Senin, 09 Maret 2015

Penelitian Eksperimen

PENELITIAN EKSPERIMEN

A.      Pengertian Penelitian Eksperimen
Menurut Gall dan Borg (2003: 631) the experiment is most powerfull quantitative research method for establishing cause and effect relationships between two or more variable. Eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif  yang paling ampuh untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih.
Menurut Creswell (2012: 295) penelitian eksperimen merupakan penelitian untuk menguji suatu ide, praktek atau prosedur untuk menentukan apakah
mempengaruhi hasil atau variabel dependen.  Selanjutnya  Creswell menjelaskan  eksperimen digunakan ketika ingin membangun kemungkinan sebab dan akibat antara variabel independen dan variabel dependen. Peneliti mengontrol semua
variabel yang mempengaruhi hasil kecuali untuk variabel independen. Kemudian, ketika variabel independen mempengaruhi variabel dependen, kita dapat mengatakan variabel independen "penyebab" atau "mungkin disebabkan" variabel dependen.
McMillan (2012: 14) mengatakan “in experimental research, the researchers can manipulate of factors (variables) that may influence subjects and then see what happens ti the subjects’ responses as a result”. Jadi dalam penelitian eksperimen, peneliti dapat memanipulasi faktor-faktor (variabel) yang mungkin mempengaruhi subjek, kemudian melihat respon dari subjek tersebut sebagai hasilnya. Selanjutnya menurut Gall dan Borg (2003: 633) variabel yang dimanipulasi disebut experimental treatment, kadang juga disebut variabel independent (independent variable, variabel eksperimental (experimental variable), variabel perlakuan (treatment variable), atau intervensi (intervention).
Menurut Gay (dalam Emzir, 2012: 64), penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat.
 Sugiyono (2012: 109) menambahkan penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Menurut Sukardi (2013: 179-180), penelitian eksperimen merupakan metode penelitian paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat. Ada dua alasan mengapa penelitian eksperimen cocok dilakukan di bidang pendidikan. Pertama, metode pengajaran yang lebih tepat di-setting secara alami dan dikomparasikan di dalam keadaan yang tidak bias. Kedua, penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip-prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para penyelenggara sekolah.

B.       KARAKTERISTIK PENELITIAN EKSPERIMEN
Dalam bentuk paling sederhana penelitian eksperimen, menurut Ary (2011: 338), mempunyai tiga ciri yaitu:
1.         Suatu variabel bebas dimanipulasi,
2.         Semua variabel lainnya, kecuali variabel bebas, dipertahankan tetap,
3.         Pengaruh manipulasi variabel bebas terhadap variabel terikat diamati.
Jadi dalam penelitian eksperimen ada dua variabel bebas yang dimanipulasi atau diubah-ubah oleh peneliti, sedang variabel terikat, yaitu variabel dimana akibat perubahan itu diamati, tidak dimanipulasi oleh peneliti. Misal: untuk meneliti suatu metode pembelajaran terhadap hasil belajar, maka peneliti memanipulasi metode pembelajaran (variabel bebas) dengan metode yang berbeda-beda untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar (variabel terikat).
Secara umum ada beberapa pendapat mengenai karakteristik penelitian eksperimen. Menurut Ary (2011: 342) ada tiga unsur penting dalam pelaksanaan suatu eksperimen yaitu:
1.         Pengendalian
Pengendalian merupakan inti metode eksperimen karena tanpa pengendalian peneliti tidak mungkin dapat menilai secara tegas pengaruh variabel bebas. Pengendalian, menurut Sukardi (2013: 181) adalah usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan mengendalikan suatu variabel atau subyek dalam penelitian eksperimen memiliki peranan penting, karena tanpa melakukan kendali secara sistematis, seorang peneliti tidak mungkin dapat melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat.
Menurut Ary (2011: 342-343) ada dua asumsi yang menjadi dasar penelitian eksperimen yaitu sebagai berikut
a.         Apabila dua situasi sama dalam segala hal, kecuali faktor yang ditambahkan ke atau dibuang dari salah satu situasi itu, maka setiap perbedaan yang muncul di antara kedua situasi tersebut dapat dikaitkan dengan faktor tersebut. Pernyataan ini disebut hukum variabel tunggal (law of the single variable).
b.        Apabila dua situasi tidak sama tetapi dapat ditunjukkan bahwa tidak ada satu variabel pun yang signifikan dalam menimbulkan gejala yang sedang diselidiki, atau gejala variabel-variabel yang signifikan itu dibuat sama, maka setiap perbedaan yang terjadi di antara kedua situasi itu sesudah dimasukkannya variabel baru ke dalam salah satu di antaranya, dapat dianggap sebagai disebabkan oleh variabel baru tersebut. Pernyataan ini disebut hukum satu-satunya variabel yang signifikan (the law of the only signifikan variable).
Tujuan pengendalian dalam penelitian eksperimen adalah untuk mengatur situasi sehingga pengaruh variabel dapat diselidiki. Dalam penelitian kita tidak dapat menghindari bercampurnya variabel yang tidak ada kaitannya dengan masalah penelitian (extraneous variable) dengan variabel bebas. Kekacauan tersebut dapat dihilangkan dengan jalan mengendalikan pengaruh variabel-variabel luar (extraneous variable) yang relevan. Ada lima prosedur pengendalian perbedaan subyek menurut Ary (2011:345) yaitu:
a.         Penempatan secara acak (random assignment)
Random assignment Penempatan subyek ke dalam kelompok sedemikian rupa sehingga untuk setiap kali penempatan, setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk ditempatkan di kelompok manapun, kelompok eksperimen atau kelompok kontrol.
b.        Pemadanan teracak (randomized matching)
Metode untuk mengendalikan sebagian perbedaan antar subyek. Yang pertama dilakukan adalah menetapkan variabel yang akan digunakan untuk memadankan, seperti IQ, usia mental, pretest, status sosio ekonomi, umur, jenis kelamin. Variabel yang digunakan sebagai patokan harus mempunyai korelasi yang tinggi dengan variabel terikat agar mempunyai nilai guna.
c.         Pemilihan yang homogen
d.        Analisa kovariansi (analysis of covariance)
merupakan metode untuk menganalisis perbedaan variabel terikat di antara kelompok-kelompok eksperimen, sesudah memperhitungan setiap perbedaan ukuran pratest atau ukuran variabel terikat relevan lainnya yang telah ada sebelumnya di antara kelompok-kelompok tersebut. Analisis kovariansi adalah metode statistik yang memberikan pengendalian sebagian terhadap variabel-variabel luar yang mengacaukan (extraneous variable) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
e.         Penggunaan subyek sebagai pengendali mereka sendiri.
Prosedur pengendalian yang menempatkan subyek ke semua kondisi eksperimen dan kemudian mengukur hasil subyek tersebut dan menjadikan hasil pengukuran tersebut sebagai dasar dalam pembagian kelompok.
Selain perbedaan antar subyek, variabel situasional juga perlu dikendalikan agar subyek tidak merasa sedang diteliti. Ada tiga metode yang biasanya digunakan untuk mengendalikan variabel situasional yaitu:
a.         menjaga agar keadaan variabel tersebut tetap seperti semula,
b.        mengacak variabel tersebut
c.         memanipulasi variabel tersebut secara sistematis dan terpisah dari variabel bebas yang utama.
2.      Manipulasi
Karakteristik utama penelitian eksperimen adalah adanya tindakan memanipulasi variabel secara terencana oleh peneliti. Manipulasi dalam penelitian eksperimen, menurut Emzir (2012: 65) adalah peneliti memutuskan apa bentuk atau nilai-nilai variabel bebas (sebab) yang akan diambil dan kelompok mana akan mendapat bentuk yang sama. Manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat (Sukardi, 2013: 181).
3.         Pengamatan
Menurut Sukardi (2013: 182), tindakan pengamatan atau observasi dilakukan dengan tujuan agar dapat mengamati dan mencatat fenomena yang muncul dalam variabel terikat sebagai akibat dari adanya pengendalian dan manipulasi variabel. Sederhananya, pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel bebas terhadap variabel terikat.

Karakteristik kunci dari penelitian eksperimen lainnya menurut Creswell (2012: 296-302) yaitu:
1.    Penempatan secara acak (Random assignment)
Dalam penelitian eksperimen, peneliti memilih sampel dari populasi secara acak, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Dengan penempatan secara acak peneliti dapat mengontrol karakteristik dari peserta (variabel asing) yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, misalnya: kemampuan siswa, perhatian, atau motivasi.
2.    Adanya kontrol terhadap variabel asing/tambahan (Control over extraneous variables)
Menurut Fraenkel&Wallen (2006: 50) extraneous variables merupakan variabel independen yang belum terkontrol, yakni variabel yang tidak dapat dimanipulasikan oleh pengeksperimen, tetapi mempunyai pengaruh yang berarti pada variabel tergantung. Creswell (2012: 297-300) menjelaskan ada beberapa cara yang dapat dilakukan peneliti untuk mengontrol variabel tambahan baik sebelum dan selama percobaan yaitu:
a.         Pretest dan posttest
Pretest dapat digunakan untuk menyamakan karakteristik kelompok. Posttest dapat diberikan untuk peserta setelah mendapatkan perlakuan.
b.         Kovariat
Tes ini memungkinkan peneliti untuk menilai secara akurat hubungan antara perlakuan dan hasilnya.
c.         Pencocokan peserta
Proses mengidentifikasi satu atau lebih karakteristik pribadi yang sama, misalnya: jenis kelamin, nilai pretest, atau kemampuan individual, yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ke dalam kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Berikut gambar untuk menjelaskan proses mencocokkan peserta berdasarkan jenis kelamin:
d.        Sampel homogen
Memilih sampel dengan karakteristik yang sedikit berbeda.
e.         Memblokir variabel
Membagi peserta menjadi subkelompok yang homogen dengan memilih karateristik yang umum untuk semua peserta dalam penelitian (misal:jenis kelamin, rentang usia) ke dalam kelompok eksperimental dan kelompok kontrol dengan jumlah yang sama.
3.         Manipulasi terhadap kondisi perlakuan (Manipulation of the treatment conditions)
Peneliti memanipulasi kondisi perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
4.         Hasil tindakan (Outcome measures)
Hasil eksperimen adalah pengaruh suatu perlakuan (variabel bebas) terhadap variabel terikat (dependent variable)
5.         Membandingkan kelompok (Group comparisons)
Membandingkan hasil penelitian pada tiap-tiap kelompok, kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
6.         Ancaman terhadap validasi (Threats to validity)
Peneliti harus teliti terhadap faktor-faktor yang dapat menjadi ancaman bagi validitas internal dan validitas eksternal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Berikut beberapa kareakteristik penting dari penelitian eksperimen menurut Fraenkel&Wallen (2006: 263).
1.        Perbandingan Kelompok (Comparison of group)
Dalam penelitian eksperimen terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sedapat mungkin sama (homogen) atau mendekati sama karakteristiknya. Pada kelompok eksperimen diberikan pengaruh atau treatment tertentu, sedangkan pada kelompok kontrool tidak diberikan. Selanjutnya proses penelitian berjalan dan diobservasi untuk menentukan perbedaan atau perubahan yang terjadi pada kelompok eksperimen. Tentunya perbedaan tersebut merupakan hasil bandingan keduanya.
2.        Manipulasi variabel bebas (Manipulate of the independent variable) Karakteristik penting yang kedua dari semua penelitian eksperimen adalah memanipulasi variabel indipenden. Maksudnya peneliti sengaja dan langsung menentukan bentuk variabel bebas yang akan diambil dan menentukan grup yang mana yang mendapatkan bentuk itu.
3.        Randomization
Aspek penting dari semua eksperimen adalah penempatan secara acak dari subjek dalam grup.

C.      PROSEDUR PENELITIAN EKSPERIMEN
Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya sama dengan jenis penelitian lainnya, berikut ini menurut Sukardi (2013: 182-183), yaitu:
1.         Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan,
2.         Mengidentifikasi permasalahan,
3.         Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel,
4.         Membuat rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan:
a.         Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen,
b.        Menentukan cara untuk mengontrol mereka,
c.         Memilih desain riset yang tepat,
d.        Menentukan populasi, memilih sampel yang mewakili dan memilih  sejumlah subyek penelitian,
e.         Membagi subyek ke dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen,
f.         Membuat instrumen yang sesuai, memvalidasi instrumen dan melakukan pilot study agar memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan,
g.        Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan hipotesis,
5.         Melakukan eksperimen,
6.         Mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen,
7.         Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan,
8.         Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan,
9.         Membuat laporan penelitian eksperimen.
Menurut Creswell (2012: 322-325), ada 8 langkah dalam melakukan penelitian eksperimen, yaitu sebagai berikut:
1.    Tentukan eksperimen yang menggambarkan masalah penelitian
Jenis masalah yang diteliti oleh peneliti adalah kebutuhan untuk mengetahui apakah praktek baru mempengaruhi hasil.
2.    Buatlah hipotesis untuk menguji hubungan sebab akibat
Sebuah hipotesis menunjukkan sebuah prediksi tentang hasil. Eksperimen menetapkan prediksi ini (dalam bentuk hipotesis nol atau alternatif) dan kemudian mengumpulkan data untuk menguji hipotesis.
3.    Pilih unit eksperimen dan identifikasi peserta penelitian
Sebuah unit eksperimental analisis adalah unit terkecil yang dirawat oleh peneliti selama percobaan. Pemilihan peserta dilakukan dengan cara yang sistematis agar dapat mewakili populasi, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi.
4.    Tentukan sebuah perlakuan eksperimen yang akan diterapkan
Kunci dari desain ini adalah menetapkan tingkat perlakuan dan menerapkan satu tingkat ke masing-masing kelompok, seperti satu tingkat ke kelompok eksperimen dan tingkat lain untuk kelompok kontrol, kemudian dibandingkan hasilnya.
5.    Pilihlah jenis desain eksperimen
Peneliti harus membuat beberapa keputusan berdasarkan ketersediaan peserta, dan mengendalikan pengaruh asing dalam penelitian sebelum memilih desain.
6.    Lakukan percobaan/penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan melibatkan langkah-langkah prosedural sesuai dengan desain yang dipilih, antara lain: penyelenggaraan pretes, memperkenalkan ‘obat’ yang akan diperlakukan dalam kelompok, pemantauan proses selama penelitain berlangsung, pengumpulan hasil posttes, dan penggunaan etika dalam penelitian dengan menginformasikan tentang tujuan dan alasan.
7.    Atur dan analisis data
Ada 3 kegiatan utama dalam akhir proses penelitian, yaitu: coding data, menganalisis data, dan menulis laporan penelitian. Coding data berarti bahwa peneliti mengambil informasi untuk dianalisis dalam komputer. Analisis deskriptif dengan menggunakan analisis statistik dan mencatat variabel data, kemudian membandingkan hasilnya. Analisis statistik yang bisa digunakan antara lain uji t, ANOVA, ANCOVA.
8.    Kembangkan laporan penelitain
Dalam laporan penelitain eksperimen, memuat informasi tentang: peserta dan tugasnya, desain eksperimen, intervensi dan bahannya, kontrol atas variabel asing, pengukuran dan pengamatan.

D.      VALIDITAS EKSPERIMEN
Hasil penelitian eksperimen akan dikatakan valid secara ideal menurut Sukardi (2013: 188), apabila:
1.         Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang dimanipulasi secara sistematis,
2.         Hasil akhir eksperimen harus dapat digeneralisasi pada kondisi eksperimen yang berbeda.
Ada dua syarat agar hasil suatu eksperimen dapat mencapai hasil yang baik dan tidak bervariasi, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Campbell dan Stanley (dalam Ary, 2011: 360-364) menjelaskan tentang validitas internal dan validitas eksternal, serta beberapa ancaman bagi validitas internal dan validitas eksternal.
1.         Validitas Internal
Validitas internal berkaitan dengan pertanyaan: Apakah perlakuan eksperimental benar-benar menyebabkan perubahan pada variabel terikat? Apakah variabel bebas benar-benar membuat perbedaan yang signifikan? Campbell dan Stanley (dalam Ary, 2011: 360-364) mengidentifikasi delapan faktor atau ancaman utama terhadap validitas internal, yaitu:
a.         Sejarah (history) Kejadian-kejadian khusus yang bukan perlakuan eksperimen, tetapi mempengaruhi model, karakter, dan penampilan variabel bebas.
b.        Maturation (Pematangan), dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau obyek yang diteliti yang mungkin muncul selama suatu periode tertentu yang mempengaruhi proses pengukuran dalam penelitian.
c.         Pemberian pra-tes. Pemberian pra-tes mungkin dapat mempengaruhi penampilan subyek pada tes kedua, apapun perlakuan eksperimen yang diterimanya.
d.        Alat pengukuran. Perubahan alat pengukur, penilai, atau pengamat yang dipergunakan mungkin mengakibatkan perubahan-perubahan pada ukuran yang diperoleh.
e.         Kemunduran statistik (statistical regression). Apabila kelompok itu dipilih berdasarkan skor yang ekstrim, regresi (kemunduran) statistik mungkindapat menimbulkan efek yang dapat disalah-tafsirkan sebagai efek perlakuan ekperimen.
f.         Pemilihan subyek yang berbeda. Mungkin kelompok-kelompok itu sudah mempunyai perbedaan penting, bahkan sebelum diberikannya perlakuan eksperimen.
g.        Hilang dalam eksperimen. Kelompok-kelompok yang diperbandingkan itu, mungkin ada responden yang hilang dalam jumlah yang berbeda, sehingga akan mempengaruhi penyelidikan.
h.        Interaksi pematangan dengan seleksi. Jenis interaksi ini dapat terjadi dalam desain quasi-eksperimen di mana kelompok coba dan kelompok pengendali tidak dipilih secara acak melainkan merupakan kelompok-kelompok utuh yang sudah ada sebelumnya.
Kedelapan faktor ini perlu dikontrol agar variabel yang direncanakan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel terikat.
2.         Validitas Eksternal
Validitas eksternal mengacu pada kondisi bahwa hasil yang diperoleh dapat digeneralisasikan dan dapat diterapkan pada kelompok dan lingkungan di luar setting eksperimen. Bracht dan Glass (dalam Ary, 2011: 365), menyebutkan dua macam validitas eksternal, yaitu validitas populasi dan validitas ekologi.
a.       Validitas populasi. Peneliti berharap agar hasil penelitian terhadap kelompok eksperimen itu dapat digeneralisasi kepada populasi yang jauh lebih besar, meskipun populasi tersebut tidak/belum diteliti.
b.      Validitas ekologi. Para peneliti berharap hasil yang diperoleh dari penelitian juga akan diperoleh dalam kondisi lingkungan eksperimen yang lain.
Menurut Cook dan Campbell dalam Creswell (2012: 306) tiga ancaman yang dapat mempengaruhi generalisasi adalah:
a.         Interaksi  seleksi dan perlakuan (Interaction of selection and treatment)
Ketidakmampuan untuk menggeneralisasikan hasil pada kelompok di luar kelompok percobaan karena faktor ras, sosial, geografis, usia, jenis kelamin, atau kepribadian.
b.        Interaksi pengaturan dan perlakuan (Interaction of setting and treatment)
Ketidakmampuan untuk menggeneralisasikan pengaturan yang berbeda di dalam suatu percobaan.
c.         Interaksi sejarah dan perlakuan (Interaction of history and treatment)
Ketika peneliti mencoba menggeneralisasikan hasil penelitian pada situasi masa lalu dan masa depan, maka hasilnya tentu saja akan berbeda.
Campbell dan Stanley (dalam Emzir, 2012: 79-84) mengidentifikasi beberapa ancaman utama terhadap validitas eksternal, yaitu:
a.         Interaksi pra-tes perlakuan. Interaksi pra-tes perlakuan muncul bila respon subyek atau bereaksi secara berbeda pada perlakuan karena mereka mengikuti pra-tes.
b.        Interaksi seleksi perlakuan. Interaksi seleksi perlakuan sama dengan masalah seleksi subyek berbeda yang diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal dan juga muncul bila subyek tidak dipilih secara acak untuk perlakuan.
c.         Spesifisitas variabel. Spesifisitas variabel mengacu pada fakta bahwa suatu studi yang diberikan dilakukan dengan jenis subyek spesifik, penggunaan instrumen pengukur spesifik, pada waku yang spesifik, atau kondisi yang spesifik.
d.        Pengaturan reaktif. Pengaturan reaktif mengacu pada sejumlah faktor yang diasosiasikan dengan cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap subyek yang dilibatkan.
e.         Interferensi perlakuan jamak. Interferensi perlakuan jamak dapat muncul bila subyek yang sama menerima lebih dari satu perlakuan dalam pergantian, ia mengacu pada efek perlakuan yang menyulitkan untuk menilai keefektifan perlakuan yang lebih belakang.
f.         Kontaminasi dan bias pelaku eksperimen. Kontaminasi muncul bila keakraban peneliti dengan subyek mempengaruhi hasil penelitian, peneliti dapat dengan tidak sengaja memengaruhi perilaku mereka atau menjadi subyektif dalam penilaian perilaku mereka.

E.       DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN
Validitas eksperimen merupakan fungsi langsung dari tingkatan untuk mana variabel luar dikontrol. Apabila variabel tersebut tidak dikontrol, sulit untuk dievaluasi efek variabel bebas dan generalisabilitas. Efek variabel bebas mungkin dicampuri oleh variabel luar demikian yang sulit untuk menentukan efeknya. Hal ini yang harus dikontrol oleh desain penelitian eksperimen. Desain penelitian eksperimen yang baik mengontrol banyak sumber ketidakvalidan.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol variabel luar agar tidak berefek pada variabel terikat (Emzir, 2012: 86-91), yaitu:
1.         Pengontrolan variabel luar. Randomisasi merupakan cara tunggal upaya mengontrol banyak variabel luar pada waktu yang sama. Randomisasi efektif dalam menciptakan kesamaan, kelompok representatif yang secara esensial sama pada semua variabel yang relevan.
2.         Pemadanan. Pemadanan adalah suatu teknik untuk penyamaan kelompok pada satu atau lebih variabel yang telah diidentifikasi peneliti sebagai berhubungan dengan penampilan pada variabel terikat. Pendekatan yang paling umum digunakan adalah dengan melibatkan penempatan anggota pasangan secara random, satu anggota untuk setiap kelompok.
3.         Perbandingan kelompok dan subkelompok homogen. Cara lain untuk mengontrol variabel luar adalah membandingkan kelompok yang homogen tentang variabel tersebut.
4.         Penggunaan subyek sebagai pengendalian diri mereka sendiri.
5.         Analisis kovarian. Analisis kovarian adalah suatu metode statistik untuk penyamaan kelompok yang dibentuk secara random pada satu atau lebih variabel kontrol. Analisis kovarian mengatur skor pada suatu variabel terikat untuk perbedaan awal pada beberapa variabel lain.

Jenis desain penelitian eksperimen menurut Creswell (2012: 307) yaitu:
1.      Desain Antar Grup (Between Group Design)
a.       Eksperimen Sejati (True Experiment)
-       Pretes dan posttes
Penugasan Acak
Grup Kontrol
Pretes
Tidak ada perlakuan
Posttes
Penugasan Acak
Grup Eksperimen
Pretes
Perlakuan eksperimen
Posttes
-       Hanya posttes
Penugasan Acak
Grup Kontrol
Tidak ada perlakuan
Posttes
Penugasan Acak
Grup Eksperimen
Perlakuan eksperimen
Posttes
b.      Eksperimen Semu (Quasi Experiment)
-       Pretes dan posttes
Grup Kontrol Terpilih
Pretes
Tidak ada perlakuan
Posttes
Grup Eksperimen Terpilih
Pretes
Perlakuan eksperimen
Posttes
-       Hanya posttes
Grup Kontrol Terpilih
Tidak ada perlakuan
Posttes
Grup Eksperimen Terpilih
Perlakuan eksperimen
Posttes
c.       Desain Faktorial (Factorial Design)
Grup 1
Tingkat 1
Perlakuan eksperimen
Posttes
Grup 2
Tingkat 2
Perlakuan eksperimen
Posttes
Grup 3
Tingkat 3
Perlakuan eksperimen
Posttes
Grup 4
Tingkat 1
Perlakuan normal
Posttes
Grup 5
Tingkat 2
Perlakuan normal
Posttes
Grup 6
Tingkat 3
Perlakuan normal
Posttes

2.      Desain Dalam Grup atau Desain Individual
a.       Seri waktu (Time Series Experiment)
-       Terputus (interrupted)
Terpilih peserta untuk grup
Pretes atau pengamatan
Pretes atau pengamatan
Pretes atau pengamatan
Intervensi (perlakuan)
Posttes atau pengamatan
Posttes atau pengamatan
Posttes atau pengamatan
-       Setara (equivalent)
Terpilih peserta untuk grup
Pengukuran atau pengamatan
Intervensi (perlakuan)
Pengukuran atau pengamatan
Intervensi (perlakuan)
Pengukuran atau pengamatan
Intervensi (perlakuan)
Pengukuran atau pengamatan
b.      Eksperimen berulang (Repeated Measures Experiment)
Terpilih peserta untuk grup
Pengukuran atau pengamatan
Eksperimen ke-1
Pengukuran atau pengamatan
Eksperimen ke-2
Pengukuran atau pengamatan
c.       Eksperimen subjek tunggal (Single Subject Experiment)
Subjek tunggal yang terpilih diamati setiap waktu, setiap perkembangan, digambarkan dalam bentuk grafik.

Berikut disajikan tabel dari karakteristik dari setiap jenis desain penelitian eksperimen menurut Creswell (2012: 307), yaitu:
Tabel. Jenis Penelitian Eksperimen
Perihal
Jenis Desain Eksperimen
Eksperimen Sejati
Eksperimen Semu
Faktorial
Seri Waktu
Eksperimen Berulang
Subjek Tunggal
Karakter
Penugasan Acak
Ya
Tidak
Mungkin
Tidak
Tidak
Tidak
Jumlah grup/individu yang dibandingkan
2 atau lebih
2 atau lebih
2 atau lebih
1 grup
1 grup
1 individu belajar pada suatu waktu
Jumlah intervensi yang digunakan
1 atau lebih
1 atau lebih
2 atau lebih
1 atau lebih
2 atau lebih
1 atau lebih
Jumlah variabel terikat diukur/diamati
1 kali
1 kali
1 kali
Setelah banyak diberikan intervensi
Setelah banyak diberikan intervensi
Banyak waktu
Kontrol yang digunakan
Pretes,
Pencocokan,
Pengeblokan,
Kovarian
Pretes,
Pencocokan,
Pengeblokan,
Kovarian
Pretes,
Pencocokan,
Pengeblokan,
Kovarian
Grup menjadi pengontrolnya
Kovarian
Individual menjadi pengontrolnya
Berikut ini disajikan ancaman terhadap validitas internal menurut Creswell (2012: 308), yaitu:
Tabel. Ancaman Terhadap Validitas Internal
Perihal
Jenis Desain Eksperimen
Eksperimen Sejati
Eksperimen Semu
Faktorial
Seri Waktu
Eksperimen Berulang
Subjek Tunggal
Untuk Peserta
Sejarah
Terkontrol
Potensi ancaman
Terkontrol, jika diacak
Mungkin jika interval pendek tdk digunakan
Mungkin jika interval pendek tdk digunakan
Potensi ancaman
Kematangan
Terkontrol
Potensi ancaman
Terkontrol, diacak
Bisa dikontrol jika pola terdeteksi
Terkontrol
Terkontrol
Regresi
Terkontrol
Potensi ancaman
Terkontrol, diacak
Bisa dikontrol jika skor tdk biasa tercatat
Terkontrol
Terkontrol
Seleksi
Terkontrol
Potensi ancaman
Terkontrol, jika diacak
Terkontrol
Terkontrol
Terkontrol
Kematian
Terkontrol
Potensi ancaman
Terkontrol, jika diacak
Bisa dikontrol jika keluarnya tercatat
Terkontrol
Terkontrol
Interaksi
Terkontrol
Potensi ancaman
Terkontrol, jika diacak
Terkontrol
Terkontrol
Terkontrol
Untuk Prosedur
Testing
Potensi ancaman jika pretes dan posttes digunakan
Potensi ancaman jika pretes dan posttes digunakan
Potensi ancaman jika pretes dan posttes digunakan
Dengan pengukuran ulang dan pengamatan sebelumnya
Potensi ancaman jika pretes dan posttes digunakan
Terkontrol
Instrumen
Potensi ancaman jika instrumen dan pengamatan berubah
Potensi ancaman jika instrumen dan pengamatan berubah
Potensi ancaman jika instrumen dan pengamatan berubah
Bisa dikontrol jika prosedur terpantau
Bisa dikontrol jika prosedur terpantau
Mungkin ancaman jika banyak intervensi digunakan

Model desain penelitian eksperimen, Campbell dan Stanley (dalam Ary, 2011: 374-404) mengemukan berjumlah 12 model dan terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu pra-eksperimen (pre-experiment), eksperimen sejati (true-experiment), dan eksperimen semu (quasi-experiment).

1.         Pra-Eksperimen (pre-experiment)
a.         Desain 1. Prates – pascates dengan satu kelompok
Pra tes
Variabel Bebas
Pasca tes
Y1
X
Y2
b.        Desain 2. Desain statis dengan dua kelompok
Kelompok
Variabel Bebas
Pasca tes
Eksperimen
X
Y2
Kontrol
-
Y2
2.         Eksperimen Sejati (true-experiment)
a.         Desain 3. Desain yang hanya menggunakan pasca tes dengan subyek diacak dan dua kelompok
Kelompok
Variabel Bebas
Pasca tes
(R) Eksperimen
X
Y2
 (R) Kontrol
-
Y2
b.        Desain 4. Desain yang hanya menggunakan pasca tes, subyek dipadankan dan diacak, dua kelompok
Kelompok
Variabel Bebas
Pasca tes
Eksperimen
X
Y2
(M1) Kontrol
-
Y2
c.         Desain 5. Desain yang menggunakan pra tes dan pasca tes dengan kelompok-kelompok yang diacak
Kelompok
Pra tes
Variabel Bebas
Pasca tes
(R) Eksperimen
Y1
X
Y2
(R) Kontrol
Y1
-
Y2
d.        Desain 6. Desain tiga kelompok solomon
Kelompok
Pra tes
Variabel Bebas
Pasca tes
(R) Eksperimen
Y1
X
Y2
(R) Kontrol 1
Y1
-
Y2
(R) Kontrol 2
-
X
Y2
e.         Desain 7. Desain empat kelompok solomon
Kelompok
Pra tes
Variabel Bebas
Pasca tes
(R) Eksperimen
Y1
X
Y2
(R) Kontrol 1
Y1
-
Y2
(R) Kontrol 2
-
X
Y2
(R) Kontrol 3
-
-
Y2
f.         Desain 8. Desain faktorial sederhana
Variabel Atribut (X2)
Variabel Eksperimen (X1)
Perlakuan A
Perlakuan B
Eksperimen
Kotak 1
Kotak 3
(M1) Kontrol
Kotak 2
Kotak 4

3.         Eksperimen Semu (quasi-experiment)
a.         Desain 9. Desain yang menggunakan pra tes dan pasca tes dengan kelompok kontrol tidak acak
Kelompok
Pra tes
Variabel Bebas
Pasca tes
Eksperimen
Y1
X
Y2
Kontrol
Y1
-
Y2
b.        Desain 10. Desain berimbang
Replikasi
Perlakuan Eksperimen
X1
X2
X3
X4
1
Kelompok A
B
C
D
2
Kelompok B
A
D
B
3
Kelompok C
D
A
C
4
Kelompok D
C
B
A

Rerata kolom 1
Rerata kolom 1
Rerata kolom 1
Rerata kolom 1
c.         Desain 11. Desain rangkaian waktu dengan satu kelompok
Y1
Y2
Y3
Y4
X
Y5
Y6
Y7
Y8
d.        Desain 12. Desain rangkaian waktu dengan kelompok kontrol
Kelompok









Eksperimen
Y1
Y2
Y3
Y4
X
Y5
Y6
Y7
Y8
Kontrol
Y1
Y2
Y3
Y4
-
Y5
Y6
Y7
Y8

Berikut disajikan faktor-faktor yang merusak validitas desain eksperimen menurut Sukardi (2013: 189-190), secara ringkas dapat dilihat seperti tabel berikut:
Tabel. Faktor yang Merusakkan Validitas Eksperimen
Sumber Validitas
Desain Penelitian
Pra Eksperimen
Eksperimen Sejati
Eksperimen Semu
1
2
3
4
5
6
7

9
10
11
12
Validitas Internal

1
Sejarah
-
+
+
+
+
+
+

+
+
-
+
2
Kematangan
-
?
+
+
+
+
+

+
+
+
+
3
Prosedur pretesting
-
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
4
Pengukuran instrumen
-
+
+
+
+
+
+

+
+
?
+
5
Statistik regresi
?
+
+
+
+
+
+

?
+
+
+
6
Perbedaan seleksi
+
-
+
+
+
+
+

+
+
+
+
7
Mortalitas
+
-
+
+
+
+
+

+
+
+
+
8
Interaksi antara pemilihan dan kematangan
-
-
+
+
+
+
+

-
?
+
+
Validitas Eksternal

1
Interaksi pemilihan dan variabel eksperimen
-
-
?
?
?
?
?

?
?
?
-
2
Interaksi pretesting dengan variabel eksperimen
-

+
+
-
+
+

-
?
-
-
3
Reaksi prosedur eksperimen
?

?
?
?
?
?

?
?
?
?
4
Interferensi multi treatment










-

Keterangan:
+   = menunjukkan adanya kontrol terhadap faktor
-    = menunjukkan tidak adanya kontrol terhadap faktor
?   = menunjukkan masih dipertanyakan kontrol terhadap faktor
     = (kosong) menunjukkan bahwa faktor yang dimaksud tidak relevan
F.     Mengevaluasi Penelitian Eksperimen
Wiersma (dalam Emzir, 2012: 93-95) mengemukakan sejumlah kriteria untuk suatu desain penelitian eksperimen yang baik, yaitu:
1.         Kontrol eksperimen yang memadai,
2.         Kekurangan artifisialitas,
3.         Dasar untuk perbandingan,
4.         Informasi yang memadai dari data,
5.         Data yang tidak terkontaminasi,
6.         Tidak mencampurkan variabel yang relevan,
7.         Keterwakilan,
8.         Kecermatan.
Bausell (1994) dalam Creswell (2012: 325) menjelaskan beberapa kriteria  untuk mengevaluasi penelitian eksperimen, percobaan yang baik memiliki beberapa kriteria yaitu:
1.      Percobaan memiliki intervensi yang kuat
2.      Kelompok perlakuan sedikit jumlahnya
3.      Peserta akan mendapatkan dari intervensi
4.      Peneliti mengambil jumlah peserta per kelompok dengan cara sistematis.
5.      Peneliti menggunakan langkah-langkah dan pengamatan yang valid, dapat diandalkan, dan sensitif.
6.      Peneliti mengontrol faktor-faktor luar yang mungkin mempengaruhi hasilnya.
7.      Peneliti membahas ancaman terhadap validitas internal dan eksternal.
8.      Hasil pengukuran valid dan reliabel.



DAFTAR PUSTAKA

Ary, Donald, Jacobs, L. C. dan Razavieh, Asghar. 2011. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Terjemahan Arief Furchan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, John W. 2008. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. New Jersey: Pearson Education Inc.
                            
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Fraenkel, Jack R dan Norman E. Wallen. 2006. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGrow-Hill Inc.
Gall, M.B., Gall, J.P. and Borg, W.R. 2003. Educational Research: An Introduction. New York: Pearson Education Inc.
McMillan, James H. 2012. Educational Research: Fundamentals for The Consumer. Sixth Edition. Virginia: Pearson.

Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.