PENELITIAN
DESKRIPTIF
Penelitian
dalam pendidikan ada banyak jenis. Salah satu yang akan dibahas dalam bagian
ini adalah penelitian deskriptif (descriptive
research). Penelitian deskriptif perlu dimengerti oleh pendidik agar dalam
melaksanakan tugasnya dapat menjelaskan tentang kejadian pendidikan. Terutama
dalam hal yang sedang menjadi topik saat ini. Gambaran ini dimaksudkan agar
pendidik memiliki ketrampilan dasar dalam membuat penelitian yang lain.
A.
Konsep Penelitian
Deskriptif
Menurut Gall (2003:289)
penelitian deskriptif adalah penelitian dasar yang menjelaskan suatu fenomena
atau kejadian tentang alam sekitar dan manusia dalam bentuk tindakan, perubahan
tingkah laku dan kesamaan kejadian satu dengan kejadian lain. Misalnya dalam
pendidikan ditemukan sebuah metode pembelajaran yang baru. Kemudian dijelaskan
tentang metode tersebut secara lengkap. Gambaran lengkap tersebut sampai pada
kelemahan dan kekurangan serta membandingkan dengan metode lain, agar pengguna
metode dapat menggunakan secara mudah dalam pembelajaran. Selain itu pengguna
metode atau pembaca dapat memiliki gambaran tentang proses metode baru itu akan
digunakan.
Sukmadinata
(2006:72) menjelaskan penelitian
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan
manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena
lainnya
Menurut Sukardi (2013:54) penelitian
deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab
persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini,baik
tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan
berbagai variabel. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai
suatu
fenomena atau
kejadian untuk
menggambarkan apa yang terjadi dalam kejadian tersebut yang
berhubungan dengan variabel
atau kondisi dalam suatu
situasi.(http://www.okstate.edu/ag/agedcm4h/ academic/aged5980a/5980/newpage110.htm.)
Menurut McMillan (2001:283),
penelitian deskriptif berkaitan dengan status saat ini atau masa
lalu sesuatu. Jenis penelitian
hanya menggambarkan prestasi, sikap, perilaku, atau karakteristik lain dari kelompok mata pelajaran. penelitian deskriptif
bertanya apa atau
apa yang; itu laporan hal-hal cara mereka atau
yang. penelitian deskriptif tidak melibatkan manipulasi variabel independen. penelitian deskriptif
memberikan data yang sangat berharga, terutama ketika
pertama kali menyelidiki suatu
daerah. misalnya, telah ada
banyak penelitian pada sifat iklim kelas dan hubungannya dengan sikap dan belajar siswa. langkah pertama dalam penelitian ini adalah
untuk menggambarkan secara memadai
apa yang dimaksud dengan iklim kelas.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian
yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa
adanya(Best, 1982 dalam Zainal Arifin 2012:157). Dengan kata lain
penelitian deskripsi adalah penelitian yang memberikan suatu informasi yang
dikumpulkan tanpa mengubah lingkungan
(yaitu, tidak ada yang dimanipulasi).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa penelitian deskripsi adalah penelitain
yang memberikan gambaran tentang suatu kejadian secara lengkap untuk memberikan
penjelasan tentang kejadian tersebut secara nyata (tanpa manipulasi. Dalam
penelitian deskriptif biasanya ingin memecahkan masalah tentang kejadian yang
sedang terjadi. Artinya kejadian itu menarik dikaji saat ini.
B.
Tujuan Penelitian
Deskriptif
Tujuan
Penelitian Deskriptif adalah menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Pada
awalnya, penelitian deskriptif hanya untuk menggambarkan variabel-variabel
tunggal sehingga tidak perlu menjelaskan korelasi atau komparasi dan tidak
perlu adanya hipotesis cukup dengan pertanyaan penelitian. Namun demikan,
Suharsimi Arikunto(2006) dalam Sukardi (2013:54) menegaskan bahwa dalam perkembangannya selain
menjelaskan situasi atau kejadian yang sudah berlangsung sebuah penelitian
deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun untuk mengetahui
hubungan atas satu variabel pada variabel lain. Oleh karena itu, penelitian
komparasi dan korelasi dimasukkan dalam kelompok penelitian deskriptif.
Menurut Gall (2003:290) tujuan penelitian deskriptif
adalah
1.
Memberikan
gambaran tentang suatu kejadian
Misalnya
ingin menggambarkan sebarapa besar kemapuan guru dalam menggunakan pendekatan
saintifik pada kurikulum 2013. Dalam deskripsi ini dijelaskan tentang kurikulum
2013 dianggap baru dan pendekatan yang digunakan adalah saintifik serta
bagaimana guru menerapkan pendekatan itu dalam proses pembelajarannya.
2.
Menjelaskan
suatu kejadian secara jelas dan lengkap
Misalnya
ingin menjelasakan tentang apa yang dilakukan untuk merancang pembelajaran
berbasis kearifan lokal dan seberapa berhasil pembelajaran tersebut
dilaksanakan di dalam kelas.
3.
Menemukan
sebab akibat dari suatu hubungan
Misalnya
ingin membahas tentang apa pengaruh dari penggunakan pendekatan saintifik
terhadap pengembangan aspek ketrampilan siswa. Dijelaskan tentang hubungan
antara pendekatan saintifik dan pengaruhnya terhadap ketrampilan yang dimiliki
siswa dalam proses pembelajaran.
4.
Menguji
metode baru sehingga memberikan masukan kepada pengguna metode
Misalnya
ingin membahas tentang penggunakan metode pembelajaran yang baru. Dalam
pembahasan disebutkan tentang pandangan dari metode lama yang dianggap setara.
Sehingga memberikan gambaran tentang penyempurnaan dari metode tersebut.
Menurut
Zainal Arifin (2012:157), metode penelitian deskriptif banyak dilakukan oleh
peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa
sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua,
metode penelitian deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan
yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.
C. Pengukuran dalam Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif dibatasi oleh jenis dan ketersediaan kualitas
tindakan. Maka penelitian ini lebih banyak mengukur tentang keragaman jenis,
misalnya tes prestasi, istrumen pengamatan kelas, skala sikap, kuesioner dan
wawancara. Menurut
Gall (2003:290), penelitian deskriptif mempunyai keunikan sebagai berikut:
1. Penelitian deskriptif
menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yang
sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan
2. Penelitian deskriptif
yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh
data yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer yang terlatih dalam
observasi, dan jika perlu membuat check list lebih dahulu tentang objek yang
perlu dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang diinginkan secara
objektif dan reliabel
3. Penelitian deskriptif
juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara
jelas, agar di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring
data yang diperlukan.
D.
Statistik
dalam Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif
dalam menjelaskan sampel secara keseluruhan peneliti biasanya
akan mendefinisikan variabel, mengukur, dan untuk
setiap ukuran menghitung satu
atau lebih dari statistik
deskriptif yaitu, ukuran tendensi
sentral (mean, median, modus) dan ukuran
variabilitas (standar deviasi, varians dan jangkauan). Peneliti
juga menghitung skor yang diperoleh sebagai bantuan dalam menafsirkan nilai sampel di variabel-variabel yang diukur. Berdasarkan interpretasi bantuan skor dengan menyediakan ukuran kuantitatif relatif
dari masing-masing
individual terhadap kelompok
pembanding, misalnya, sampel
normatif. Setara usia, setara
kelas, persentil, dan skor standar adalah
contoh dari nilai yang diperoleh yang umum digunakan dalam penelitian deskriptif.
E.
Jenis
Penelitian Deskriptif
Jenis penelitian deskriptif berdasarkan waktu dimana
variabel itu diukur menurut
Gall (2003: 291-295) ada dua jenis, yaitu:
1. Penelitian dengan sampel
dalam satu waktu
Penelitian ini melibatkan suatu sampel dalam kurun
waktu tertentu.
Misalnya jajak pendapat atau perilaku masyarakat dalam kurun waktu
tertentu. Misalnya seluruh selalu rajin mengerjakan tugas di awal semester,
namun pada akhir semester banyak siswa jarang mengerjakan tugas. Penelitian
jenis ini sangat sederhana namun diperlukan sebagai bahan untuk menjelaskan
gambaran suatu kejadian. Misalnya setiap guru SD memiliki gaya mengajar yang
bervariasidalam studi ini diharapkan memberikan gambaran tentang kemamapuan
guru dalam satu waktu tertentu.
2. Penelitian Longitudinal
Penelitian Longitudinal (Longitudinal Research) adalah salah satu jenis peneltian sosial
yang membandingkan perubahan subjek penelitian setelah periode waktu tertentu.
Penelitian jenis ini sengaja digunakan untuk penelitian jangka panjang, karena
memakan waktu yang lama.
Menurut Cresswell (2012:379)
penelitian longitudinal melibatkan prosedur
survei
pengumpulan data tentang tren dengan populasi yang sama, perubahan dalam kelompok kohort atau subpopulasi, atau perubahan dalam kelompok panel dari individu yang sama dari waktu ke waktu.
pengumpulan data tentang tren dengan populasi yang sama, perubahan dalam kelompok kohort atau subpopulasi, atau perubahan dalam kelompok panel dari individu yang sama dari waktu ke waktu.
Dalam penelitian longitudinal, data dikumpulkan
sekurang-kurangnya dua kali, atau dipandang setara dengan dua kali mengumpulkan
data. Karena itu, waktu amat penting dalam penelitian longitudinal.
Karakteristik dan cakupan
utama dari penelitian longitudinal meliputi :
a. Data
dikumpulkan untuk setiap variabel pada dua atau lebih periode waktu tertentu.
b. Subjek atau kasus
yang dianalisis sama, atau setidaknya dapat diperbandingkan antara satu periode
dengan periode berikutnya.
c. Analisis
melibatkan perbandingan data yang sama dalam satu periode dengan antar metode
yang berbeda.
Selain itu ada pendapat lain yang menyatakan
karakteristik dari penelitian longitudinal, yaitu :
- Penelitian yang dilakukan beberapa waktu
- Setidaknya terdapat dua/lebih kali penelitian dengan topik atau
gejala yang sama dalam waktu yang berbeda.
- Kata kunci penelitian longitudinal: ada upaya membandingkan antara
hasil penelitian, biasanya untuk melihat perubahan yang terjadi.
Kesulitan
penelitian longitudinal menurut Ary ( 2011:459) adalah
a.
Penelitian
ini menuntut adanya komitmen dari individu atau lembaga yang bersedia
menyediakan waktu, uang dan sumber daya lainnya selama beberapa tahun sebelum
proyek itu selesai.
b.
Jika
sampel yang dipilih jelek, maka tidak ada sesuatu yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya
c.
Tidak
ada variabel penelitian longitudinal baru yang dapat dimasukkan sesudah
penelitian itu matang
d.
Sulit
untuk mempertahankan kerjasama dengan subyek dalam jangka waktu yang lama.
Bentuk-Bentuk Penelitian Longitudinal ada empat, yaitu :
a. Penelitian Trend
Penelitian trend merupakan salah satu bentuk penelitian
longitudinal yang pada umumnya dilakukan untuk mengukur perubahan pendapat dan
sikap masyarakat tentang hal-hal yang sedang hangat, misalnya bagaimana
tanggapan para pendidik tentang kurikulum 2013.
Menurut Cresswell (2012:379)
penelitian trend adalah desain penelitian survei longitudinal yang melibatkan
mengidentifikasi populasi dan memeriksa perubahan dalam populasi dari waktu ke
waktu.
Contoh populer dari desain ini adalah Gallup Poll, yang
digunakan selama pemilu untuk memantau kecenderungan dalam populasi pemilih
primer ke pemilihan akhir.
Dalam penelitian trend, pengumpulan data dilakukan
minimal dua kali. Misalnya, pengumpulan data pertama dilakukan sebelum masa
diklat kurikulum 2013, dan pengumpulan data yang kedua dilakukan setelah masa
diklat kurikulum 2013, atau kira-kira satu minggu atau tiga hari lagi masa
diklat. Anggota sampel dalam pengumpulan data pertama dan kedua harus berbeda.
Tetapi masih dalam populasi yang sama. Misalnya, dalam pengumpulan data pertama
yang diambil sebagai sampel penelitian adalah daerah A, D, F maka dalam
pengumpulan data yang kedua anggota sampel diambil dadri daerah B, C, dan E
yang masih berada pada populasi penelitiann.
Perubahan pendapat para calon pemilih sebelum masa
kampanye dan setelah berakhir kampanye akan diketahui melalui penelitian trend
ini. Karena itu, sering sekali partai-partai politik, lembaga swadaya
masyarakat, atau seorang calon presiden, calon gubernur dan sebagainya,
melakukan atau mensponsori penelitian trend ini dapat melihat kekuatan dukungan
calon pemilih dan melihat perubahan pendapat calon pemilih tentang siapa nama
calon yang akan mereka pilih. Sehingga hasil penelitian trend ini dapa
memprediksi kekuatan masing-masing calon dari waktu ke waktu sesuai dengan
pergeseran dan perubahan pendapat di tengah-tengah masyarakat.
b. Penelitian Kohort
Penelitian kohort (Cresswell,
2012:380) adalah desain survei
longitudinal dimana peneliti mengidentifikasi subpopulasi berdasarkan beberapa
studi karakteristik dan kemudian menjadi subpopulasi yang spesifik dari
waktu ke waktu. Penelitian kohort juga sama dengan penelitian trend
yang mengambil data dari responden yang berbeda tetapi dalam populasi yang
sama.
Penelitian kohort juga bertujuan untuk mengukur
perubahan pendapat, sikap dan perilaku responden dari waktu ke waktu. Misalnya,
seorang peneliti ingin meneliti bagaimana perubahan kebiasaan menonton televisi
seorang anak yang berusia 5 tahun, setelah ia berusia 10 tahun dan kemudian 15
tahun. Apakah terjadi peningkatan frekuensi waktu menonton setelah anak berusia
10 dan 15 tahun atau justru pengurangan. Meneliti masalah seperti itu sesuai
digunakan penelitian kohort.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk penelitian
kohort. Pertama, dengan meneliti kebiasaan sekumpulan anak yang berusia 5 tahun
tadi menonton televisi. Lima tahun kemudian, anak-anak yang berusia 10 tahun
dari sampel yang berbeda tetapi dalam populasi yang sama, diteliti kembali
dengan mengajukan pertanyaan yang sama. Kemudian setalah lima tahun, dilakukan
kembali penelitian terhadap anak yang berusia 15 tahun dari sampel yang berbeda dalam populasi yang sama.
Dengan demikian dapat diketahui perubahan kebiasaan menonton televisi pada
anak-anak usia 5, 10, dan 15 tahun.
Kedua, melakukan penelitian pada waktu yang sama
sekaligus kepada anak-anak yang berusia 5, 10, dan 15 tahun, dengan mengajukan
pertanyaan yang sama. Karena dipandang bahwa anak-anak yang berusia 10 tahun
sekarang tidak jauh berbeda dengan anak-anak yang berusia 5 tahun setelah
mereka berusia 10 tahun kelak. Demikian juga dengan anak berusia 15 tahun.
Kelebihan cara yang pertama, bias perubahan
lingkungan situasi dan kondisi masyarakat yang senantiasa berubah dapat
dihindari. Namun, kelemahannya adalah terlalu lama memakan waktu untuk menunggu
anak-anak berusia 5 tahun menjadi 10 tahun dan 15 tahun. Keadaan ini memerlukan
waktu dan tenaga serta dana yang lebih banyak.
Kelebihan cara yang kedua, dapat menghemat waktu,
tenaga dan dana. Disamping itu, hasil penelitian dapat diketahui lebih cepat.
Namun kelemahannya, dapat terjadi bias perubahan lingkungan yang begitu cepat.
Anak-anak yang berusia 10 dan 15 tahun saat ini bisa berbeda dengan anak-anak
yang berusia 10 dan 15 tahun pada waktu 5 hingga 10 tahun ke depan.
c. Penelitian Panel
Penelitian panel adalah
desain survei longitudinal dimana
peneliti meneliti orang yang sama dari waktu ke waktu (Cresswell, 2012:380)
peneliti meneliti orang yang sama dari waktu ke waktu (Cresswell, 2012:380)
Penelitian panel juga bertujuan untuk melihat
perubahan pendapat, sikap dan perilaku pada populasi tertentu. Masa pengumpulan
data juga minimal dilakukan dua kali. Bedanya, dengan penelitian trend adalah
dalam penelitian trend sampel penelitian pada setiap pengumpulan data pertama,
kedua dan seterusnya, adalah berbeda tetapi dalam populasi yang sama. Sedangkan
dalam penelitian panel, sampel penelitian pada pengumpulan data pertama dan
kedua harus sama.
Penelitian panel biasanya dilakukan untuk melihat
mengukur perubahan pendapat, sikap dan perilaku sekelompok masyarakat sebelum
dan sesudah diperkenalkan suatu program, produk atau hal-hal yang lain yang
bersifat baru. Contoh penelitian panel yang pernah dilakukan di Indonesia
adalah penelitian dari Godwin C. Chu, Alfian dan Wilbur Schramm yang berjudul Social Impact of Satellite Television in
Rural Indonesia. Mereka juga meneliti bagaimana pengaruh sosial satelit
televisi di daerah-daerah pedesaan di Indonesia. Sebanyak 2248 responden dari
lima provinsi di Indonesia dijadikan sebagai sampel penelitian. Pengumpulan
data pertama dilakukan pada tahun 1976 sebelum satelit Palapa pertama
diluncurkan. Kemudian data dikumpulkan kembali dari responden yang sama pada
tahun 1982, yaitu setelah sekitar enam tahun satelit Palapa diluncurkan, yang
memungkinkan penduduk di daerah-daerah pedesaan dapat menonton televisi.
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa terjadi
perubahan yang besar terhadap sikap dan prilaku masyarakat pedesaan sebelum dan
sesudah masuknya televisi di tengah-tengah masyarakat. Perubahan itu meliputi
segala aspek kehidupan, termasuk pengamalan agama dan kebiasaan bekerja.
Kelebihan penelitian panel ini dibandingkan dengan
penelitian trend dan kohort adalah bahwa penelitian panel dapat menelusuri
lebih jauh siapa di antara responden yang mengalami perubahan sikap dan
perilaku, dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan mereka mengalami
perubahan sikap dan tingkah laku.
Namun penelitian panel juga memiliki kelemahan.
Biasanya dalam pengumpulan data kedua, jumlah responden semakin berkurang
akibat berbagai faktor, seperti pindah alamat, atau meninggal dunia.
d. Cross-Sectional Studies
Dari beberapa penelitian longitudinal di atas
dianggap sulit, maka peneliti kemudian menggunakan penelitian jenis ini. Penelitian longitudinal
sulit karena masa perpanjangan waktu selama data harus dikumpulkan dan
tantangan memperoleh hasil sebanding pada setiap titik pengumpulan data. Untuk
mengatasi masalah ini, peneliti dapat mensimulasikan penelitian longitudinal
dengan melakukan penelitian cross-sectional.
Menurut Cresswell (2012:377) data
desain cross sectional yang diperoleh pada satu titik waktu. Tetapi dari kelompok usia yang berbeda
atau pada berbagai tahap pembangunan. Misalnya, Anda tertarik pada bagaimana
siswa sikap terhadap perubahan matematika dari kelas tujuh hingga kelas dua
belas. Untuk mempelajari masalah ini menggunakan desain cross sectional, Anda
bisa memilih sampel siswa pada setiap tingkat kelas dan mengelola kuesioner
untuk semua data yang sama atau dalam kisaran waktu sempit. Dengan demikian,
periode pengumpulan data sangat singkat dan sampel gesekan tidak masalah.
Penelitian cross sectional, memiliki beberapa keterbatasan. Masalah utama
adalah efek dari perubahan populasi yang terjadi dari waktu ke waktu. Misalnya,
dalam contoh di atas, sampel kelas tujuh mungkin merupakan perwakilan dari
semua siswa yang berhak berada di kelas tujuh karena beberapa siswa putus sekolah
pada tingkat kelas ini. Namun, karena banyak siswa putus sekolah sebelum lulus
SMA , Sampel kelas dua belas tidak mungkin mewakili semua siswa yang layak
untuk berada di kelas dua belas. Banyak siswa ini tidak lagi di sekolah.
Memiliki desain panel telah digunakan sebagai gantinya, kita akan mulai dengan
sampel siswa kelas tujuh dan melacak sikap mereka terhadap matematika untuk
jangka waktu beberapa tahun. Beberapa siswa dalam sampel mungkin putus sekolah
dari waktu ke waktu, tetapi perubahan dalam sikap mereka untuk periode waktu
yang tidak mereka tetap bersekolah dianalisis. Cross sectional ialah suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko
dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau
variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti
bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama. Penelitian cross-sectional ini, peneliti hanya mengobservasi fenomena
pada satu titik waktu tertentu.
Penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun
eksplanatif, penelitian cross-sectional mampu menjelaskan hubungan satu
variabel dengan variabel lain pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan
suatu model atau rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan di antara kelompok
sampling pada satu titik waktu tertentu. Namun penelitian cross-sectional tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan
dinamika perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang diamatinya dalam
periode waktu yang berbeda, serta variabel dinamis yang mempengaruhinya.
Menurut Ary
(2011:459) kelemahan utama metode cross-sectional adalah perbedaan yang secara
kebetulan ada di antara sampel-sampel itu mungkin dapat membuat hasil
penyelidikan itu sangat bias. Selanjutnya terletak pada kemungkinan adanya
variabel luar yang telah menimbulkan perbedaan di antara populasi yang ditarik
sampel.
Desain cross-sectional dan longitudinal
Survey menurut Creswell (2012:378)
F.
Macam-macam Penelitian
Deskriptif
Menurut Zainal Arifin (2012:159), dilihat dari aspek
pengumpulan data di lapangan, penelitian deskriptif dapat dibedakan menjadi 4
macam, yaitu:
1.
Penelitian Laporan Diri (
Self-Report Research)
Dalam
penelitian self report ini peneliti dianjurkan menggunakan teknik observasi
secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat
kegiatannya dalam situasi yang alami. Tujuan observasi langsung adalah untuk
mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian.
Peneliti juga dianjurkan menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data
misalnya dengan menggunakan perlengkapan seperti catatan, kamera, dan rekaman
untuk memaksimalkan ketika mereka harus menjaring data di lapangan
2.
Studi
Perkembangan(Developmental Study)
Studi
Perkembangan atau developmental study banyak dilakukan oleh para peneliti di
bidang pendidikan atau bidang psikologi atau bidang psikologi yang berkaitan
dengan tingkah laku. Sasaran pada umumnya menyangkut variabel tingkah laku baik
individual ataupun kelompok. Dalam
penelitian perkembangan tersebut
peneliti tertarik dengan variabel
yang utamanya membedakan antara tingkat umur, pertumbuhan atau kedewasaan
subjek yang diteliti.
Studi
perkembangan biasanya dilakukan dalam periode longitudinal dengan waktu
tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan dimensi yang terjadi pada
seorang responden. Dimensi yang sering menjadi perhatian peneliti misalnya
intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadap perlakuan tertentu, dan perkembangan
sosial anak.
3.
Studi
Kelanjutan(Follow-up Study)
Studi
kelanjutan digunakan peneliti untuk menentukan status responden setelah
beberapa periode waktu tertentu memperoleh perlakuan, misalnya program
pendidikan. Studi ini dilakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun
evaluasi eksternal, setelah subjek atau responden menerima program di suatu
lembaga pendidikan
4.
Studi Sosiometrik (Sociometric
Study)
Studi
sosiometrik merupakan analisis hubungan antarpribadi dalam suatu kelompok
individu. Prinsip teori studi sosiometrik pada dasarnya adalah menanyakan pada
masing-masing anggota kelompok yang diteliti untuk menentukan dengan siapa dia
paling suka, untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok. Pada setiap kelompok,
dia dapat memilih 1 atau 3 orang anggota. Dari setiap anggota, peneliti akan
memperoleh jawaban yang bervariasi. Dengan menggunakan gambar sosiogram, posisi
seseorang akan dapat diterangkan kedudukannya dalam kelompok organisasi.
Di
bidang pendidikan, sosiometrik telah banyak digunakan untuk menentukan hubungan
variabel status seseorang misalnya pemimpin formal, pemimpin dalam lembaga
pendidikan atau posisi seseorang dalam kelompoknya dengan variabel lain dalam
kegiatan pendidikan.
G.
Langkah-langkah
Penelitian Deskriptif
Menurut Ary (2011:471-473) proses penelitian deskriptif dapat diikhtisarkan
dalam langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Pernyataan
masalah
Pernyataan
ini menetapkan variabel-variabel yang akan diselidiki dalam syudi itu dan
menetapkan apakah studi itu hanya akan menyelidiki status variabel ataukah juga
menyelidiki hubungan antara variabel-variabel tersebut.
2.
Identifikasi
informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah
Peneliti
memerinci informasi yang akan dikumpulkn, menyatakan apakah informasi itu
bersifat kualitatif atau kuntitatif, dan mengidentifikasi bentuk informasi ini (jumlah,
skor tes, jawaban dari kuesioner atau wawancara)
3.
Pemilihan
atau pengembangan instrumen pengumpul data
Peneliti
harus yakin bahwa data yang akan diperoleh dengan instrumen yang telah dipilih
itu benar-benar merupakan informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
Kuesioner, wawancara, tes dan berbagai macam skala adalah intrumen yang paling
sering dipakai dalam penelitian deskriptif. Jika peneliti menggunakan instrumen
yang sudah ada, reliabilitas dan validitas untuk mengukur variabel yang
bersangkutan dan kecocokannya bagi populasi harus diteliti. Kualitas instrumen
dapat diperoleh dengan studi-studi terdahulu yang juga menggunakan instrumen
tersebut atau mencoba terlebih dahulu pada suatu kelompok kecil sehingga dapat
dievaluasi dan dilakukan perbaikan seperlunya.
4.
Identifikasi
populasi-sasaran dan penentuan prosedur penarikan sampel yang diperlukan
Peneliti
menentukan kelompok yang akan dicari informasinya. Survai sampel biasanya
dilakukan untuk meneliti kelompok yang mempunyai ciri khusus, misalnya
siswa yang mempunyai hambatan membaca.
Dalam survai sampel, peneliti berusaha memilih sampek yang akan mewakili
populasi induknya dengan baik.
5.
Rancangan
prosedur pengumpulan data
Peneliti
menguraikan jadwal praktis untuk memperoleh sampel dan menggunakan instrumen
6.
Pengumpulan
data
7.
Analisis
data
8.
Pembuatan
laporan
Langkah
dalam melaksanakan Penelitian Deskriptif (Zainal Arifin, 2012:158) adalah
sebagai berikut.
1.
Mengidentifikasi
adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif
2.
Membatasi
dan merumuskan permasalahan secara jelas
3.
Menentukan
tujauan dan manfaat penelitian
4.
Melakukan
studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan
5.
Menentukan
kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian
6.
Mendesain
metode penelitian yang hendak dilakukan termasuk dalam hal ini menentukan
populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpulan data, dan
menganalisis data.
7.
Mengumpulkan,
mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang
relevan
8.
Membuat
laporan penelitian
DAFTAR
PUSTAKA
Donald
Ary, dkk. 2011. Pengantar Penelitian
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Creswell,
Jhon W. (2012). Educational Research :
Planning, Conducting an Evaluating Quantitative and Qualitative Research(Fourt
Eddition). New Jersey: Pearson
Education, Inc
Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan (Cetakan kedua). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Gall, M.D., Gall, J.P. and Borg, W.R. (2003). Educational Research: An Intoduction.
New York: Pearson Education Inc.
McMillan, James H., and Sally Schumacher. (2001) Research in education: a conceptual
introduction. United States: Longman Inc.
Sukardi.(2013). Metode Penelitian
Pendidikan(Cetakan ke 13). Jakarta : Bumi Aksara
Sukmadinata. (2006). Metodologi
Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Thanks ya. Kunjungi juga ya CARA DOUNLOWD JURNAL PENELITIAN GRATISSS
BalasHapus