelajaran interaktif yang berbantuan komputer, seperti CD, DVD Pembelajaran Interaktif.
3.      Pengajar harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu pembelajar agar mencapai standar akademik. Pengembangan professional seorang guru harus ada waktu yang cukup, dan perlu dukungan teknis yang harus diberikan kepada guru.
4.      Harus tersedia anggaran atau dana yang cukup untuk untuk mengadakan, mengembangkan dan merawat sarana prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut.
5.      Adanya kemauan dari semua pihak, dalam hal ini guru dan peserta didik untuk menerapkan pembelajaran dengan dukungan teknologi komunikasi dan informasi tersebut.

E.     KURIKULUM
Amanat standar proses (Permendiknas 41 Tahun 2007) yang menyatakan proses pembelajaran dilaksanakan harus inspiratif, interaktif, menyenangkan, momotivasi dan menantang untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai bakat, minat serta perkembangan fisik, psikologis peserta didik jauh dari harapan. Ambil suatu contoh! Masih banyak kita temui anak-anak takut untuk pergi kesekolah, karena sekolah tidak menyenangkan dan dalam benak siswa sekolah masih menyerupai penjara. Padahal sejak tahun 2013 pemerintah sudah memberlakukan kurikulum 2013. Kenyataan ini justru berbanding terbalik dengan rasionalitas, alasan dan tujuan perubahan kurikulum 2013 yang dicanangkan pemerintah. Lebih tragis lagi ketika harapan besar tertumpu pada kurikulum 2013, justru anak-anak mendapat perlakuan yang tidak memperhatikan perkembangan psikologis anak, seperti isu hangat yang terjadi pada sekolah international, Jakarta International School (JIS).
Berbagai kondisi saat ini tidak bersahabat dengan anak didik. Kondisi yang demikian parah ini lebih parah ketika mata pelajaran TIK dihilangkan dalam struktur kurikulum 2013. Menteri Pendidikan, Muhammad Nuh dalam suatu kesempatan di Malang mengatakan “guru-guru tidak lagi dibebani dengan urusan administratif, tugas guru dalam kurikulum 2013 hanya mengajar”. Lebih lanjut Pak Menteri mengatakan, “ —begitu juga, buku-buku bahan pelajaran akan semuanya dibuat dipusat, guru hanya melaksanakan pengajaran saja”. Pernyataan Pak Menteri ini kontrakdiktif dengan substansi yang ada pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomr 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dalam hal: 1) pada kompetensi pedagogik sangat jelas dinyatakan bahwa guru memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran, 2) pada kompetensi profesional sangat jelas tersurat guru mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara efektif dan 3) guru memanfaatkan TIK untuk mengembangkan diri.
Hilangnya muatan TIK dalam struktur kurikulum 2013 juga kontraktif dengan tuntutan kemajuan zaman dimana penguasaan TIK seharusnya ditingkatkan melalui pelatihan yang berkelanjutan, bukannya di lebur dengan konsep yang belum jelas. Padahal TIK seperti diamanatkan UNESCO, harus dilihat pada dua aspek. Aspek tersebut, yaitu: learn to use ICT dan use ICT to learn ( Unesco Toolkit ICT, 2009). Begitupula pemetaan untuk memperoleh gambaran ICT di sekolah-sekolah belum dilakukan dengan serius, sehingga kita sangat sulit mendapatkan data yang valid untuk pengkajian lebih lanjut. Hal ini diperparah lagi dengan tidak adanya kebijakan atau masterplan ICT di Indonesia. Kondisi ini tentunya berbanding terbalik dengan keseriusan pemerintah Malaysia dan Singapura yang telah memiliki masterplan ICT yang terencana, terarah dan valid untuk pengkajian lebih lanjut.

F.     FASILITAS
Penting untuk memahami, bahwa TIK tidak dipahami dengan sederhana yang menyangkut komputer dan internet. Namun, TIK terdiri dari peralaatan, layanan dan teknologi seperti: radio, sistem satalit, televisi, video, DVD, telepon, komputer (termasuk jaringan), video konferensi dan juga surat elektronik. Disebagian negara berkembang dimana akses internet dan komputer masih sangat terbatas, maka penggunaan piranti elektronik merupakan solusi yang penting, karena dapat digunakan dalam mencapai tujuan pendidikan, mudah diperoleh kebanyakan orang dan terjangkau.

G.    CONTOH PEMBELAJARAN DENGAN TIK
Salah satu contoh pengembangan TIK di sekolah yaitu dengan pemanfaatan video pembelajaran, aplikasi internet, CD Room, dan software program TIK. Dengan pemanfaatan program-program software menjadikan pembelajaran lebih mudah. Yang menjadi kendala adalah bahwa penyediaan software ini tidak banyak mungkin juga tidak gratis. Di Indonesia sudah mulai dikembangkan software yang bisa diunduh melalui rumah pintar dan bisa diakses kapan saja.
TIK dalam dunia pendidikan digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran:
1.      Memanfaatkan fasilitas multimedia yang sudah tersedia untuk mempermudah kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Misalnya, untuk presentasi. Jika dahulu presentasi hanya menggunakan media OHP yang monoton, sekarang presentasi sudah dapat ditampilkan dengan LCD projector dan dibuat lebih kreatif dengan menampilkan berbagai konten multimedia, seperti gambar, video, suara, dan sebagainya.
2.      Memanfaatkan internet untuk proses pembelajaran jarak jauh (kelas virtual). Kelas virtual ini sudah menjadi tren di era globalisasi sekarang. Karena kelas virtual mmiliki beberapa keuntungan, seperti: peserta didik dapat mengekspresikan diri, bersosialisasi, saling berbagi pengetahuan, meningkatkan kreativitas, dan menumbuhkan cara belajar yang mandiri.
3.       Memungkinkan peserta didik untuk berdemonstrasi dengan perangkat multimedia yang ada. Misalnya, menampilkan suatu kegiatan eksperimen dengan tujuan untuk memperlihatkan bagaimana cara yang dilakukan dalam eksepimen tersebut.
Contoh integrasi yang bisa guru kelas lakukan secara mandiri maupun dengan bantuan guru TIK di lab komputer maupun dengan komputer yang ada dikelas, kegiatannya antara lain :
  1. Membuat diagram
  2. Membuat rentang waktu (time line)
  3. Membuat grafik
  4. Membuat sajak atau naskah
  5. Membuat karya video
  6. Memproduksi rekaman suara seperti orang sedang melakukan siaran radio atau pendongeng
  7. Membuat karya puisi, cerita atau naskah pementasan
  8. Merancang booklet
  9. Merancang brosur atau atribut pelengkap kampanye lingkungan hidup misalnya
  10. Membuat peta pikiran
  11. Membuat lukisan dengan computer
  12. Membuat komik
  13. Membat denah ruangan
  14. Memutar CD Rom
  15. Mencari informasi di internet





REFERENSI

Rusman dkk. (2013). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada







http://merryfitrinurdiyani.blog.upi.edu/

2 komentar:

  1. Terimakasih atas artikelnya, cukup membantu dalam mendapatkan info maupun referensi, n mohon ijin untuk mengambil beberapa kutipan atau materi yang teradapat didalam materi ini. semoga kedepan blog ini lebih berkembang dan maju.

    BalasHapus
  2. artikelnya bagus, pembelajaran teknologi memang sangat penting di zaman sekarang, kami menawarkan aplikasi absensi berbasis sms, silahkan kunjungi website kami ABSENSI SISWA

    BalasHapus