A.
PENGERTIAN
PENELITIAN TINDAKAN
Menurut Ary (2010:512)
Penelitian tindakan adalah melakukan
tindakan berdasarkan penelitian dan meneliti tindakan yang diambil.
Menurut Gall (2003:578)Action
research in education is a form of applied research whose primary purpose is
the improvement of an education
professional's own practice. Atau
dengan kata lain penelitian tindakandalam
pendidikanadalah bentukpenelitian terapanyang tujuan utamanya adalahpeningkatanpraktekprofesional
pendidikan itu sendiri.
Sedangkan
menurut Mills dalam Creswell (2012: 577)
Action
research designs are
systematic procedures doneby teachers (or other individuals in an educational
setting) to gather information about,and subsequently improve, the ways their
particular educational setting operates, theirteaching, and their student
learning.
Dengan kata lain,
desainpenelitian tindakan merupakan proseduryang
sistematisyang dilakukan olehguru(atau orang laindalam
lingkungan pendidikan) untuk mengumpulkaninformasi, meningkatkan,
carapengaturanpendidikankhusus beroperasi, pengajaran mereka,
danpembelajaran
siswanya
Kemmis
dan Mc Taggart dalam Zainal Arifin (2012:211) menjelaskan bahwa penelitian
tindakan adalah cara suatu kelompok atau
seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehinggga mereka dapat mempelajari
pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan adalahtentang
hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung
dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan yang bertujuan untuk
memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis
B. Tujuan Penelitian Tindakan
Menurut
Creswell (2012:592), tujuan dari penelitian tindakan adalah untuk meningkatkan
praktek pendidikan, peneliti mempelajari masalah mereka sendiri atau masalah di
sekolah atau lingkungan pendidikan. Pendidik terlibat dalam refleksi tentang
masalah ini, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menerapkan perubahan atau
sebuah rencana tindakan berdasarkan temuan mereka. Dalam beberapa kasus, hasil
penelitian memecahkan masalah praktis lokal, seperti masalah kelas untuk guru.
Dalam situasi lain, hasil penelitian mencari sasaran ideologis, seperti
memberdayakan, mengubah, dan membebaskan individu dan masyarakat.
Tujuan dari penelitian
tindakan dalam pendidikan menurut Ary (2010: 513) adalah untuk menciptakan
sikap penyelidikan dengan mempertanyakan praktek sendiri terhadap ajaran mana
yang sesuai menjadi bagian dari pekerjaan dan budaya mengajar.
Menurut Grundy dan
Kemmis (1990:322), penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu :
1. Meningkatkan
(improve). Penelitian
tindakan bertujuan meningkatkan bidang praktik, meningkatkan pemahaman praktik
yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik
dilaksanakan.
2. Melibatkan
(involve). Penelitian tindakan juga berusaha melibatkan pihak-pihak yang
terkait. Jika penelitian tindakan dilaksanakan di sekolah, pihak yang terkait antara lain, kepala sekolah, guru,
siswa, karyawan, dan orang tua siswa.
Menurut Zainal
Arifin (2012:212) penelitian tindakan mempunyai tujuan sebagai berikut.
a. Merupakan salah satu cara strategis guna memperbaiki
layanan maupun hasil kerja dalam suatu lembaga
b. Mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan apa yang
dilakukan sekarang
c. Mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda
baik bagi peneliti dimana mereka memperoleh informasi yang berkaitan dengan
permasalahan, maupun pihak yang diteliti yang mendapatkan manfaat langsung dari
adanya tindakan nyata
d. Terciptanya konteks pembelajaran dari pihak yang
terlibat, yaitu peneliti dan para subyek yang diteliti
e. Timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan prinsip
sambil bekerja dapat melakukan penelitian di bidang yang ditekuninya
f. Timbulnya kesadaran pada subyek yang diteliti sebagai
akibat adanya tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas
g. Diperolehnya pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan
usaha peningkatan kualitas secara profesional maupun akademik.
C. Karakteristik Penelitian Tindakan
Ada tiga karakteristik
utama penelitian tindakan
menurut Ary (2010: 514).
1.
Penelitian ini dilakukan dalam konteks
lokal dan terfokus pada isu lokal.
2.
Penelitian ini dilakukan oleh dan untuk
praktisi.
3.
Hasil penelitian tindakan atau perubahan
dilaksanakan oleh praktisi dalam konteks.
Mertler (2009) dalam Ary (2010:577) mendaftar seperangkat
karakteristik untuk membantu kita menentukan apa yang merupakan dan apa yang bukan karakteristik jenis penelitian
tindakan pada tabel
berikut.
PENELITIAN
TINDAKAN
|
BUKAN
PENELITIAN TINDAKAN
|
Sebuah proses untuk meningkatkan
pendidikan dengan memasukkan perubahan dan melibatkan pendidik bekerja sama
untuk meningkatkan praktek mereka sendiri
|
Hal yang biasa yang dilakukan
guru ketika berpikir tentang pengajaran
|
Persuasif dan berwibawa karena
dilakukan oleh dan untuk pendidik
|
Penerimaan solusi yang diajukan
oleh para ahli
|
Kolaboratif dan mendorong
pendidik bekerja dan berbicara bersama-sama untuk memberdayakan hubungan,
termasuk pendidik sebagai bagian integral, anggota yang berpartisipasi dari
proses
|
Dilakukan dengan atau oleh
orang-orang lain di luar dari pengaturan
|
Praktis dan relevan dan
memungkinkan pendidik mengakses langsung temuan penelitian
|
Teoritis, kompleks, atau
terperinci
|
Sebuah cara untuk mengembangkan
refleksi kritis dan keterbukaan pikiran
|
Sebuah cara untuk memberikan
bukti konklusif
|
Pendekatan terencana, sistematis,
dan siklus untuk memahami proses belajar dan menganalisis tempat kerja pendidikan
|
Mengandalkan tradisi, insting,
dan akal sehat
|
Sebuah proses yang membutuhkan
pengujian ide-ide kita tentang pendidikan
|
Pelaksanaan jawaban yang telah
ditentukan untuk pertanyaan pendidikan
|
Sebuah pembenaran atas praktek
mengajar seseorang
|
Sebuah trend
|
Sedangkan menurut
Cresswell (2012:586)karakteristik
penelitian tindakan mencakup :
1. Fokuspraktis
Tujuan daripenelitian
tindakanadalah untuk mengatasimasalahyangsebenarnyadalam lingkungan pendidikan.
Dengan demikian,
penelititindakanmempelajari isu-isupraktis yangakan memilikimanfaat langsunguntuk pendidikan.
penelititindakanmempelajari isu-isupraktis yangakan memilikimanfaat langsunguntuk pendidikan.
2. PraktikPendidik-peneliti
sendiri
Penelititindakanterlibatdalam
penelitianpartisipatifatau merefleksi
diriuntukmengubah
pandangan pendidikan di kelas, sekolah, atau praktikmereka. Ketika merekamempelajarisituasi mereka sendiri,
merekamerefleksikan apa yang telahmereka pelajari-bentuk pengembangan diri-sertaapa yang bisa merekalakukan untukmeningkatkan praktikpendidikan mereka. Tindakan penelitibereksperimen denganpraktikmereka sendiri, memonitortindakandankeadaan dimanahal itu terjadi, dan kemudiansecara retrospektifmerekonstruksipenafsirantindakansebagai dasaruntuktindakan di masa depan.Penelitian tindakanini disebut"spiral refleksidiri" (Kemmis, 1994, hal. 46)
merekamerefleksikan apa yang telahmereka pelajari-bentuk pengembangan diri-sertaapa yang bisa merekalakukan untukmeningkatkan praktikpendidikan mereka. Tindakan penelitibereksperimen denganpraktikmereka sendiri, memonitortindakandankeadaan dimanahal itu terjadi, dan kemudiansecara retrospektifmerekonstruksipenafsirantindakansebagai dasaruntuktindakan di masa depan.Penelitian tindakanini disebut"spiral refleksidiri" (Kemmis, 1994, hal. 46)
3. Kolaborasi
Penelititindakanberkolaborasi
dengan orang lain, sering
melibatkancoparticipantsdalam penelitian(Schmuck, 2009)
4. Sebuahproses
dinamis
Penelititindakanterlibat
dalamproses dinamisyang melibatkanpengulangankegiatan,
seperti"spiral" kegiatan.
Ideutama adalah bahwapeneliti"spiral" mengulangiantararefleksitentangmasalah,pengumpulan data, dan tindakan.
5. Rencana
tindakan
Padabeberapa titikdalam
proses,penelitimerumuskanrencana tindakandalam menanggapimasalah.
Rencana inimenyajikandatakepada stakeholderyang penting,
membangunprogram percontohan, mulaibeberapaprogramyang
bersaing, ataumenerapkanagenda penelitianyang sedang
berlangsunguntuk mengeksplorasipraktek-praktek baru(Stringer, 2007).
6. Sharing Research
Penelitimelaporkanpenelitian
merekakepadapendidik, yangkemudian dapatlangsungmenggunakan
hasil penelitian tersebut.
Penelititindakanberbagihasildengan guru, kepala sekolahbangunan, personildistrik
sekolah, dan asosiasiorang tua.(Hughes,
1999). Selain itu,jurnal online(baik
dengan dan tanpa standarinklusi), situsweb,
dan diskusiblogmemberikan kesempatanbagi para penelititindakan
untukmempublikasikanstudi mereka(lihatMills, 2011).
ForumInovatifuntuktekskinerjajuga ada untuk para
penelitiuntuk dapat melakukanapa
yang telahmereka pelajarimelaluipenelitian tindakan(Denzin,1997).
D. Pendekatan Penelitian Tindakan
Dalam penelitian
tindakan, ada empat pendekatan yang berbeda dalam tujuan dan sasaran mereka.
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data, analisis, dan interpretasi pada
dasarnya sama, namun pembaca dapat mempertimbangkan berbagai jenis untuk
menentukan yang mana sejalan dengan tujuan terbaiknya. Hendricks (2009:9-10)
dalam Ary (2012:515) merangkum karakteristik keempat pendekatan penelitian
tindakan. Tabel 18.2 didasarkan pada deskripsinya :
|
PENDEKATAN
|
SIAPA
TERLIBAT
|
TUJUAN /
SASARAN
|
Penelitian
tindakan kolaboratif
|
Melibatkan beberapa peneliti. Di
bidang pendidikan, hal ini mungkin termasuk sekolah dan tenaga universitas
atau guru dan administrator sekolah.
|
Untuk berbagi keahlian dan
mendorong dialog antara para pemangku kepentingan
|
Penelitian
tindakan kritis
|
Melibatkan
kolaborasi yang luas. Di bidang pendidikan, hal ini mungkin termasuk peneliti
universitas, administrator sekolah, guru, dan anggota masyarakat.
|
Untuk mengevaluasi isu-isu sosial
dan menggunakan hasil untuk perubahan sosial
|
Penelitian
tindakan kelas
|
Melibatkan
guru dalam kelas mereka; dapat dengan melibatkan kelompok guru yang meneliti
isu-isu umum.
|
Untuk meningkatkan praktek kelas
atau untuk meningkatkan kinerja sekolah
|
Penelitian
tindakan partisipatif
|
Melibatkan
kolaborasi antara para pemangku kepentingan dalam proses social
|
Untuk mengeksplorasi praktek di
dalam struktur sosial (emansipasi); untuk menentang perbedaan kekuasaan dan
cara yang tidak produktif untuk bekerja (kritis); dan untuk mengubah teori
dan praktek (transformasional)
|
Source:FromCher Hendricks.ImprovingSchoolsThrough ActionResearch:AComprehensiveGuideforEducators,2nd edition.PublishedbyAllynandBacon/MerrillEducation,Boston,MA.Copyright©2008
byPearsonEducation.Reprinted bypermission ofthe publisher.
E. Manfaat Penelitian Tindakan Dalam
Pendidikan
Berikut ini adalah
beberapa dari sekian banyak manfaat yang mendorong Penelitian tindakan dalam
lingkungan pendidikan (Ary, 2010:515-516) :
- Memprofesionalkan pekerjaan para pendidik dan
mendorong pengembangan profesionalisme.
- Memberdayakan guru dan para pendidik memberikan
suara di bidangnya.
- Mengembangkan pengetahuan yang terkait langsung
mempraktekkan dan fokus pada peningkatan praktek.
- Mempromosikan refleksi dan penggunaan informasi
untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
- Membina keterbukaan untuk ide-ide baru dan
mendorong kreativitas .
- Mendorong kolaborasi dan pengembangan komunitas
belajar.
- Mendorong pemikiran ulang tentang bagaimana
pekerjaan guru dan siswa dievaluasi.
- Memberikan sumber yang kaya data yang dapat
digunakan untuk perbaikan sekolah.
- Merevitalisasi kehidupan profesional, membuat
pekerjaan menarik dan bermanfaat.
- Membiarkan mengartikulasikan pilihan yang dibuat
dan metode yang digunakan.
- Meningkatkan pemahaman dan rasa hormat di antara
guru, siswa, orang tua, dan administrator.
Menurut Ary (2010:516)
Manfaat utama dari penelitian tindakan adalah mengurangi kesenjangan antara
teori dan praktek.
F. Penelitian Tindakan Dibandingkan Dengan
Penelitian Kuantitatif
Perbandingan antara
Penelitian Tindakan dengan Penelitian Kuantitatif adalah sebagai berikut (Ary,
2010:516-517) :
PENELITIAN
KUANTITATIF
|
PENELITIAN
TINDAKAN
|
TUJUAN /
SASARAN
Menghasilkan pengetahuan obyektif
yang dapat digeneralisasi untuk populasi yang lebih besar untuk memprediksi
kejadian masa depan didasarkan pada seperangkat kondisi yang sudah ada
sebelumnya. Menguji teori untuk menjelaskan sifat dunia atau sifat realitas.
Menafsirkan fenomena untuk menambah dasar pengetahuan. Menyelidiki masalah
yang lebih besar dengan maksud untuk menggeneralisasi.
|
Menafsirkan peristiwa dan
memungkinkan individu atau kelompok orang untuk merumuskan solusi yang dapat
diterima untuk masalah lokal. Berusaha layak, berkelanjutan, solusi yang
efektif untuk masalah umum. Menafsirkan fenomena untuk mengadaptasi
prakteknya. Mengidentifikasi dan menangani masalah-masalah lokal dengan
kurang memperhatikan generalisasi.
|
PENDEKATAN
Mengembangkan sebuah penelitian
yang didasarkan pada apa yang dikenal dalam literatur profesional.
Menggunakan tinjauan literatur yang luas dan bergantung pada sumber-sumber
primer. Objektivitas dan netralitas nilai atau pengendalian bias adalah
ideal. Menggunakan prosedur yang lebih ketat dan biasanya memiliki kerangka
waktu yang lebih lama. Studi unit yang lebih kecil dari sebuah fenomena.
|
Mengembangkan sebuah studi
berdasarkan pengalaman dan menghargai perspektif praktisi. Menggunakan
sepintas kajian literatur dan sebagian besar bergantung pada sumber-sumber
sekunder. Penilaian subjektif atau otoritas individu dihormati. Membutuhkan
lebih sedikit ketelitian, prosedur longgar dan biasanya lebih banyak memiliki
kerangka waktu yang lebih singkat Menjunjung Kompleksitas .
|
METODE
· Menggunakan
pendekatan kuantitatif untuk mengukur dan memprediksi variabel, dan tes
signifikansi statistik untuk mempelajari hubungan sebab-akibat.
· Mengikuti
prosedur yang ditentukan dengan hati-hati .
· Fokus
pada aturan penelitian konvensional dan konsep pengukuran.
· Rancangan
percobaan dianggap sebagai "standar terbaik" untuk penelitian
kuantitatif.
· Menggunakan
random sampling jika memungkinkan dalam studi kuantitatif.
Menggunakan instrumen terutama dikembangkan secara profesional. Analisis data bergantung pada teknik statistik dan analisis kualitatif yang kompleks.
· Menekankan
pentingnya teoritis dan peningkatan pengetahuan umum.
|
· Menggunakan
data dari berbagai sumber untuk membantu memahami konteks atau efek
intervensi.
· Tidak
selalu mengikuti prosedur yang ditentukan dengan hati-hati .
· Berfokus
pada realitas berpengalaman dari hari ke hari.
· Menegaskan
bahwa menugaskan siswa untuk kelompok kontrol ketika peneliti percaya bahwa
perlakuan yang terbaik untuk menolak siswa mungkin instruksi yang .
· Memilih
peserta berdasarkan maksud penelitian.
· Menggunakan
terutama instrumen yang dikembangkan oleh guru atau instrumen yang sesuai.
· Analisis
data berfokus pada signifikansi praktis dan melaporkan data mentah.
· Menekankan
signifikansi praktis dan peningkatan pengetahuan tentang konteks tertentu.
|
PERAN
PENELITI
· Penelitian
sering dilakukan oleh pihak diluar sarjana, peneliti, dan dosen.
· Ada
perbedaan yang jelas antara peneliti dan subyek.
· Pelatihan
formal diperlukan untuk melakukan studi
· Peneliti
melaporkan temuan kepada khalayak profesional.
|
· Penelitian
dilakukan oleh orang dalam praktisi atau guru.
· Ada
sedikit perbedaan antara peneliti dan subyek, dan peserta dapat terlibat
dalam proses tersebut,
· Sedikit
pelatihan formal diperlukan untuk melakukan penelitian.
· Saham
peneliti hasil temuan informal dengan rekan-rekan atau kadang-kadang dengan
khalayak profesional.
|
G. Desain
Penelitian Tindakan
Dua
desain penelitian tindakan dalam pendidikan menurut
(Mills, 2011dalam Cresswel (2010:
579) adalah :
1. Penelitian
tindakanpraktis
v
merupakan pendekatan yang melibatkan pendidik meneliti situasi sekolah dengan maksud
untuk meningkatkan prakteknya
v
Gurusebagai peneliti berusaha untukmenelitimasalahdi kelas mereka
sendirisehingga merekadapatmeningkatkan
belajarsiswa dankinerja profesionalmereka sendiri
belajarsiswa dankinerja profesionalmereka sendiri
v
perangurusebagai pembelajar, sebagai praktisireflektif, dansebagaiorang yang terlibat dalamproyek penelitian
v tujuannya adalah
untukpenelitiansituasisekolahtertentudengan maksud untukmeningkatkanpraktik(Schmuck,
1997).
v
Penelitiantindakan praktismelibatkanproyek
penelitianskala kecil,berfokuspadamasalah atauisu tertentu, dandilakukan olehmasing-masing
guruatau tim.
v
Kelemahandari pendekatan ini adalahbahwa meskipunguruberusaha untuk
meningkatkanpraktikkelas mereka, mereka memiliki sedikitwaktuuntuk terlibat dalam
penelitianmereka sendiri. Meskipungurumungkin baikpada apa
yang merekalakukandan akrabdenganmengajar anak-anakdikelas,
merekamungkin membutuhkan bantuanuntuk menjadipeneliti.
2. Penelitian
tindakanpartisipatif
v
orientasi dan penekanan sosial pada penelitian yang
memberikan kontribusi untuk emansipasi atau perubahan
masyarakat.
masyarakat.
v
Mempelajari isu-isu yang berhubungan dengan kebutuhan
untuk
mengatasi masalah-masalah sosial yang membatasi atau menekan kehidupan siswa dan pendidik.
mengatasi masalah-masalah sosial yang membatasi atau menekan kehidupan siswa dan pendidik.
v Kemmis dan McTaggert(2005) meringkasenamciri utamadariPAR:
a. PARadalah prosessosial di manapenelitisengajamengeksplorasihubunganantara individu danorang lain. Tujuannyaadalah untuk memahami bagaimanabentukinteraksi sosial danpembaruanindividu.
a. PARadalah prosessosial di manapenelitisengajamengeksplorasihubunganantara individu danorang lain. Tujuannyaadalah untuk memahami bagaimanabentukinteraksi sosial danpembaruanindividu.
b. Bentukpenyelidikanbersifat
partisipatif. Iniberartibahwa
individumelakukan studipada diri mereka sendiri.
c. Bentukpenelitianpraktisdankolaboratif.
Hal ini bersifat kolaboratifkarenapenyelidikan
diselesaikandengan orang lain.
d. PARadalahemansipatoris,dalam
hal ini membantuorangkeluar dari belenggukendalairasionaldan strukturyang tidak
adilyang membatasipengembangan diridan penentuan nasib sendiri.
e. PARsangat
pentingdalam untuk membantupemulihan masyarakatdan melepaskandiri
darikendalamelekat padamedia sosial(misalnya, bahasa, tujuankerja,
hubungan social-kekuasaan)
f. PARbersifat
refleksif(misalnya, rekursif
ataudialektis) dan terfokus padamembawa perubahanpraktek.
v Tujuan
daripenelitianaksi partisipatifadalah untukmeningkatkan
kualitasmasyarakatorganisasi, masyarakat,
dan kehidupankeluarga(Stringer, 2007)
H. Proses Penelitian Tindakan
Menurut Ary (2010:518) Proses
penelitian tindakan meliputi merefleksikan, perencanaan, bertindak, dan
mengamati. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 18.1, Stringer (2008) mengacu pada
proses dalam tiga tahap: lihat(look), berpikir(think), bertindak(act). Fase
"Look" meliputi sistematik
pengumpulan informasi dan data. Pada tahap fase berpikir (think), informasi
dianalisis dan direfleksikan. Pada tahap fase tindakan (act), solusi dirancang
dan dilaksanakan.. Analisis rincidaritiga faseyangditunjukkan
pada Gambar17.5
Meskipun model penelitian
tindakan dijelaskan dalam literatur berbeda dalam beberapa hal, mereka
tampaknya memiliki elemen umum, seperti dapat dilihat dalam karya Stringer (2008),
Johnson (2008) dan Mertler (2009). Menggambarkan proses lebih lengkap dalam
(Ary, 2010:518-519):
1. Refleksi.
Pengalaman dan persepsi yang digunakan untuk mengidentifikasi area fokus
berdasarkan masalah. Waktu diambil untuk meninjau apa yang telah diketahui
tentang masalah atau fokus daerah dan mempelajari lebih lanjut tentang masalah
ini. Ini mungkin termasuk tinjauan literatur. Tahap ini juga disebut sebagai
mengidentifikasi dan membatasi topik.
Look Look Look
Act Act Act
Think Think Think
Figure18.1 ActionResearchProcess
Source:FromErnieStringer,ActionResearchinEducation,second edition.
PublishedbyAllynandBacon/MerrillEducation,Boston,MA.
Copyright©2008 byPearsonEducation.Reprintedbypermissionof thepublisher
2. Rencana. Sebuah
rencana yang dikembangkan untuk melakukan tindakan dan / atau digunakan untuk
mengumpulkan informasi dan data dalam rangka untuk mengamati atau menangkap
pengalaman atau memantau praktek tersebut. Dalam tahapan ini pertanyaan
penelitian dan metode dieksplisitkan.
3. Tindakan. Peneliti
menerapkan rencana atau mengubah praktek dan mengumpulkan data. Data dapat
dikumpulkan dari berbagai sumber.
4. Observasi. Peneliti
mensintesis dan menganalisis data. Isu utama yang berkaitan dengan masalah
diidentifikasi. Hal ini menyebabkan refleksi sekali lagi.
5. Refleksi. Peneliti merefleksikan
dan menginterpretasikan informasi dan mengkomunikasikan atau melaporkan ini
kepada orang lain. Sebuah pemahaman baru tentang sifat dasar masalah tersebut
dikembangkan. Tindakan yang diambil dan suatu area baru dalam fokus teridentifikasi.
6. Rencana. Sebuah
rencana baru tindakan yang dikembangkan untuk mengatasi atau menyelidiki
masalah.
7. Tindakan. Sebuah
tindakan baru diambil dan data dikumpulkan (mungkin tipe data yang sama atau
mungkin sesuatu yang berbeda).
8. Observasi. Data
baru dianalisis, disintesis, dan diinterpretasikan. Peneliti kemudian mengulangi kembali ke dalam
proses refleksi.
I. Identifikasi Masalah Dalam Penelitian Tindakan
Dalam penelitian tindakan,
seperti dengan semua penelitian, langkah pertama adalah untuk menentukan apa
yang harus diselidiki. Menurut Ary (2010:520) ada 5 kategori
masalah dalam penelitian tindakan :
- Pertama adalah masalah yang timbul
dari keinginan untuk meningkatkan pembelajaran siswa.
Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dapat berkisar pada kebutuhan
sekitar yang dirasakan, seperti meningkatkan lingkungan kelas fisik selama
pembelajaran, meningkatkan interaksi antar siswa, atau mengembangkan
kemampuan siswa untuk merefleksikan. Pertanyaan mungkin fokus pada
membantu anak secara perorangan atau sekelompok anak-anak atau pada
pemahaman pembelajaran dan konteks pembelajaran. Sebagai contoh, bagaimana
mungkin saya bisa mengorganisasikan kelas secara baik pada kelas pertama
saya untuk mengenalkan penggunaan bahan bacaan?
- Kedua adalah masalah yang timbul dari
keinginan untuk meningkatkan kurikulum. Pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti bisa muncul dari hal-hal seperti bagaimana mengintegrasikan
mata pelajaran, bagaimana membangun kurikulum tebaik, atau bagaimana
menanamkan penggunaan teknologi dalam kurikulum. Pertanyaan mungkin fokus
pada memperkaya kurikulum atau mengembangkan pengetahuan konten. Sebagai
contoh, bagaimana bisa Excel (program komputer yang populer) digunakan
untuk mengajarkan konsep-konsep matematika?
- Ketiga, masalah yang mungkin timbul
dari keinginan untuk menyesuaikan strategi pembelajaran atau penilaian.
Pertanyaan mungkin berurusan dengan mendorong pembelajaran aktif,
membimbing evaluasi diri siswa, atau menerapkan pendekatan pembelajaran
tertentu. Peneliti mungkin ingin bereksperimen dengan strategi pengajaran
baru atau teknik. Sebagai contoh, jika saya menggunakan model triarchic
pengajaran yang berfokus pada analisis, kreatif, dan berpikir praktis akan
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada siswa ?
- Keempat masalah yang timbul dari
keinginan untuk peningkatan profesionalisme sendiri atau untuk mencari
hubungan dan makna dalam pekerjaan seseorang. Pertanyaan mungkin berurusan
dengan menganalisis keyakinan sendiri atau gaya pribadi mengajar atau
mendapatkan pemahaman tentang siapa atau apa yang mempengaruhi Anda dalam
pengembangan praktek Anda. Peneliti mungkin merasa keinginan untuk
mengeksplorasi hubungan antara keyakinan dan praktik kelas atau untuk
memeriksa persimpangan identitas pribadi dan profesional. Sebagai contoh,
apakah ideologi kurikulum dasar saya dan bagaimana praktek instruksional
saya dihubungkan dengan hal itu?
- Kelima masalah yang timbul dari
masalah yang lebih besar di sekolah atau komunitas konteks.
Pertanyaan mungkin menangani pengembangan program seluruh sekolah ,
implementasi, atau evaluasi; jalan untuk melibatkan keluarga dan anggota
masyarakat di sekolah; atau pendekatan untuk menyelesaikan ketegangan di
antara kelompok-kelompok di sekolah atau masyarakat yang mempengaruhi
fungsi sekolah.
Masalah menunjukkan perbedaan
antara apa yang mungkin dan apa yang peneliti inginkan terjadi. Beberapa
strategi telah direkomendasikanuntuk mengidentifikasi masalah
(Ary, 2010:521-524) :
- Refleksi
Refleksi
adalah salah satu strategi untuk mengidentifikasi masalah. Pikirkan tentang
pengaturan Anda sendiri dan mempertimbangkan apa yang berjalan dengan baik dan
apa yang mungkin perlu perbaikan.
- Deskripsi
Deskripsi
adalah strategi lain untuk menentukan dan fokus pada masalah yang akan
diteliti. Wawasan dapat diperoleh dengan menggambarkan siapa, apa, kapan, di
mana, bagaimana, dan mengapa suatu situasi terjadi
Sebagai contoh pertanyaan deskripsi:
·
Apakah ada bukti bahwa apa yang Anda anggap
sebagai masalah benar-benar masalah?
·
Siapa siswa atau kelompok yang terkena masalah?
·
Bagaimana atau seberapa sering yang merupakan
materi konsep, atau keterampilan yang saat ini diajarkan?
·
Bagaimana penguasaan materi, konsep, atau
keterampilan yang saat ini dinilai?
·
Dimana erat kaitannya antara materi pada
lingkup dan urutan saja?
·
Bila dalam tahun ini materi yang diajarkan?
3. Penjelasan
Penjelasan adalah strategi ketiga untuk mencoba
untuk menentukan masalah yang spesifik untuk penyelidikan. Strategi ini
melibatkan hipotesa tentang bagaimana dan mengapa faktor penting mempengaruhi
suatu situasi terjadi. Sagor (2000) menyarankan menggunakan teknik yang disebut
"prioritas pie" sebagai mekanisme untuk membantu mengidentifikasi
variabel yang dipercaya paling relevan dengan masalah dan untuk memperjelas
keyakinan pribadi tentang kepentingan relatif dari variabel tersebut.
- Kajian
literatur
Melakukan kajian literatur tertentu juga dapat
membantu dalam mengembangkan penjelasan dan klarifikasi pertanyaan penelitian.
Meninjau literatur membantu dalam menilai apa, jika ada, peneliti lain telah
menemukan tentang topik dan apa perspektif teoritis berhubungan dengan topik,
serta menyediakan praktek yang menjanjikan.
Dalam meninjau sumber sastra, Hendricks (2009)
dalam Ary (2010: ) merekomendasikan mempertimbangkan relevansinya (Apakah
memberikan informasi yang dapat membantu menginformasikan penelitian saya?),
Kredibilitas (Apakah kesimpulan tampaknya didukung oleh data?), Dan kesamaan
(Apakah ada kesamaan dengan metode saya atau peserta saya?).
- Brainstorming
Johnson (2008) menyarankan bahwa jika semuanya
gagal, hanya brainstorming dengan menggambar garis di tengah-tengah selembar
kertas kosong dan daftar di sisi kiri setiap topik yang menarik yang datang ke
pikiran. Kemudian berbicara dengan orang lain tentang beberapa ide-ide dan
terus mengembangkan daftar. Setelah Anda memiliki daftar topik, di sisi kanan
mulai daftar pertanyaan khusus untuk setiap topik.
J. Pertanyaan Penelitian Tindakan
Sebuah pertanyaan penelitian dapat membantu
mengidentifikasi variabel yang dipertimbangkan dan menentukan jenis data yang
perlu dikumpulkan. Seringkali, masalah atau fokus yang mengidentifikasi
peneliti dapat menyebabkan beberapa pertanyaan penelitian yang berbeda.
Ketika Anda mengembangkan pertanyaan penelitian
yang spesifik, Anda harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti yang
disarankan oleh Hendricks (2009) dalam Ary (2010:524-525):
- Apakah
ada potensi perangkap politik atau pribadi yang dapat dikaitkan dengan
pertanyaan investigasi saya?
- Saya
tertarik sesuatu yang spesifik (intervensi tertentu) atau lebih umum?
- Yang
akan terlibat dalam mengembangkan pertanyaan penelitian; hanya saya atau
orang lain yang akan dimasukkan?
- Saya
mengajukan pertanyaan insider atau pertanyaan luar? Meskipun sebagian
besar percaya hanya pertanyaan insider harus diminta dalam penelitian
tindakan, ada beberapa pertanyaan yang didorong oleh faktor eksternal
(misalnya, pemerintah negara bagian atau federal) yang bisa
dipertimbangkan.
- Akhirnya,
Anda harus mengajukan pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan
"ya" atau "tidak" jawaban, yang dapat dijawab dengan
data, dan yang dapat dijawab dalam keterbatasan Anda.
K. Pengumpulan Data Untuk Penelitian Tindakan
Kedua pendekatan kuantitatif dan kualitatif dapat
digunakan dalam penelitian tindakan, dan satu pendekatan tidak lebih baik dari
yang lain. Namun, ketika Anda meninjau studi penelitian tindakan, Anda akan
menemukan bahwa strategi kualitatif lebih sering digunakan. Fokusnya adalah
pada data yang mudah diakses praktisi.
- Menggunakan
Sumber Data Ganda
Triangulasi penting dalam penelitian tindakan.
Menggunakan berbagai sumber data dan menghindari ketergantungan pada satu
sumber meningkatkan bukti yang menguatkan penemuan. Triangulasi dapat
menggabungkan dua atau lebih sumber informasi. Jika beberapa sumber mengarah
pada kesimpulan yang sama, kasus yang lebih kuat ini dibuat. Perbedaan dalam
temuan yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan pembelajaran sebagai
peneliti mencoba untuk memberikan penjelasan atas perbedaan dan menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan baru. Tabel 18.4 memberikan matriks sampel triangulasi
menunjukkan bagaimana beberapa sumber data dapat digunakan untuk memeriksa satu
masalah.
|
Pertanyaan
Penelitian
|
Sumber
Data 1
|
Sumber
Data 2
|
Sumber
Data 3
|
Dapatkah
saya memotivasi dari jarak jauh mahasiswa pendidikan saya untuk
berpartisipasi dalam diskusi online?
|
Refleksi
saya sendiri
|
survei mahasiswa
|
menunjukkan data waktu siswa
online
|
Bagaimana
kualitas diskusi online?
|
Penilaian
instruktur menggunakan rubrik
|
Self
assessment siswa menggunakan rubrik yang sama
|
Identifikasi
tingkatan
komunikasi berdasarkan coding dari diskusi yang dicetak |
Apakah
siswa merasa nyaman mengungkapkan pikiran mereka secara online?
|
survei
Mahasiswa
|
Wawancara
dengan sampel acak dari siswa
|
Diskusi
terfokus secara online di chat room
|
- Strategi
Pengumpulan Data
Sebelum mengumpulkan data, Anda
harus tahu mengapa Anda mengumpulkan data, apa sebenarnya yang Anda kumpulkan,
di mana dan kapan Anda akan mengumpulkan data dan untuk berapa lama, akan
mengumpulkan data, dan bagaimana data akan dianalisis dan penemuan dibagikan .
Jenis data yang dapat dikumpulkan dan digunakan dalam proyek penelitian
tindakan telah dikategorikan dalam berbagai cara oleh penulis yang
berbeda. Ary (2010:525-527) menggunakan
kategori yang dijelaskan oleh Mills (2003) sebagai tiga E: Experiencing (mengalami), Enquiring (Menanyakan), dan examining
(memeriksa).
Demikian juga Mills (2011) dalam
Cresswell (2012:590) mencontohkan, pengorganisasian sumber kuantitatif dan
kualitatif, , menjadi tiga dimensi:
·
Experiencing-mengamati dan mengambil
catatan lapangan
·
Enquiring-bertanya kepada orang
untuk mendapatkan informasi
·
Examining-memeriksa dan membuat
catatan
Keterangan untuk masing-masing dimensi di
atas:
a)
Experiencing (Merasakan/Mengalami)
Pertama, data dapat dikumpulkan
melalui pengalaman peneliti sendiri. Kategori ini berfokus pada data pengamatan
yang dapat dicatat dalam berbagai cara. Catatan lapangan adalah strategi
pengumpulan data yang paling umum digunakan dalam penelitian tindakan untuk
memberikan catatan tentang apa yang terjadi selama pengamatan. Catatan lapangan
dapat mencakup deskripsi tempat (lokasi, layout fisik, dll), orang (individu,
jenis, yang memiliki posisi, dll), obyek (bangunan, furnitur, peralatan, bahan,
dll), tindakan (tindakan tunggal yang dilakukan orang), kegiatan (rangkaian
tindakan terkait), peristiwa (rangkaian kegiatan yang terkait), tujuan (apa
yang orang capai), waktu (waktu, frekuensi, durasi, urutan, dll), dan perasaan
(orientasi emosional dan tanggapan). merekam data pengamatan lain tercantum
dalam Tabel 18.5.
|
Experiencing
|
Enquiring
|
Examining
|
Field Notes Interviews StudentInformation
Places Focusgroups Basic studentrecords
People Informalface-to-face Attendancedata
Objects Structuredface-to-face Existingworksamples
Acts Telephoneinterviews Portfolios
Activities Internet-based
interviews Test scores
Events Listserves, chatrooms IndividualeducationplansPurposes e-mail,discussionboards Progressreports
Time Oral
historiesorstories Readingrecords
Feelings WrittenResponses TeacherRecords Observations Attitudescales Teacherplanbooks
Active observation Questionnaires Writtenlessonplans
Participantobservation Ratingscales Teachercorrespondence
Passiveobservation Participantjournaling Grade books
Observationlogs Participantlogs TeachingMaterials
Mappingordiagramming PerformanceMeasures Curriculumguides
Audio-orvideotaping Portfoliodevelopment Textbooks
Observationchecklists Standardizedtests Teachermanuals
Dialoguescripting Work samples Children’sliterature
Shadowstudies Conductactivity District/SchoolArtifacts
OtherCollectionStrategies OtherCollectionStrategies Memos
Diaries Communitymeetings Parentnewsletters Journaling Minutesandofficial reports Photographing Policiesandprocedures
Ratingscales Evaluationreports
Pressaccounts
Publicrelationsmaterials
OtherArchivalSources Films
Photographs
Maps
|
2)
Enquiring (Menanyakan)
Data dapat dikumpulkan dengan meminta
peserta untuk merespon dalam beberapa cara-yaitu, data berupa pertanyaan dari
mereka. Strategi penelitian tindakan yang paling umum untuk mengumpulkan data
berupa pertanyaan adalah melalui wawancara. Stringers(2008) membahas mengenai
strategi betanya dalam penelitian tindakan. Selama tahap pertama penelitian,
pertanyaan yang seputar Info utama (grand
tour questions) yang
bersifat global memungkinkan peserta untuk menggambarkan sesuatu dalam istilah
mereka sendiri. ("Ceritakan tentang sekolah?") Subkategori pertanyaan
Info Utama (grand tour questions) adalah
sebagai berikut:
·
pertanyaan yang khas yang meminta
peserta untuk menggambarkan bagaimana sesuatu yang biasanya terjadi
("Jelaskan tipe kelas sains yang khas.")
·
Pertanyaan khusus yang bertanya tentang
acara atau kegiatan tertentu ("Ceritakan tentang apa yang terjadi di kelas
sains kemarin.")
·
Dipandu pertanyaan yang seputar
Info yang meminta peserta untuk menginformasikan yang sebenarnya sambil
memberikan rincian tentang orang-orang dan kegiatan di pengaturan
("Dapatkah Anda menunjukkan sekitar taman bermain?")
·
pertanyaan yang seputar Tugas
terkait yang membantu dalam deskripsi ("Bisakah Anda menarik saya peta
atau gambar itu?")
Pada tahap kedua, pertanyaan yang
seputar ekstensi atau pertanyaan yang seputar mini-Info (extension questions or mini-tour questions) meminta
untuk lebih detail. ("Bisakah Anda ceritakan lebih lanjut tentang
itu?") pertanyaan yang seputar Perluasan mempunyai subkategori pertanyaan
yang sama seperti yang dijelaskan di bawah pertanyaan yang seputar Info Utama;
Namun, pertanyaan-pertanyaan ini berasal dari tanggapan awal terhadap
pertanyaan-pertanyaan info Utama.
Pada tahap ketiga, Pertanyaan cepat(prompt questions)yang digunakan sehingga lebih
detail yang diungkapkan. Ada tiga subkategori pertanyaan prompt questions. Pertanyaan Perluasan meminta
untuk lebih detail. ("Apa lagi yang bisa Anda ceritakan tentang
itu?") Pertanyaan Dorongan atau pernyataan mendorong responden untuk
melanjutkan. ("Silakan pergi. Ya?") Pertanyaan Contoh melakukan apa
dengan meminta contoh spesifik. ("Dapatkah Anda memberi saya
contoh?") Ide-ide lain untuk mengumpulkan data yang berupa pertanyaan
tercantum dalam Tabel 18.5.
b) Examining (Memeriksa)
Data dapat dikumpulkan melalui
pemeriksaan artefak dan bahan lainnya yang sudah ada atau yang secara rutin
dikumpulkan dalam pengaturan. Catatan siswa dan catatan guru adalah sumber
informasi yang berguna. Lihat Tabel 18.5 untuk lebih mengembangkan ide.
L.
Masalah
Etika Potensial Dalam Penelitian Tindakan.
Menurut Creswell (2012:588) bekerja
sama dengan peserta, ciri utama dari penelitian tindakan, dapat menyebabkan
masalah etika. Sebagaimana Mills (2011) berpendapat, "Apa yang membuat
subjek etika suatu tantangan tersendiri bagi para peneliti guru adalah sifat
yang akrab dan terbuka dalam penelitian tindakan." (Hal. 29). Hubungan
yang erat antara peneliti dan peserta berarti bahwa pengumpulan data tidak bisa
memaksa. Hal ini juga harus memahami peran ganda guru dan peneliti dan
sensitivitas yang diperlukan untuk terlibat dalam bentuk penelitian. Ini juga
berarti bahwa siswa atau peserta (misalnya di kelas sendiri) dapat memilih
keluar dari penelitian jika mereka inginkan tanpa dibebani.
Masalah etika adalah untuk
melakukan penelitian tindakan yang melibatkan peserta secara substansial.
Peneliti tindakan perlu melakukan penyelidikan dengan cara yang menghargai
serta peduli dengan peserta, melibatkan mereka sama dalam semua tahap
penelitian, dan yang sensitif ditujukan untuk mendapatkan persetujuan dan
mempercepat Tujuan dari penelitian ketika semua tahapan mungkin tidak awalnya
dikenal. Hal ini juga penting bagi peserta untuk memiliki pilihan untuk menarik
diri dari penelitian. (Creswell, 2012:592)
M. Evaluasi
Studi Penelitian Tindakan
Untuk mengevaluasi
studi proses penelitian tindakan, pertimbangkan untuk menggunakan kriteria
berikut untuk menilai kualitasnya. Kriteria ini berlaku untuk kedua penelitian
tindakan praktis dan PAR (Kemmis & Wilkinson, 1998; Mills, 2011dalam
Cresswel 2012: 591).
1. Fokus
pada suatu masalah dalam penelitiannya atau masalah di masyarakat setempat.
2. Mengumpulkan
berbagai sumber data (seringkali kuantitatif dan kualitatif) untuk
membantu mengatasi masalah.
3. Kerjasama
dengan orang lain selama penelitian untuk menemukan solusi terbaik.
4. Menunjukkan
rasa hormat untuk semua kolaborator sehingga mereka merasa sejajar dalam proses
penelitian tindakan.
5. Tingkatkan
sebuah rencana tindakan untuk mencoba memecahkan masalah.
6. Merefleksikan pada pengembangan sendiri
sebagai seorang profesional.
7. Membantu
meningkatkan kehidupan peserta dengan memecahkan masalah, memberdayakan
mereka,mengubah mereka, atau menyediakan mereka dengan pemahaman baru.
8. Mengembangkan
rencana merekomendasikan perubahan untuk dipraktekkan.
9. Laporan penelitian dengan cara yang dimengerti
dan berguna untuk khalayak, termasuk para profesional lainnya.
N. Langkah-Langkah Dalam Melakukan Penelitian
Tindakan
Dalam langkah-langkah berikut,
ingat bahwa penelitian tindakan adalah dinamis, proses yang fleksibel dan bahwa
tidak ada cetak biru yang memberi petunjuk tentang bagaimana untuk melanjutkan.
Namun, beberapa langkah dalam proses dapat menggambarkan pendekatan umum untuk
Anda gunakan (Creswell, 2012:589-591).
1.
Tentukan apakah Penelitian Tindakan sudah
menggunakan Desain Terbaik.
2.
Identifikasi Masalah untuk penelitian
3.
Cari Sumber Daya untuk Membantu menunjukkan
Masalah
4.
Mengidentifikasi Informasi yang Dibutuhkan
5.
Melaksanakan Pengumpulan Data
6.
Menganalisis
data
7.
Mengembangkan Rencana Tindakan
8.
Mengimplementasikan Rencana dan Refleksikan
Sedangkan menurut Gall(2003:586) langkah-langkah
dalam penelitian tindakan digambarkan
seperti gambar siklus di bawah ini.
O. Model Penelitian
Tindakan
1.
Model
Penelitian
Tindakan Spiral yang didasarkan
pada Kemmis dan Mc Taggart
Menurut Zainal Arifin
(2012:214) Model ini dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart.
Mereka menggunakan empat komponen penelitian tindakan(perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi)dalam suatu sistem spiral yang saling terkait.
Stephen
Kemmis merumuskan konsep penelitian tindakan secara skematis dan bagaimana itu
diterapkan dalam pendidikan, Konsep ini dikembangkan dari kajian Lewin. Dalam
tulisan Kemmis yang berjudul ‘Action
Reserch Planner”, ia menjelaskan
detail program berkelanjutan yang melibatkan guru dalam penelitain tindakan
(Hopkins,2011:90) Kemmis menyimpulkan penelitian tindakan dengan model spiral,
seperti pada gambar berikut ini:
2.
Model
Penelitian Tindakan Elliot
John Elliott mengadopsi skema spiral Kemmis
dibuat dengan lebih rinci pada setiap tingkatannya agar lebih memudahkan dalam
tindakannya
Gambar 2Model
Penelitian Tindakan Elliot (dalam Hopkins 2011 : 93)
3.
Model
Penelitian Tindakan Ebbut
Menurut Ebbut (dalam Hopkins,2011: 94), cara yang paling tepat
untuk membayangkan proses penelitian tindakan kelas adalah dengan memikirkannya
sebagai serangkaian aktivitas yang terbentuk dalam lingkaran berturut –
beturut, masing- masing aktivitas memungkinkan. Proses tersebut tentunya tidak
bisa digambarkan dengan rangakaian spiral tetapi dipresentasikan sebagai pola
diagramatik, seperti digambarkan berikut ini:
Gambar
3. Model penelitian tindakan Ebbutt ( dalam Hopkins, 2011:95)
Menurut Zainal Arifin (2012: 213)Model ini terdiri
dari tiha tingkatan atau daur. Pertama, ide awal dikembangkan menjadi langkah
tindakan pertana, kemudian tindakan pertama dimonitor implementasi pengaruhnya
terhadap subyek yang diteliti dalam bentuk catatan revisi. Pada Tingkatan
kedua, rencana umum hasil revisi dibuat langkah tindakannya, dilaksanakan,
monitoring efek tindakan, dokumentasikan efek tindakan sebagai bahan untuk
masuk ke tingkatan ketiga. Pada tingkatan ketiga ini, tindakan yang sebelumnya
diulangi untuk mengetahui apakah permasalahn yang telah dirumuskan dapat
terpecahkan.
4.
Model
Penelitian Tindakan Mc Kernan
Mc Kernan menyajikan model ‘proses waktu’
yang menekankan bukan pada usaha menelusuri ‘problem’ penelitian tindakan yang
paling tepat dalam satu waktu,tetapi pada usaha memecahkan masalah rasional dan
kepemilikan demokratis oleh komunitas peneliti(Hopkons, 2011:95).
Gambar 4. Model penelitian tindakan Mc Kernan (
Hopkins, 2011: 96)
Pada model McKernan, ide umum
dibuat lebih rinci, yaitu dengan identifikasi permasalahan, pembatasan masalah
dan tujuan, penilaian kebutuhan subyek, dan dinyatakannya hipotesis terhadap masalah
di dalam setiap tingkatan, implementasi, evaluasi dan pengambilan keputusan.
P. Sasaran Obyek Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan kelas
harus tertuju mengenai hal hal yang terjadi di dalam kelas. Dalam hal ini,
kelas tidak hanya dipandang sebatas pada kelas yang sedang aktif di dalam
ruangan saja tetapi juga di segala tempat dimana proses pembelajaran dilaksanakan. Adapun komponen dari sebuah kelas meliputi;
Siswa,Guru, Materi pelajaran, Peralatan, Hasil, Lingkungan dan Pengelolaan.
Objek PTK harus merupakan
sesuatu yang aktif dan dapat dikenai, bukan objek yang diam dan tanpa gerak.
Berikut ini hal – hal yang dapat diamati sehubungan dengan setiap unsur
pembelajaran yang dikemukakan oleh Arikunto(2013:142
– 145):
1.
Unsur siswa dapat dicermati
objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses
pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Contoh permasalahan yang dapat
diangkat antara lain: kedisiplinan, semangat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler, keseriusan siswa mengerjakan tugas,dll.
2.
Unsur guru dapat dicermati
obyeknya ketika ia sedang mengajar siswa. Sebagai contoh mengajar engan metode
bervariasi, menerapkan model diskusi terarah dll.
3.
Unsur materi pelajarandapat
dicermati ketika guru mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan. Contoh
mengamati cara penyajian atau urutan,dll.
4.
Unsur peralatan atau sarana
pendidikan. Objek yang dapat diamati contohnya adalah penyediaan dan pengaturan
peralatan.
5.
Unsur hasil pembelajaran,yang
ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang harus dicapai melalui
pembelajaran, baik susunan maupun tingkat ketercapaian.
6.
Unsur lingkungan (di
kelas,sekolah maupun luar sekolah). Tindakan yang dilakukan adalah mengubah
menjadi lebih kondusif. Contoh permasalahan penataan, mengubah situasi, dll.
7.
Unsur pengelolaancontoh
permasalahan pengaturan jadwal, tempat duduk,dll.
Q. Kelebihan dan
Kekurangan Penelitian Tindakan
1. Kelebihan
Penelitian Tindakan menurut Shumsky (1982) dalam Suwarsih Madya (1994 : 13-15)
a. Kerjasama
dalam penelitian tindkan menimbulkan rasa memiliki.
Kerjasana dalam
penelitian tindakan memberikan ajang untuk menciptakan kelompok dasar yang baru
dan meendorong lahirnya rasa keterikatan. Manusia akan menderita bila kelaparan
dan kepedihan fisik, tetapi dia akan menemukan bahwa kepedihan yang paling hebat
adalah kesendirian dan keterpencilan. Manusia dalah mkhluk kelompok dan
kehidupannya adalah kehidupan kelompok.
b. Kerjasama
dalam penelitian tindkan mendorong kreativitas dan pemikiran kritis .
Melalui interaksi dengan orang lain
dalam melakukan pekerjaan, seseorang akan menemukan bahwa setiap manusia
memiliki kekurangan dan kelebihan. Dengan demikian dia akan dapat menerima
dirinya sendiri daan orang lain secara wajar. Melalui kelompok akan dapat
dilihat lebih banyak cara memandang masalah, lebih banyak saran untuk
penyelesaian, lebih banyak analisis dan kritikan terhadap rencana yang
diajukan.
c. Kerjasama
meningkatkan kemungkinan untuk berubah.
Mencoba sesuatu yang baru selalu
mengandung resiko. Ketika seluruh kelompok menanggung resiko, resiko perseorangan
akan banyak berkurang. Penelitian tentang dinamika kelompok menunjukkan bhwa
seseorang sebagai anggota kelompok lebih mudah berubah dibandingkan dengan
orang yang bukan anggota kelompok. Orang yang ingin tumbuh dan berubah harus
terlibat dalam setiap aspek penelitiannya, dari identifikasi masalah sampai
pada tahap laporan. Kepercayaan dasardari gerakan penelitian tindakan adalah
cara yang menjanjikan untuk memulai dan menjamin perubahan dengan melibatkan
konsumen potensial dari hasil penelitian dalam perencanaan, anlisis, dan
penafsiran data penelitian.
d. Kerjasama
dalam penelitian mampu meningkatkan kesepakatan. Seperti dianalisis oleh
Passow, Miles, Corey, dan Draper (1985), perilaku yang diinginkan dari peneliti
tindakan dalam situasi kelompok adalah peneliti tindakan merupakan orang yang
tidak merasa bahwa dia memiliki semua fakta dan mengetahui semua jawaban. Dia
mencoba mengumpulkan semua fakta dan secara cermat menilai dan menguraikan
masalahnya. Dia mesti peka terhadap perasaan kelompok dan kesiapan kelompok
untuk mengambil berbagai tindakan. Dia mencoba membantu kelompok menjajagi
konteks yang lebih luas dari situasinya dan kemungkinan berbagai penyelesaian.
Jadi melalui kerja sama dalam penelitian tindakan orang terlatih mencapai
kesepakatan dalam menyelesaikan masalah.
2. Kekurangan
Penelitian Tindakan
a. Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian tindakan pada pihak
peneliti.
Peneliti
tindakan lazimnya dilakukan oleh para praktisi, seperti guru, pelatih,
pengelola, dan pengawas yang selalu peduli akan ketimpangan atau kekurangan
yang ada dalam situasi kerjanya dan berkehendak untuk memperbaikinya. Oleh karena para praktisi ini biasanya
berurusan dengan hal-hal yang praktis, mereka kurang dilengkapi dengan
pengetahuan dan keterampilan tentang teknik dasar penelitian. Hal ini
diperparah oleh perasaan bahwa kegiatan penelitian hanya layak dilakukan oleh
masyarakat kampus yang bergelut dengan kegiatan ilmiah, sehingga para praktisi
pada umumnya kurang tertarik untuk melakukan penelitian. Hal-hal itu tidak
menguntungkan posisi para praktisi dalam melakukan penelitian tindakan.
Akibatnya, tanpa pertolongan konsultan yang ahli dalam penelitian, penelitian
tindakan yang dilakukan oleh orang lapangan cenderung kurang dapat
dipertanggungjawabkan kualitasnya.
b. Waktu yang diperlukan oleh peneliti lama.
Oleh karena penelitian
tindakan memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, maka
waktu menjadi faktor penghambat. Praktisi yang ingin melakukan penelitian
tindakan harus membagi waktunyauntuk melakukan tugas rutinnya dan untuk
melakukan penelitian tindakan. Hal itu dapat berakibat pada merosotnya
efisiensi dan efektivitas kerja. Mungkin hal itu pulalah yang membuat para
atasan enggan mengijinkan bawahannya sebagai praktisi untuk melakukan
penelitian tindakan meskipun bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
tugasnya.
c. Perbedaan
konsepsi dalam kelompok.
Proses kelompok dapat
berjalan lancar jika pemimpin kelompok itu demokratis, yaitu seseorang yang
memungkinkan para anggotanya ikut mengendalikan jalannya diskusi. Untuk dapat
berfungsi sebagai pemimpin yang demokratis, sesorang dituntut untuk peka
terhadap kebutuhan dan keinginan anggota kelompoknya dalam situasi tertentu.
Bila kelompok kurang kompak maka akan mengganggu tercapainya tujuan penelitian
tindakan.
d. Kekurangan
lainnya adalah mengajak orang lain untuk berubah.
Pada umumnya orang akan
menentang perubahan karena perubahan berarti kerja keras, dan perubahan melalui
penelitian tindakan benar-benar menuntut penyediaan tenaga, pikiran, waktu, dan
sikap yang baru. Dengan kondisi seperti ini, ada kemungkinan orang menjadi
sulit untuk berubah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.(2013).Prosedur Penelitaian Suatu Pendekatahn Praktuk. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ary, Donald (2010). Introduction to Research in Education 8th . Canada:Nelson
Education Ltd.
Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan (Cetakan kedua).
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Gall, M.D., Gall, J.P. and
Borg, W.R. (2003). Educational Research:
An Intoduction. New York: Pearson Education Inc.
Creswell, Jhon W (2012). Educational research : planning, conducting, and evaluating
quantitative and qualitative research 4th. Boston:Pearson
Education.
Hopkins, David.(2011). Panduan Guru penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suwarsih Madya. (1994). Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIPYogyakarta.
Sukmadinata, Nana S.(2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Makasih
BalasHapus