Pendahuluan
Ejaan konfensional, tulisan tangan yang
rapi, dan standar tata bahasa telah dianggap sebagai keunggulan dari pendidikan
seseorang.Komponen-komponen ini telah menjadi bagian penting dari pelajaran
seni bahasa sejak awal pendidikan umum.Saat ini, semakin banyak orang yang
melihat ejaan, tulisan tangan, dan tata bahasa sebagai alat yang digunakan oleh
pembaca dan penulis untuk mencapai tujuan pendidikan. Saat ini, banyak guru
yang memberikan perhatian lebih pada proses penulisan dan mengajarkan siswa
bagaimana mengembangkan dan memperbaiki makna dari tulisannya, meskipun mereka
masih mengharapkan siswa untuk menggunakan ejaan konfensional dan tulisan
tangan yang terbaca ketika mereka menulis.
Ejaan, tulisan tangan, dantata
bahasaadalah alat untukberkomunikasimelalui bahasa. Ejaan dantulisan
tanganadalah alat yangdigunakan
oleh penulis untukberkomunikasisecara konvensionaldengan pembaca. Siswamenggunakanpengetahuan
mereka tentangtata bahasauntuk memahami apa yang mereka bacadanuntuk menulissehingga pembacaakan
mengertimaknanya.
A. EJAAN
Ejaanadalah alat bagipenulisuntuk berkomunikasisecara
konvensionaldengan pembaca
(Graves: 1983). Siswaperlu belajarmengeja
kata-katasecara konvensionalagar
dapatberkomunikasi secara efektifmelalui tulisan.
1.
Pengembangan Ejaan Anak
Siswa SD belajar
mengeja unsur-unsur fonetik dan terus menyempurnakan ejaan mereka melalui
membaca dan menulis.Ejaan anak-anak yang mencerminkan kesadaran pertumbuhan
ortografi bahasa dikenal sebagai ejaan yang diciptakan (invented spelling), dan selama SD anak bergerak dari menggunakan
coretan dan huruf tunggal untuk mewakili kata-kata melalui serangkaian tahapan
sampai mereka mengadopsi ejaan konvensional.
a.
Ejaan yang diciptakan (invented spelling)
Anak-anakyang
mulai menulis, menciptakan ejaan yang unik, yang disebut invented spelling. Nama lain untuk invented spelling adalah ejaan sementara dan ejaan anak. Charles
Read (1971, 1975, 1986), menemukan bahwa anak-anak menggunakan
pengetahuan mereka tentang fonologi untuk menciptakan ejaan. Anak-anak
menggunakan nama-nama huruf untuk mengeja kata-kata seperti U (You) dan R
(are), dan mereka menggunakan suara konsonan: GRL (Girl), TIGR (tiger), dan NIT
(night). Anak-anak prasekolah menggunakan beberapa ejaan yang tidak biasa tapi
secara fonetik berdasarkan pola ejaan untuk mewakili bunyi afrikatif (sejenis fonem tertentu, dalam bahasa Indonesia berarti bunyi
desah, afrikatif juga dapat dikatakan merupakan semacam gugusan konsonan, contohnya: /sy/, /kh/, /gh/).
Henderson dan
rekannya (Beers 8 Henderson, 1977; Gentry, 1978, 1981; Templeton, 1979; Zutell,
1979) telah mempelajari cara anak-anak melanjutkan perkembangan dari ejaan yang
diciptakan (invented spelling) ke
tahap ejaan konvensional.
Para peneliti telah mengidentifikasi
lima tahap perkembangan ejaan anak.Kelima tahapan
tersebut adalah ejaan precommunicative,
ejaan semiphonetic, ejaan fonetik,
ejaan transisi, dan ejaan konvensional (Gentry, 1978, 1981, 1982a, 1982b, 1987;
Gentry 8 Gillet, 1993).
1)
Ejaan precommunicative
Padatahapinianak-anakmembuat serangkaian coretan, huruf,
danbentuk yangletterlike. Ejaanprecommunicativemerupakanekspresiawalalami
darialfabetdankonsep-konsep laintentang menulis. Anak-anakdapat
menulisdari kiri ke kanan, kanan ke kiri, atas ke bawah, atausecara acakdi seluruh
halaman, menggunakan keduahurufbesar dan huruf kecil. Pada tahap
inianak-anakbelummenemukan bagaimanaejaanberfungsiatau bahwahurufmewakili
suaradalam kata-kata. Tahap inimerupakan ciri khasanak-anak
prasekolah, usia3 sampai 5 tahun.
2)
Ejaan semiphonetic
Anak
mulai paham dasarprinsip abjad bahwa ada hubungan antarahuruf danbunyi. Ejaanyangdisingkat, dan
anak-anakhanya menggunakansatu, dua, atau tigahurufmerepresentasikanseluruhkata, contohnya: RNG (renang), JLN
(jalan), dll. Pengeja pada tahap ini mencakup anak-anak usia 5-6 tahun.
3)
Ejaan fonetik
Dalam tahap ini pemahaman anak
terhadapprinsipabjadlebih halus.Mereka terusmenggunakan namahurufuntuk
merepresentasikansuara,mereka jugamenggunakankonsonandan vokalpada tahap ini. Contohnya: KMU (kamu), PRGI
(pergi), dll. Anak memilih huruf berdasarkan suara
tanpa memperhatikan urutan hurufnya. Pengejafonetikbiasanyasekitar usia6 tahun.
4)
Ejaan transisi
Anak dapat mengeja
banyak katadengan benar tetapimasihsalah mengejakata-katadenganejaanyang
tidak teratur.Pengeja ditahap
iniumumnyaberusia 7, 8, dan9tahun.
5)
Ejaan
konvensional
Sepertinamanya,anak-anakmengejakata-katayang
paling(90% atau lebih) konvensional(seperti
yang diejadalam kamus) pada tahap ini. Merekatelah
menguasaiprinsip-prinsip dasarejaanbahasa.Anak-anakbiasanyamencapai
tahapinipada
usia8atau9
tahun. Selama4atau5tahun ke depan, anak-anakbelajar
untuk mengendalikanhomonim(misalnya:bisa, dan bisa), afiks/imbuhan, danpergantianvokaldankonsonan. Mereka juga
belajar mengeja kata-kata umum yang tidak beraturan.
Anak-anak bergerak darimengejaprecommunicativeke tahap mengejakonvensional dalam waktu 4 atau
5 tahun melalui membacadan menulispengalamanbukan
melaluitesejaanmingguan; ketikaperhatian terlalu
ditekankan padaejaankonvensional sebelumanak-anaktelah mencapai tahapkelima,
perkembangan alamiah merekaakan terganggu.
b. PerkembanganEjaanSiswayang
Lebih Tua
Hitchcock(1989) mempelajari ejaananak-anakkelas2sampai
6danmengklasifikasikankesalahan
pengeja yanglebih
tua. Sangat
sedikitkesalahandikategorikansebagaisemiphonetic. Lebih darisetengah
darikesalahanmerekadiklasifikasikan sebagaiejaanfonetik, di
mana siswamengeja kata-katasesuai dengan apa yang mereka dengaratauyang merekaucapkan. Kesalahanlainnyadikategorikan
sebagaiejaantahaptransisi. Siswasalah menerapkanaturan
tentangvokal, bentuk jamak, tenses kata kerja,kata majemuk,danafiks. Kata-kata
denganhurufterbalikdan huruftambahanjugatermasuk dalamkategori ini.
Para penelititelah menelitistrategiejaanpembaca“miskin” dikelas 4 sampai
kelas 6dan
menemukanbahwa siswa yang “miskin”
tersebut adalah siswa yangcenderung menggunakanstrategipenjajakan. Frith(1980) menyimpulkanbahwa
siswayang lebih tuayang merupakanpembaca dan pengejayang baiknamun membuatkesalahan
ejaan, merupakan karakteristik
daritahap transisi, sedangkansiswa yangmerupakan pembacadan pengeja “miskin”membuatkesalahan
ejaanmerupakan karakteristiktahapsemiphoneticdanfonetik.
Para penelitiyangmengkajijenis kesalahansiswatelah
mencatat bahwajumlahkesalahan ejaanmeningkatdi kelas1 sampai4(Taylor 8Kidder, 1988).Usiasembilantahunrata-rata92%
ejaan yang benar; 13 tahun97% darikata-katadieja dengan benar; dananak
usia17tahunmencetak98%. Stewig(1987) melaporkan bahwasiswa kelas empat98% -99%
mengeja kata-katadengan
benar. Data inimenunjukkanbahwa padakelastiga atau empatsebagian
besar siswapengeja
konvensional, membuat kurang dari10% kesalahan.
c.
Menganalisa perkembangan ejaan anak-anak
Guru dapatmenganalisiskesalahan ejaananak-anakdengan
mengelompokkankesalahansesuai dengan tahapanperkembanganejaan. Analisis ini akan memberikan
informasi tentang tingkat perkembangan ejaan anak dan jenis kesalahan yang
dibuat oleh anak. Mengetahuitahap perkembanganejaansiswaakan menunjukkanjenis pengajaran yang
sesuai. Salah satu contoh
kesalahan penulisan ejaan yang umum terjadi pada anak SD kelas 1 adalah ketika
mereka menulis kata yang terkandung huruf d, kadang mereka keliru dengan
menulis huruf b , huruf s ditulis z, dll. Seperti contoh tulisan Marc di bawah
ini:
Berikut adalah
terjemahan tulisan Marc:
Today
a person at home called us and said that a bomb was in our school and made us
go outside and made us wait a half of an hour and it made us waste our time on
learning. The end.
Ejaandapat dikelompokkanke dalam tabel, untuk
mengukurtahapperkembanganejaan siswa. Hal yang menarikdalam tulisanMarcadalah
bahwaiamengeja56% kata-katanyadengan benar. Hanyasatu kata, kod(called), dikategorikan
sebagaisemiphonetic, karenaejaannyasangat singkat, dengan hanya suara huruf
pertama dan terakhir saja.
Dari tabel di
atas, dapat dilihat bahwa 11katadikategorikan
sebagaifonetikyaitu
ejaan dari kata-katayang
munculhanya mewakilisuarayang
terdengar
saja; sepertihuruf
edalam kata madedanidalam kata wait, tidak tertulis. Marcmengucapkanourseolah-olahhomophonedengan kata or, jadior adalah ejaanfonetik yang masihwajar. Selain suara, kata-katajuga dikategorikan sebagaicontoh
peralihanstrategiejaan.Loreneeing (learning),
dikategorikan sebagai
tahaptransisikarenaMarcmenambahkanpenandavocal panjang(e setelahlordaneesetelahn).Karenaejaandidasarkan
padapengucapannya, penandavokalpanjang
danejaankonvensionalakhiraningmerupakan
ejaantransisi.Mengkategorikankesalahan ejaandalam
komposisianak danmenghitungpersentasekesalahan dalamsetiap kategoriadalah alat
yang bergunauntuk mendiagnosatingkat perkembanganejaan danmemutuskan perlu
tidaknyauntuk memulaitesejaanmingguan.
Dariejaandalam tulisanMarc, diklasifikasikansebagaiejaanfonetikyangbergerak
menujutahaptransisi.
Marctidak siapuntuk tesejaanmingguan,
ia akanmemperbaikipenyesuaian hurufmelalui pengalamanmenulissetiap hari.
2.
MengajarMengejadiSekolah
Dasar
a.
Komponen Pengajaran Ejaan
Delapankomponenpengajaranejaan antara lain:
1)
Kesempatanmenulissetiap hari(daily writing opportunities)
Siswa yangmenulissetiap hari
danmenciptakanejaanuntukkata-kata asingbergerak secara alamike
arahejaankonvensional.Ketika anak
menulis, mereka menebak ejaan menggunakan perkembangan pengetahuan tentang
korespondensi suara-symbol dan pola ejaan.Sebagian besartulisaninformal
yangsiswatulis setiap
haritidakperlu dinilai, dankesalahan ejaansebaiknya
tidakditandai.
Melaluipendekatan proses, anak-anakbelajar mengenaliejaanapa
adanya.
2) Kesempatanmembacasetiap
hari(daily reading
opportunities)
Kemampuan membacamemainkan
peranyang sangat besar dalambelajarmengeja. Selamamembaca,
siswamenyimpanbentukvisual tentangkata-kata.Kemampuan untuk mengingatbagaimana kata-kataterlihat,membantu
siswamenentukan kapanejaanyang mereka tulisitu benar.
3)
Dinding kata (word walls)
Salah satu carauntuk meningkatkanperhatiansiswa
terhadapkata-kataadalahmelalui penggunaandindingkata.Siswadangurumemilih
kata-katauntuk ditulis di dinding kata,lembaran kertas besaryang menggantungdi dalam kelas.Kemudiansiswa merujuk padadindingkatatersebutuntuk kegiatanmeneliti
katadanmenulis
kata.Melihatkata-katayang
dipasang padadindingkata, cluster, dan
grafiklainnyadi kelasdanmenggunakannyadalam menulismembantusiswa untuk
belajarmengejakata-kata.
4) Mengoreksi naskah (proofreading)
Pada tahap ini, siswa
menerimapetunjuklebihmendalamtentang cara menemukankesalahan ejaandankemudianmemperbaikinya.Melalui
serangkaianminilessons, siswa dapatmengoreksidanmenandai
kata-katayang salah eja.Kemudian, bekerjasecara berpasangan, memperbaikikata tersebut.
Proofreadingharus
diperkenalkandi kelasdasar.
Anak-anakdan guru berkolaborasi
untuk mengoreksi. Dengan carainisiswa
menerimaproofreadingsebagaibagian alamidari mengejadan menulis. Kegiatanproofreadinglebih
efektifuntuk
mengajarkanmengejadaripada kegiatandikte.
5) Prosedurdalam
kamus(dictionary
procedure)
Siswaperlu belajarbagaimana
mencariejaan kata-katayang tidak diketahuidalam kamus.
6)
Pilihanejaan(spelling option)
Gurumenunjukkanpilihanejaan
saatmereka menuliskata-kata didindingkata danketika siswabertanya tentangejaan suatu kata.
7)
Strategiuntuk mengejakata-kata
asing(strategies for
spelling unfamiliar words)
Siswaperlu
mengembangkanstrategiuntukmengejakata-kata asing.Beberapa
strategitersebutadalah:
a)
Menemukan
ejaan kata-kataberdasarkanfonologi, semantik.
b)
Mengoreksi
untuk menemukan dan membetulkan kesalahan ejaan.
c)
Carikata-kata didindingkata
dangrafik lainnya.
d)
Memprediksiejaankatadengan danmemilihalternatif terbaik.
e)
Menerapkan
imbuhan untuk kata dasar
f)
Mengeja kata-katayang tidak diketahuidengan
analogikata-katayang dikenal.
g)
Cariejaankata-kata asingdalam kamusatau bukusumberlainnya.
8)
Kesadaranmengeja(a spelling conscience)
Tujuan
daripengajaranejaanadalah untuk membantusiswa mengembangkankesadaranmengeja, yaitu suatusikap
positif terhadapejaandan kepedulianuntukmenggunakanejaanstandar.
Dimensikesadaranmengeja berkembang
ketikasiswasering menulis.Sebagaimanasiswa
bergerakdari menulisuntuk diri sendiri menuju menulisuntuk
berkomunikasidengan orang lain.Gurumembantu
siswamengenalitujuanejaankonvensionaldengan menyediakankegiatan menulisbermakna.
b. TesMengejaMingguan
Belajar ejaan yang terbaik adalah melalui membaca dan menulis
(Gentry & Gillet, 1993; Wilde, 1993).Padapendekatanindividual
untukpengajaranejaan, siswa memilihkata-katayang akanmereka
gunakan dalamproyektulisan mereka.Siswamempelajari5-8kata-kata
tertentuselamaseminggumenggunakanstrategibelajartertentu. Pendekatan inimenempatkantanggung jawab lebihpadasiswa, dan ketikasiswa memilikitanggung jawab,mereka cenderunguntuk
melakukan lebih baik.
1)
Daftar katainduk
Gurumenyusundaftar katamingguansebanyak 25 sampai50 katadariberbagai
tingkat kesulitandan
siswamemilihkata-kata
tersebutuntuk belajar.Daftar katainduk dapatdigunakan
untukminilessonsselama seminggu. Siswadapat mencarikorespondensifonem-grafem, menambahkan kata kegrafikpilihanejaan,
dan mengamatikata-katadasardanimbuhan.
2)
PretestSenin
Pretestadalah komponen
pentingdalam belajarmengeja. Pretestmeniadakankata-kata yangsudah dikuasai siswasehingga
dapatmengarahkanbelajarmereka terhadapkata-kata yangbelum merekaketahui.MenurutHorn(1947),
cara terbaik untukmeningkatkanejaansiswa adalahdengan mendapatkanumpan
balik langsungdengan memperbaikipretestmereka sendiri.
3)
Meneliti kataselama seminggu
Siswamenghabiskan sekitar5
sampai 10menituntuk mempelajarikata-katadalam
daftarstudi merekasetiap hariselama seminggu.
Strategi untuk berlatih ejaan antara lain:
a)
Lihatlahkata dankatakankepada diri sendiri.
b)
Ucapkan
setiap hurufdalam katakepada diri sendiri.
c)
Tutup mata danejalah katauntuk diri sendiri.
d)
Tulis kata, dan periksabahwa andamengejanyadengan
benar.
e)
Tulis katasekali lagi, danpastikan
bahwa andamengejanyadengan benar.
Strategi iniberfokus
padaseluruh katadaripadamemenggalnyamenjadi suaraatausuku kata.
4)
TesJumat
Tesakhirdiberikanpada hari
Jumat. Siswamenuliskata-katayang telah mereka pelajariselama
seminggu.Agar lebih
mudahuntuk mengelolates,siswalebih dulumembuat daftarjumlahkata-katayang telah mereka pelajari.
Pendekatanindividualini lebih disarankandaripadapendekatanbuku
teks.Biasanya, buku teksdisusun
dalamunitselama seminggu, dengandaftar10 sampai20
katadan kegiatanpraktekyang seringmembutuhkan setidaknya30menit per hariuntuk
menyelesaikan.Penelitian menunjukkan bahwahanya60 sampai
75menitper mingguwaktu yang harus
digunakan padapengajaranejaan, dan periodewaktu yang lebih
besartidakmenghasilkan peningkatankemampuan mengeja(Johnson, Langford, &Quorn, 1981).Selain itu, banyakkegiatan dalambuku pelajaranhanya terfokus padaketerampilanseni
bahasayang tidaklangsung berhubungan denganbelajarmengeja(Graves, 1977).
c. Menyesuaikan
diriuntuk memenuhikebutuhansetiap siswa
Ejaan danalat bantubahasalainnyadapat disesuaikanuntuk memenuhikebutuhan
semuasiswa.Memiliki kompetensi komunikasiadalah tujuan
daripengajaranseni bahasa, dan perangkatbahasamendukung
komunikasi. Pengajaranejaan, berartimendorongsiswa
untuk menggunakanejaan yangdiciptakan(invented spelling)sehingga
mereka dapatberkomunikasi dengan orang lainsebelum mereka mencapaitahap
ejaankonvensional.Saran untukmengadaptasiprogramejaanuntuk
memenuhikebutuhansetiap siswa:
1)
Mendorongejaan yang diciptakan
Seringkali pengeja yang
miskin malas menulis karena
ada begitu banyak kata yang mereka tidak tahu bagaimana caramengejanya. Guru harus mendorong siswa untuk
menggunakan ejaan yang diciptakan. Ejaan
yangdiciptakanmemberikan wawasanberharga bagipengetahuan siswa tentangortografibahasadan
jenispengajaranyang mereka butuhkan.
2)
Mengajarkan
kata yang berfrekuensi tinggi
Pengeja
miskinharus belajarmengeja100kata yang palingsering digunakan.Mengetahui100kata
yang palingsering digunakanmemungkinkansiswauntuk mengejasekitar setengah
darisemua katayang mereka
tulisdengan
benar!
3)
Mengajarkanstrategithink-it-out
Pengeja miskinbiasanya bergantungpada
strategisound-it-out(suara yang keluar) untuk
mengejakata-kata sementarapengejayang lebih bagus memahami
bahwasuarahanyapanduan kasaruntuk mengeja.Gurumenggunakanminilessonsuntuk
mengajarkan pada siswacara
berpikirdanmemprediksiejaankata-kata asing.
4)
Membacadanmenulissetiap hari
Siswa yang tergolong pengeja miskin sering kali
tidak banyak membaca dan menulis, tetapi mereka perlu membaca dan menulis
setiap hari untuk menjadi pengeja yang lebih baik.
5)
Menyadaribahwakesalahanadalahbagian
daripembelajaran
Guru dan siswaharus bekerja
sama untukmengidentifikasidan memperbaiki kesalahanpenulisan.Terlalu
banyak penekanan padakesalahan
ejaan tidakmembantu
siswa dalam
belajarmengeja,hal
itu justru mengajarkanbahwa merekatidak bisa mengeja.
d. Menilaikemajuan
siswadalam mengeja
Kelaspada
tesejaanmingguanadalahukuran tradisionalkemajuan dalammengeja, dan
pendekatanindividual untukpengajaranejaanmenyediakancara yang mudahuntuk menilaisiswa.Tujuanpengajaranejaantidakhanya
untukmengeja kata-katadengan benar ditesmingguantapi untuk menggunakankata-kata dan mengejanya secara konvensional, dalam
menulis.
Gurumenyimpan informasiyang
bersifat anekdotdan contohtulisananak-anakuntukmemantau perkembangan ejaan merekasecara
keseluruhan.
Guru dapatmemeriksapolakesalahan danstrategiejaan dari tulisananak-anak tersebut.
Perilaku
siswaketika merekamengoreksi danmengeditkaryajuga memberikan buktiperkembanganejaan.Menemukankesalahanadalah
langkahpertama dalammengoreksi
dan mengoreksikesalahanadalah langkah kedua. Guru juga
dapatmendokumentasikanperkembangansiswadalam menemukankata-kata asingdalam
kamusdengan mengamatiperilaku merekaketika merekamengeditkarya mereka.
B.
TULISAN TANGAN
Sepertihalnya
ejaan, tulisan tanganjuga
merupakan suatu alat yang
digunakanpara penulis. Graves(11983) menjelaskan
lebih lanjut:
Children win prizes for fine script, parents and
teachers nod approval for a crisp, well-crafted page, a good impression is made
on a job application blank ... all important elements, but they pale next to
the substance they carry. (p. 171)
Penting
untukmembedakanantara menulisdantulisan tangan. Menulis
adalahsubstansikomposisi, sedangkantulisan
tanganadalah pembentukansimbolalfabetdi atas kertas.
Tujuan dalampengajarantulisan tanganadalah membantusiswa
mengembangkanbentuktulisan yang mudah
dibacauntuk berkomunikasi secara efektifmelalui tulisan.Duakriteria
yang paling pentingdalam menentukankualitastulisan tanganadalahketerbacaan(tulisan
dapat dengan mudah dancepatdibaca) dan
kelancaran(tulisan dapat dengan mudah dancepatditulis).Tulisanyang tidak terbacaberartikegagalanuntuk berkomunikasi.
1.
Bentuk Tulisan Tangan
Dua bentuktulisan tanganyang saat ini digunakandi sekolah
dasar: manuscript, atau
hasil cetak, dantulisan kursif, atau
tulisanterhubung (tegak bersambung). Seperti gambar di bawah ini:
Biasanya, siswadi kelas-kelasdasarbelajar
danmenggunakanbentuk manuskripdanberalih ketulisan tangankursifdi
kelas-kelasmenengah,biasanyadikelaskedua atau ketiga.Padakelas-kelas
menengahdanatas, siswamenggunakan keduabentuk tulisan
tangan tersebut.
a.
Manuscript
handwriting (tulisan tangan manuskrip)
Sampaitahun 1920-an, siswahanya
belajartulisan tangankursif. MarjorieWisedipuji
karenamemperkenalkanbentuk manuskripuntuk siswa sekolah dasarpada tahun 1921(Hildreth,
1960).Tulisan tanganmanuskrip (manuscript
handwriting)dianggapbaikuntukanak-anakmudakarenamereka
tampaknyakurangbaikdalam koordinasi
kontrol motor mata
- tanganyang
diperlukanuntuk tulisan tangankursif.Selain itu, tulisan
tanganmanuskripmirip
dengangayaketikpada
buku teks
anak SD.Hanya duahuruf kecil,
adang, berbeda dalamketikandan bentuktulisan tangan.Kesamaanini diasumsikanuntuk
mempermudahpengenalananak-anakterhadap kegiatan membaca dan menulis.
BarbedanMilone(1980) memberikanbeberapa
alasantambahanbahwa siswasekolah
dasarharus belajarmanuskripsebelumtulisan tangankursif.Pertama,
tulisan tanganmanuskriplebih mudah dipelajari. Selain itu, anak-anakdapatmembentukgaris
vertikal, horizontaldan
melingkar dalam tulisan
tanganmanuskripdengan lebih mudahdaripadagoresankursif.Selain
itu,tulisan tanganmanuskriplebihterbacadaripadatulisan tangankursif.
Siswa yang menggunakanbentukmanuskripseringkaliakanberalih ke bentuk tulisan tangan
kursif di kelas-kelasmenengah.Kelasdua dan
tigamempelajaritulisan tangankursif,
setelah merekamahirbentukmanuskrip.Kebutuhan untuk mengembangkankecepatan
menulissering dijadikan
alasanuntuk beralih
ketulisan tangankursif, tetapi
penelitiantidak menunjukkanbahwa salah satu bentuktulisan menyebabkanmenulis
lebihcepatdari yang lain.
Ada jugakritikuntuk bentukmanuskrip.Keluhanutama
adalahmasalahkebalikandisebabkan oleh beberapahuruf kecilyang sama; bdandsangatmembingungkan.Pengkritiklain berpendapat bahwadengan menggunakan bentuk manuskripdan bentukkursifdi SD, guru dituntut untuk mengajarkan dua jenistulisan yang sama sekali berbedadalam
rentangbeberapa tahun.Mereka jugamengeluhbahwagayatulisan
tanganmanuskrip"lingkaran dantongkat",menuntutuntuk sering berhentidan memulai, sehingga
menghambatkelancarandaniramatulisan.
b.
Cursive
Handwriting (Tulisan tangan kursif)
Hurufdalam tulisankursif(cursive
handwriting)digabungkanbersama untuk membentuksebuah katadengan satugerakan
terus-menerus.Siswa Sekolah Dasarsering mencobamenirubentuk inidengan
menghubungkanhurufmanuskripdari
nama merekadan kata-katalain sebelummereka diajarkanbagaimana
membentukdanmenggabungkanhuruf.Kesadaran terhadaptulisan
tangankursifdanminat dalammenirumerupakan indikatorbahwa
siswasiapuntukmempelajarinya.
c.
D’nealian
Handwriting (Tulisan tangan D’nealian)
D’nealian
Handwritingadalahprograminovatif daritulisan tangan manuskripdankursifyang
dikembangkan olehseorang gurudiMichigan. Padabentukmanuskrip, hurufnyamiringdandibentuk
dengancoretanterus menerus;
dalam bentukkursif,
hurufyangsederhana,
tanpa berkembangdarihuruf kursiftradisional. Kedua bentukdirancanguntuk
meningkatkanketerbacaandankefasihan serta untukmemudahkan peralihan
darimanuskripke tulisan tangankursif.
Tujuandari
programD'Nealian
adalahuntuk memperbaikibeberapamasalah yang terkaitdengan
bentukmanuskriptradisional(Thurber, 1987).D'Nealian
manuskripmenggunakanbentukhurufdasar yang samayang siswabutuhkanuntuk
tulisan tanganhuruf kursifsertakemiringandanirama yangyang diperlukan
untukhuruf kursif.Keuntungan laindarigayaD'Nealian adalah bahwaperalihan darimanuskripke huruf kursifhanya melibatkan
penambahangoresanpenghubunguntuk sebagianhurufmanuskrip.hanya
limahuruf-f, r, s, v, danz-dibentuksecara berbedadalam
bentukhuruf kursif.
2.
Perkembangan tulisan tangan anak
Selamatingkat sekolah dasaranak-anak tumbuhdari
menggunakancoretandan bentukletterlikedi TKkebelajarbentuktulisan
tanganmanuskripditingkat dasardanbentukhuruf kursifyang dimulaidi kelas-kelasmenengah.Siswadikelasmenengah
dan atasmenggunakankedua bentukbergantian untukberbagai tugastulisan tangan.Contohtulisan tangananak-anakdari TK sampaikelas delapanditunjukkan
pada gambar
di bawah ini.
a.
Tulisan tangan sebelum kelas satu
Tulisan
tangananak-anaktumbuh darikegiatanmenggambar.Di TK, anak-anakmenontongurumenuliskan, danmereka
mulaimenyalin namamerekasertakata-katayang sering didengar.Setelah
merekaakrab dengan beberapahuruf, merekamenggunakaninvented
spellinguntuk mengekspresikan diridalam menulis.
Anak-anakmasukTKdenganlatar
belakang yang berbedatentangpengalamanmenulis. Tulisan tangananak
TKbiasanyamencakup tigajenis kegiatan: merangsangminat anak-anakdalam
menulis, mengembangkankemampuan
merekauntuk memegangalat tulis, dan menyempurnakankontrol
motorik halusmereka.
Pengajaran menulis
di TK biasanya berfokus pada pengajaran anak-anak untuk membentuk huruf besar
dan huruf kecil dan untuk mencetak nama mereka. Banyak guru TK menggunakan
pendekatan multiindrawi, yaitu siswa menelusuri huruf dalam shaving cream,
pasir, dan paint finger; glue popcorn yang berbentuk huruf. Anak-anak belajar
untuk mencetak nama mereka melalui kegiatan multiindrawi yang sama dan melalui
praktek sehari-hari dalam menulis nama mereka di lembar kehadiran, cerita
pengalaman, lukisan, dan kertas lainnya.
Tulisan tangan
harus dikaitkan dengan menulis di semua tingkatan kelas, bahkan di Taman
Kanak-kanak. Penulis perlu tahu cara untuk memegang pensil, bagaimana membentuk
huruf, dan bagaimana jarak antara huruf dan antar kata. Siswa sering menemukan
cara-cara yang agak aneh untuk membentuk huruf, dan kebiasaan buruk tersebut
dapat menyebabkan masalah ketika mereka perlu mengembangkan kecepatan dalam menulis.
C. TULISAN TANGAN DI SEKOLAH DASAR
Secara formal pengajaran tulisan tangan dimulai di kelas satu.Siswa belajar bagaimanabentuk manuskrip dan
spasinya, dan mereka mengembangkan keterampilanberkaitan dengan enam unsur
keterbacaan. Penelitian menemukan bahwa dikelas satu, siswa mengalami banyak kesulitan bentuk huruf kecil dari huruf besardan siswa kelas tiga masih memiliki beberapa kesulitan membentuk nu, h, dant
(Stennett, Smithe, 8 Hardy, 1972).
Kegiatantulisan tanganumumnyamenuntut siswauntuk menyalinsampel tulisanpendekdaripapan tulis, tapi jenis kegiatanlain tidak dianjurkan. Untuksatubenda,anak-anak memiliki kesulitan yang
besar dalammenyalin(Lamme, 1979); sepotongtulisanuntuk
menyalin harusditempatkandekat dengan anak. Anak-anak
dapatmemperbanyakkomposisisendiri,cerita pengalamanmereka, danmenulis dari
contoh dipilih
sendiri; jenis
lainmenyalinharusdihindari. Hal ini jauh lebih baikbagi anak-anakuntuk
membuattulisanmerekasendiri daripadauntuk menyalinkata dan kalimatmereka bahkantidakmungkindiharapkanuntuk dibaca mereka! '
Pensildan kertas khusus untuk
menullis tangan disediakan
dalam pembelajaran. Anak TKdan kelaspertamaumumnya menggunakanpensil "besar" sebagai pemula dalam
menulis tangan.Hal ini diasumsikan bahwapensilini
lebih dipegang untuk anak-anak.Namun,kebanyakan anaklebih suka menggunakanpensilberukuran
biasa. Sedangkan untuksiswa dikelas yang lebih tinggi
lebih suka menggunakan pensil yang biasa digunakan orang dewasa.Hal ini Menunjukkanbahwapensiluntuk pemulatidaklebih baik daripada pensil
yangberukuran
biasa(Lamme E:
Ayris, 1983).Demikian
juga, tidak adabukti bahwabentuk pensilyangkhususdapat
membantu menulisdengan sedikittergelincirdari
pada bentuk pensilbiasa
dalam peningkatan menulis tangan anak secara efektif.
Banyak jeniskertas, bergaris dan polos, yang digunakanruang kelas diSD. Kertas bergarisdiproduksi
dalam
berbagaiukuran.Biasanya,
kertas tersebutdibuat dengan interval2inch dan7/8untukanak TK.Untuk 3/8 inci digunakan siswayang lebih tua.Kertas bergarisuntuk kelas
satu dan kelas dua telah ditambahkan
garis tengah,untuk
membimbing siswa dalam membentuk huruf – huruf kecil. Kadang-kadang garis
bawah dan garis belakang muncul untuk memandu
penempatan:seperti huruf kecil g, p, q, dan y karena huruf itu memiliki "ekor" yang turun di garis bawah.
D.
TRANSISI UNTUK TULISAN HALUS KURSIF
Pengenalan tulisan tangankursifbiasanya
terjadi pada semesterkedua
pada kelasdua
atausemesterpertamakelas tiga. Orang tuadan siswaseringkalimelampirkanbetapa pentingnyatransisi
darimanuskripkekursif, oleh
sebab itu tidak
perlumenambah tekananbagi para siswa.BeverlyClearyMuggieMaggie(1990)mengguraikan
akan membuat anak merasa tertekan. Waktutransisibiasanyakitaditentukan olehtradisibukan olehsuarateori pendidikan. Semuasiswadi sekolahatau
sekolahkabupatenbiasanyadiperkenalkanketulisan tangankursifpada saat yang sama, terlepas dariminatmerekadalam mengubahnya.
Beberapa siswamenunjukkankanminat awaldalam tulisan tangankursifdengan mencobamenghubungkan tulisan
tangan manuscriptatau dengan memintaorang tua mereka
menunjukkanbagaimana menulis
nama mereka sendiri. Karena perbedaan individual dalam keterampilan motorik dan tingkat ketertarikannya dalam menulis kursif, maka lebih baik untuk memperkenalkan beberapa siswa pada beberapamenulis tangan kursif di kelas satu atau kelas dua sambil memberikan kesempatan siswa yang
lainwaktu tambahan untuk memperbaiki keterampilan manuscript mereka. Siswa-siswa ini kemudian belajartulisan tangan kursif di kelas tiga atau empat.Sebelum siswa
belajar untuk membentuk huruf kursif, mereka pertama kali belajar mengenali huruf besar dan huruf
kecil kursif. Kartu flash dan lottogames yang berguna untuk mengajar pengenalan huruf kursif.
Selanjutnya, siswa belajar untukmembaca kata dan kalimat yang ditulis dalam
bentuk kursif.
Praktek mengubah ke tulisan tangan kursif hanya satu atau dua tahun
setelahanak-anak belajar bentuk manuscript. Oleh
karena itu siswa perlu belajar tulisan tangan kursif sedini mungkin sehingga meningkatkan kebutuhan untuk kecepatan menulis. Karena proses selanjutnya, menulistangan kursif dianggap lebih cepat dibandingkan dengan menulis manuscript. Namun,penelitian
menunjukkan bahwa tulisan tangan
manuscript dapatditulis secepat tulisan tangan kursif (Jackson, 1971). Kontroversi atasmanfaat daridua bentuktulisan danwaktu terbaikuntuk memperkenalkantulisan tangankursifkemungkinan akan berlanjut.
E. TULISAN TANGAN DIKELAS
TENGAH DAN ATAS
Siswa diperkenalkan ke bentuk tulisan tangan kursif di kelas dua dan kelas tiga. Biasanya, dasar pembentukan huruf yang diajarkan pertama kali. Selanjutnya, huruf kecil yang diajarkan, dan kemudian stroke penghubung menerapkanhuruf kecil diajarkan kemudian yang sering digunakan bentuk jauh lebih sedikit danlebih sulit. Apakah tulisan kursif yang paling sulit? Menurut hasil penelitian daritulisan halus kelas enam yang diperiksa, r huruf kecil adalah paling sulit. Para siswa lainnya huruf
kecil yang sering sulit adalah h, k, p, dan z
(Horton, 1970).
Setelahsiswatelah belajarmenulistangan manuscriptdantulisan tangankursif, secara berkala tulisan mereka harus ditinjau
kembali.Padakelas menengahdankelas tinggi, penekanan
pembelajaran adalahpada
membantusiswa untukmendiagnosa dan memperbaikitulisan tangan
mereka.Sehingga pada tahap selanjutnya mereka dapat menulis dengan baik.Siswa dikelas tinggi dapat menulis dengan gaya mereka
sendiri.
F. PENULIS DENGAN MENGGUNAKAN TANGAN KIRI
Sekitar
10% penduduk Amerika menulis dengan menggunakan tangan kiri dan disana juga
terdapat dua atau tiga siswa di sebagian besar kelas menulis dengan menggunakan
tangan kiri.Sampai-sampaiguruberusaha
keras siswayang
menulis dengan tangan kiri dapat memiliki keterampilan menulis tangan.Orang tuadan gurusekarang lebihrealistis
danmenerimaanak-anaksecara alamikecenderunganuntuk menulis
dengan tangankiriatau
kanan. PadaFaktapenelitian
telah menunjukkanbahwaada perbedaanyang signifikan dalamkualitas
ataukecepatansiswa menulis dengan tangan kiri atautangan kanan (Groff, 1963).
Kebanyakananak-anakmengembangkankemampuan tangan sebagai
sesuatu yang istimewa untukmenggunakanentah tangan kanan atautangankiriuntuk kegiatanmotorik halus, sebelum masukTKataukelas satu.
Mengajartulisan tangan untuksiswakidaltidak
sesederhana
mengajartulisan tangan untuksiswa yang menggunakantangan kanan(Howell, 1978).Mengalami kidal merupakan masalahtulisan tangansiswayang unik, dan diperlukanadaptasiprosedur yang khusus untukmengajar siswayang menggunakan tangan kanan.Faktanya, banyakmasalah siswakidaldapat menjadi lebih buruk jika menggunakanprosedur menulisyang dirancang untuksiswa yang menggunakan tangan kanan(Harrison, 1981).Diperlukanpenyesuaian khususuntuk siswakidalsehingga dapat menulisterbaca dengan lancar.Berikut beberapa saran bagi guru untuk mengajar anak kidal:
mengajartulisan tangan untuksiswa yang menggunakantangan kanan(Howell, 1978).Mengalami kidal merupakan masalahtulisan tangansiswayang unik, dan diperlukanadaptasiprosedur yang khusus untukmengajar siswayang menggunakan tangan kanan.Faktanya, banyakmasalah siswakidaldapat menjadi lebih buruk jika menggunakanprosedur menulisyang dirancang untuksiswa yang menggunakan tangan kanan(Harrison, 1981).Diperlukanpenyesuaian khususuntuk siswakidalsehingga dapat menulisterbaca dengan lancar.Berikut beberapa saran bagi guru untuk mengajar anak kidal:
1.Buatlah
kelompok siswa kidal untuk pembelajaran tulisan tangan.
2.Sediakan
bagi anak kidal seseorang yang akan membantu, mungkin guru lain, orang tua atau
siswa yang lebih tua dapat didatangkan dikelas untuk membantu siswa kidal.
3.
Siswalangsunguntuk menahanpensilmereka kembalijauhdari titiktangan kanansiswa.
4. Mendorong siswa untuk berlatih keterampilan tulisan
tangan di papan tulis.,
5
Mintalah siswamemiringkankertasmerekake kanan,bukanke kiri; sebagaimana tangan kanan yangsiswayang kerjakan.
6.Mendorong siswa untukmemiringkan
kertas kursifmerekasedikit
ke kanan; tetapi
memungkinkan mereka membentuk secara
vertikalataubahkan
dengankemiringandibelakang tangansedikit.
7.Mendorong siswa untukmenghilangkanloopberlebihandanberkembangdaritulisan merekasehingga
meningkatkan
kecepatantulisan tangan mereka.
Perbedaanmendasar antarapenulisdengan kanandantangan kiri (kidal)sebatas
orientasi fisik. Siswatangan yang
menulis dengan tangan kananmenariklenganmerekasaat
hendak menulis, Sedangkanpenuliskidalmendorong
lengannya sehingga terkadang menutupi tulisan yang baru saja dia tulis. Maka bagi seorang guru perlu untuk mengarahkan anak kidal ini
tentang bagaimana memegang pena atau pensil, bagaimana memposisikan kertas di
meja mereka dsb.Ada tiga jenis penyesuaian yang utama bagi anak kidal
yaitu:Pertama, Anak yang menulis dengan tangan kiri memegangpensilataupenaharuslahsatu inciatau lebihjauhdari ujungpencil daripadapenulistangan kanan. Hal ini membantu mereka melihat hasil tulisan
mereka.Penulis kidalharus bekerjauntuk menghindari"hooking(mengaitkan)" daripergelangan tangan mereka. Mintalah pergelangan
dan siku merekadekat
dengan dada mereka.Berlatihtulisan tangandi papan tulisadalah salah satuyang
dapat membantu
merekamengembangkan gayayang lebih alami.Yang Kedua, siswakidalmenulis miring
pada kertasdengan sedikit yangbenar, berbeda dengan siswatangan kanan yang
menulis memiringkankertasmerekake
kiri.Kadang-kadangbermanfaatjuga untuk menempatkansepotongselotipdi mejasiswa untuk menunjukkan kepada siswa jumlah tulisan
miring yang tepat.Yangketiga, siswatangan kananyangdidoronguntuk menulis miringkursif, penuliskidalsering menulissecaravertikalatau bahkanmiringdenganhurufsedikitmundur.Beberapa programmerekomendasikantulisan
tangankidal kursifmiringsedikit ke kanansebagaimana
yang dilakukan siswa tangan
kanan, tetapi
yang lainmenyarankanguru untukmengizinkanmiringvertikalantara45derajatdi sebelah kirivertikal.
Penuliskidalmembutuhkan dukungankhusus, dansalah satu
cara untukmemberikan dukungansiswakidaldengan mengelompokkansiswa kidal bersama-samadalampembelajarantulisan tangan.Bisa juga dengan mendatangkan guru kidal, orang
tua kidal atau siswa kidal dikelas yang lebih tinggi untuk bersama-sama melatih
keterampilan menulis siswa kidal tersebut.Hal ini penting untuk memanatau
perkembangan keterampilan menulis siswa kidal , karena kebiasaan buru menjadi
“hooking” dan sulit untuk dihentikan.
G. GURU
MENULIS TANGAN DI SEKOLAH DASAR
Tulisan tanganterbaikdiajarkan dalamperiodeterpisahdaripembelajaran langsungoleh guru danpengawasan saat praktek. Begituketerampilandiajarkan, merekaharusmenerapkan dalam kegiatanmenulisdikehidupan nyata. Tugasnya seperti menyalin kalimat dari papan tulis, namun, jika tanpa pengawasan siswa dapat mengembangkan kebiasaan tulisan
tangan yang buruk atau membentuk huruf yang salah.
Periodepembelajaran
tulisan tangandan
praktekharussingkat; 15menit setiap pembelajaranbeberapa kali dalam seminggulebihefektifdaripada satukali seminggu atau sebulan. Periode regulerpembelajarantulisan tanganyang diperlukanketika mengajarbentukmanuscript
di
TKdankelassatu sedangkanbentukkursifdi kelaskedua atau ketiga. Di kelas tengahdan kelas atas,
pembelajaran bergantung pada masalahkhusus tulisan tanganbahwa siswamenunjukkan danmenelaah secara berkalakedua bentuktulisan tangan
tersebut.
Strategi
Pengajaranminilesson tulisan tangan(S GreffAskov, 1975;Furner, 1969;Hirsch8Niedermeyer, 1973)
meliputi limalangkah-langkah sebagai
berikut:
1.MemperkenalkanTopiktersebut
Gurumenunjukkanprosedur,
strategi, atau keterampilan tulisan
tangan secara spesifik. Sementarasiswa mengamatiselamademonstrasi,gurumenjelaskan
langkah-langkah terlibatdalam melaksanakanhal itu.
2.MenggambarkanTahapan
Menjelaskanprosedur, strategi, atauketerampilan
danlangkah-langkahuntuk melaksanakansebagaiguru atauteman sekelasyang
ditunjuk.
3.MeninjauTopiktersebut
Gurumeninjauprosedurtulisan
tangantertentu,strategi, atau keterampilan, meringkaslangkah-langkahTerlibat.
4.Berlatihmenulis
tangandan guru beredar membantu
Siswaberlatihprosedur, strategi, atau
keterampilanmenggunakanpensil, pena, ataualat tulislainnya. Siswa kemudian
mempraktekkannya
dan guru beredar memberikan bantuan.
5.MenerapkanTulisan
TanganMenulisAktivitas.
Siswamenerapkanprosedur,strategi, atau keterampilantelah mereka pelajari
dalamtulisanmereka. Kemudian pekerjaan mereka
diperiksa, siswa
dapatmeninjautulisanmerekaselamabeberapaharidanmenandaicontohpenggunaan yang
benar.
Contoh daristrategi inidalam pengajaranmenerapkanformasihuruf,guru memperkenalkan keketerampilantulisan tangan
danmakamengawasimahasiswaberlatih. Penelitian telah menunjukkanpentingnya keterlibatan aktif guru
dalam pembelajaran tulisan tangan dan
praktek.Seringkali guru menulis atau mencetak contoh tulisan tangan didepan kelas pada lembar prakteknya. Guru kemudian membagikan lembar dan meminta siswa untuk berlatih keterampilan menulis tangan dengan menyalin contoh yangtelah tertulis.Penelitian menyebutkan bahwa model yang “bergerak” yaitusiswa mengamati
gurumenulis sampeltulisan tangan, memiliki nilai yang jauh lebih besar daripada
menyalin tulisanyang telah ditulis (Wright S
Wright, 1980). Model bergerak
yaitu guru
beredar di sekitar kelas, berhenti untuk menunjukkan prosedur, strategi, atau keterampilan untuk
satu siswa dan bergerak untuk membantulain. Dibentuk berputar-putar salah menandai surat dan kesalahan lainnya dengan
jaringanpena di lembar menyelesaikan tulisan tangan adalah nilai yang kecil. Dalam prosesnya, bantuan guru jauh lebih berharga saat siswamenulis bukan setelah mereka selesai menulis. Dalam Graves (1983:171) disebutkan "tulisan tangan
adalah untuk menulis" dan untuk transfer keterampilan yang bermakna, siswa harus terlibat dalam menulisuntuktujuan dan penerapan prosedur, strategi, dan keterampilan tulisan tangan setiap kali mereka menulis, dan cara terbaik
untuk praktek tulisan tangan.
Di samping untuk kegiatan menulis yang telah dibahas dalam bab-bab
sebelumnya, siswadi semua tingkatan kelas dapat menggunakan buku
catatan untukmengkompilasi koleksi puisi, tanda kutipan, dan kutipan dari cerita favorit mereka. Siswa memilih puisi, kutipan-kutipan, paragraf dari cerita,
teka-teki, atau potongan pendek lainnya yang ingin mereka tulis dan menyimpan dalam buku catatan mereka (notebookspiralterikatatau bukukosongterikat).
Biasanya siswa membuat satu atau dua tulisan di setiap minggu baik tulisan
tangan manuscript atau kursif.Siswa dapat berkonsentrasi pada tulisan tangan mereka, ketika mereka membuat tulisan tangan di buku mereka, karena mereka tidak memilikikekhawatiran
apapuntentang pembuatan konten pada waktu yang sama.
Menggunakan Strategi Pengajaran untuk MengajarkanBentuk Huruf
1. Memulai
Menunjukkaninformasidarisatu hurufatau pasangan
huruf(misalnya, lingkaranhuruf
manuscript -O, 0, C, c, a, e, O) di papan tulissambil menjelaskanbagaimana bentuk
huruf.
2. Penataan dan konseptualisasi
Mintalah siswa menjelaskan
bagaimana huruf itu dibentuk saat anda atau siswa
menulis bentuk huruf di papan tulis. Yang pertama-tama anda perlu mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan penjelasan siswa.Kemungkinan pertanyaan sebagai berikut:
Berapa banyak langkah yang digunakan dalam membuat huruf itu?Yang datang goresan pertama?Langkah apa yang pertama untuk memulai?Dimana kamu memulai langkah itu?Apa ukuran huruf itu?Dimana langkah
itu berhenti?Yangmana langkah berikutnya?Siswaakan belajarterminologiyang tepatdengan
cepat,: sepertiawal,
kiri-kanan, garismiring, berlawanan, dansebagainya, untukmenjelaskan bagaimanahuruf-huruf
terbentuk.
3.Meringkas
Meninjaupembentukanhurufataupasanganhuruf
dengansiswasambil
menunjukkanbagaimanamembentuk hurufdi papan tulis.
4.Generalisasi
Mintalah siswamencetakhurufdipapan tulis, di pasir, dandenganjenisbahanlainnya: seperti tanah liat,krim cukur, fingerpaint, puding, danpipetpembersih. Bagisiswamembentuk huruf, mereka harusmenjelaskan
dengan lembut proses pembentukannya. Mintalah siswaberlatih menulissuratdi atas kertasdenganmenyertaipenjelasan
verbal/lisan.Guru
beredardiantarasiswauntuk memberikan bantuandan dorongan.Menunjukkan danmenjelaskanpembentukanhuruf
yang benarsambil mengamati siswa.
5.Menerapkan
Setelah siswaberlatihmenulis
huruf atau pasanganhuruf, mintalah mereka menerapkan apa yangtelah mereka pelajari dalamkegiatan
menulisotentik. Ini
adalah langkahpenting!
G.
ADAPTASI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SETIAP SISWA
Tujuan daripembelajarantulisan tanganuntuksetiap siswaadalah untukmengembangkankemampuan
membaca danmenulis tangandengan fasih. Tulisan
tangansiswatidakharus mencocokkancontoh buku teks, tapi
yang dibutuhkan kemudahan untuk dibaca dan ditulis dengan cepat. Ketikasiswamenulisuntuk
diperlihatkan,tulisan tanganmerekamungkinlebih baik daripada
menulisuntuk diri mereka sendiri.Hal inipenting bagisiswauntuk memahami danmembedakanacara-acara publikdan pribadidalam
menulis.Untuksiswa yang mengalami
kesulitanmelakukantulisan tangan.Siswa
denganmasalahtulisan tanganyang parahdapat menggunakanmikrokomputerdenganprogrampengolah katauntuk
menghasilkanpekerjaan tertulismereka. Gurujugaperlu menyesuaikanpembelajarantulisan tanganuntuk siswakidal, seperti saran yang telah
dijelaskan sebelumnya.
1. Elemenketerbacaan
Tujuan daripembelajarantulisan tanganbagi siswa untukmengembangkanketerbacaan
tulis tangan.Untuk mencapai tujuan ini, siswaperlu mengetahuielemen kualitasmenentukanketerbacaandankemudianmenganalisistulisan
tangansendiri(Hackney,
1993).Enam elemenlancar
danterbacatulisan tanganadalah:
a.Bentuk Huruf, dengangoresantertentu.
a.Bentuk Huruf, dengangoresantertentu.
Hurufterdiri daritulisan tanganmanuscript
adalahgaris-garis
vertikal, horisontal,
danmiringditambahlingkaranatau bagianlingkaran.Huruf b, misalnya terdiridarigaris vertikaldanlingkaran, danMterdiri darivertikaldan garismiring.Hurufkursifyangterdiri darigarismiring, loop, dangarislengkung.
Hurufkursifkecilmdann, misalnya terdiri darigoresanmirin, putarandanlengkung ke bawah.Komponen tambahandalamtulisan tangankursif adalah goresan yang menghubungkangabunganhuruf.
b.Ukurandan Proporsi
Selamadi Sekolah Dasar, tulisan
tangan siswalebih
kecil, dan
ukuranproporsionalhuruf besaruntukhuruf kecil
meningkat. Di kelas
satu huruf besar manuscript adalah dua kali ukurandarihuruf kecil.Siswa kelas dua dankelas tiga,pertamamulai menulis tangan kursif, ukuranproporsionalhuruf tetap; kemudianproporsi menjadimeningkat untuk siswamenengahdan kelas atas.
c.Spasi
Siswaharus
bertolak membentuk spasi yang memadaidiantara huruf
dalam katadan
dianatarakata-kata
dalamkalimat. Spasiantarakata-kata dalamtulisan
tangan manuscript harussamasatuhuruf kecilo, dan jarakantarakalimat
harussamaduahuruf
kecilo. Aspekpaling pentingdarijarak dalamkata-kata dalamtulisan tangankursifadalah
konsistensi. Untuk
pembenaranspasi antarkata, penulisharusmembuat goresan
awalkata barulangsungdi bawahakhir dari
langkahkatasebelumnya. Spasiantarakalimat harussama dengan satuhuruf besarhurufO, dan jarakantaraparagrafharuslahsamaduahuruf besarhuruf Oini.
d.Kemiringan
Huruf dalam tulisan tanganmanuscript
berbentuk vertikal, dan dalamhuruf kursifbentukhuruf sedikit miring.Untuk pastikankemiringanyang benar, miringkan kertas
siswa yang menggunakan tangan kanan kekiri,dan
siswakidalmemiringkankertasmerekake kanan.
e.Keselarasan
Untukkeselarasandalamtulisan
tangan manuscriptdankursif, semua huruf harus seragam dalam ukurandankonsistengoresan
awal.
f.KualitasGaris
Siswaharus menulispada kecepatanyang konsistendanmemegang
alat tulismerekadengansantai danbenarhal ini membuatstabil dalam pembuatan garisbahkanketebalan.
alat tulismerekadengansantai danbenarhal ini membuatstabil dalam pembuatan garisbahkanketebalan.
H.
MENDIAGNOSIS DAN MEMPERBAIKI MASALAH TULISAN TANGAN
Siswamenggunakanenam elemenketerbacaantulisan
tanganmerekauntuk mendiagnosamasalah
tulisan tangan mereka. Siswa sekolah dasar, misalnya, dapat memeriksauntuk melihat apakahmerekamempunyai bentuk
huruf yang benar, jika
bagian-bagianputaranhurufbergabungrapi, dan
jikahurufmiringbergabungdalam pointajam. Siswa yang
lebih tuadapatmemeriksatulisan tanganuntuk melihat apakahhuruf
yang mereka tulis sudah konsisten.
Guru, orang tua, dan masyarakat tidak setuju
tentang isi pembelajaran tata bahasa, bagaimana
mengajarkannya, dan kapan mulai mengajarkannya. Beberapa orangpercaya bahwa pembelajaran tata bahasa formal tidak perlu-jika tidak sangat membahayakan -selama kelas SD.Yang lain percaya bahwa pembelajaran tata bahasa harus menjadi penekanan utama pembelajaran seni bahasa. Sebelum
masuk kekontroversi, mari kita memperjelas persyaratan. Tata bahasa merupakan deskripsi mengenai struktur bahasa.Ini melibatkan prinsip kata dan pembentukankalimat.Namun, penggunaan kata dalam kalimat dengan
benar disukai secara sosial
Anak-anak belajar struktur bahasa Inggris (dalamGrammar) sepertiintuitif mereka belajar bicara; proses yang tidak disadari. Kemampuan yang mereka miliki hampir selesai pada saat
mereka masuk taman kanak-kanak. Tujuan pembelajaran tata bahasaadalah untuk membuat pengetahuan
intuitif tentang bahasa inggris eksplisit dan memberikan label untuk kata-kata dalam kalimat,bagian dari
kalimat, dan jenis kalimat. Anak-anak berbicara dengan dialek orang tua mereka dan anggota masyarakanya berbicara.
Applebe dan
koleganya (1987) menguji komposisi menulis dari usia 9-13 tahun dan usia 17
tahun keatas sebagai bagian pengujiankemajuan penilaian
pendidikan Nasional dan apakahdidorong olehhasil. Mereka menyimpulkan bahwa
kebanyakan siswahanya membuat
kesalahan tata bahasadari beberapakomposisiyang mereka tulis. Kalimat mereka diperiksadandikategorikansebagaikalimat tunggal,majemuk,kompleks, run-on ataufragmen.Mereka
menemukanbahwakira-kiraseperempatdarikalimatpada
anak usia 9tahun menulisdengankompleks,dan peningkatanproporsi
mencapai 43% untuk anak
usia 17 tahun. Peneliti jugamenemukanbahwaproporsifragmenkalimatdanrun-on kalimatmenurunberdasarusia, terutamaantarausia9dan13 tahun.Selain itu, bahkanpada usia9tahun banyak siswa mempunyai kalimat
run-on (50%) atau
fragmen(75%) dalam penulisanmereka. Kesimpulan utama darihasil penelitianini
bahwa"Prosedur instruksionalitumendorong siswa untukmengedittata
bahasamereka, tanda
baca, dan ejaansebagaitahap terakhirdalampengalaman
menulistampaknya akanmerefleksikanapayang terbaik yangpenulis lakukan"(hal.7). Merekajugamencatat
bahwa setiap orang membuatbeberapa kesalahan, dan karena
kesalahan polayangberbeda darisiswa untuk
siswa, pembelajaran
kelompok kecil mungkinlebihefektifdaripadapembelajaran
seluruh siswa.
Alasan guru, orang tua, dan
masyarakat besar untuk banyakmemberikan pengajaran tata bahasa. Pertama, menggunakan Bahasa Inggris standar tandapendidikan seseorang, dan siswa harus diberi pilihan untuk menggunakan bahasa Inggris standar. Banyak guru merasa bahwa mengajar tata bahasa akan membantu siswa memahami struktur kalimatdan bentuk kalimat untuk mengungkapkan pikiran
mereka. Alasan lain bahwa orang tua mengharapkan
tata bahasa akan diajarkan, dan guru harus memenuhiharapan tersebut. Guru lain menjelaskanbahwa mereka siap untuk
mengajarkan tata bahasauntuk menyiapkan
kenaikan kelas atau untuk pembelajaran dalam bahasa asing.Alasan lainnya karena itu bagian dari bentuk tes prestasi yang diamanatkan oleh State Departments of Education.
Dalam buku Language
Art mengajarkan tata bahasa secara tradisional; seringkali,lebih dari setengah
halaman dikhususkan untuk latihan pada bagian bicara,bagian dari kalimat, dan jenis kalimat.
Banyak guru dan orang tua berasumsi
bahwa isi buku teks Language Artterindikasi kurikulum apa yang
seharusnya ada, tapi itu penting untuk memisahkan menjadi dua,jadi bahwa
buku tekshanya salah
satu dari banyaksumber daya
untukmelaksanakankurikulum.
Kebijaksanaankonvensionaladalahbahwa pengetahuan tentang tata bahasa dan penggunaanharuskahmeningkatkan kemampuan menulissiswa, tetapi penelitiansejakawalabad tidak mengkonfirmasiasumsi ini. Berdasarkan hasil
penelaahanmerekapenelitiandilakukansebelum1963, Braddock, Lloyd-Jones, danSchoer(1963)menyimpulkan: pengajaran tata bahasa formal telah diabaikan karenabiasanya
dapat digantikanbeberapapengajarandan praktekdalam komposisiyang sebenarnya, bahkanefekberbahaya
padapeningkatanmenulis. (Pp. 37-38.
Sejak itu, penelitian laintelah mencapaikesimpulan yang sama(lih Elley,Barham, Lamb,
grWyllie, 1976;Hillocks, 1987).MeskipunKontroversitentangmengajartata bahasadannilainyauntuk
siswa sekolahdasar, tata bahasamerupakanbagian darikurikulumseni bahasadasardanpasti
akantetapuntuk beberapa waktu. Mengingatfaktaini, alasan bahwa tata bahasayang wajarharusdiajarkan dalamcara yang paling mungkin menguntungkan.Mengintegrasikanpeneliti
menyarankan bahwatata bahasabelajar denganmembaca
dan menulismenghasilkan hasil yang terbaik(Noyce SChristie, 1983). Elbow(1973)danHaley-James (1981) melihattata bahasasebagai alatbagi para penulisdanmerekomendasikanmengintegrasikaninstruksitata bahasamerevisidan mengeditdengantahapanprosesmenulis.
dan menulismenghasilkan hasil yang terbaik(Noyce SChristie, 1983). Elbow(1973)danHaley-James (1981) melihattata bahasasebagai alatbagi para penulisdanmerekomendasikanmengintegrasikaninstruksitata bahasamerevisidan mengeditdengantahapanprosesmenulis.
I.
JENIS TATA
BAHASA
Tata bahasa menggambarkan struktur bahasa Inggris dalam tiga cara, dan tigapengaruh perspektif bagaimana tata bahasa yang diajarkan di sekolah dasar. Tiga jenis yang tata bahasa tradisional, tata
bahasa struktural, dan transformasionaltata bahasa.
1.Tata Bahasa
Tradisional
Perspektif tata bahasa tradisional, memberikan aturan
untuk penggunaan yang benar secara sosial.Perspektif ini kembali ke abad
pertengahan dan telah
menjadi akar dalam studi bahasa Latin. Kontribusi utama dari terminologi tata bahasa tradisional
adalah bagianberbicara, bagian dari kalimat, dan jenis kalimat - Bahwa guru
dansiswa dapat menggunakan dalam pembahasan tentang bahasa.Kelemahan tata bahasa tradisional mengenai aturan yang tidak memadai untuk bahasa Inggris dan tidak cukup bisa hal itu menjelaskan bagaimana bahasa itu bekerja.
Meskipun berulang kali peneliti telah menyimpulkan bahwa formalpengajaran tata bahasa tidak efektif,
tata bahasa tradisional tentang konsep terus diajarkan di kelas-kelas SD. Tiga jenis yang
paling umum diajarkan adalah bagian dari pidato, bagian dari kalimat, dan
jeniskalimat.Untuk tata bahasatelahdiurutkanke dalam delapankelompokkatabahasa
Inggris, yang
disebutbagiandaripidato: kata benda, kata ganti, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata
depan, kata
sambung, dankata
seru.Kata-katadalam
setiap kelompokyang digunakandidasarnyasamacarasemua kalimat. Kata benda dankata kerjamerupakandasarkalimat, dan kata gantimenggantikankata benda.Kata sifat, kata keterangan, dankata depanmembangundanmemodifikasikata bendadankata
kerja. Konjungsimenghubungkankata-kata
tunggalataukelompok kata, dankata serumengekspresikan emosiyang kuatataumengejutkan.Menurutsudut pandangtradisional, kalimatterdiri
darisatu ataulebihkata-kata danpikiranyang lengkap, untuk
mengekspresikanpikiranharusmemiliki subjekdanpredikat. Kalimatdiklasifikasikandalam
dua cara. Pertama,mereka diklasifikasikanmenurut strukturatau bagaimanamerekadisatukan.Strukturkalimatmungkinsederhana, compound (campuran), kompleks,atau
compound-kompleks. Sebuah kalimattunggalhanya berisi
satuklausalindependen,dankalimat majemukterdiridaridua
atau lebihkalimat sederhana. Sebuah kalimatkompleks
berisi satuklausaindependen dansatu ataulebih tergantungklausa. Sebuah kalimatcompound - complexmengandung dua ataulebih klausamandiri dan satuklausaataulebih tergantung.Kedua, kalimatdiklasifikasikanmenurut jenispesanyang dikandung. Kalimatyang membuatpernyataandeklaratif, pertanyaan interogatif,merekayang membuatperintah yangpenting, danmerekayangmengkomunikasikanemosi yang kuatataumengejutkanadalahseruan.
2. StrukturGrammar
Tujuan
kedua adalah susunan tata bahasa, dimana usaha untuk menjelaskan bagaimana
bahasa sebenarnya digunakan.Pendukung dari struktur tata bahasa telah
membeda-bedakan antara pengucapan dan penulisan bahasa dan memiliki analisa
pola kalimat yang unik ke bahasa Inggris, berdasarkan laporan yang berbeda
antara pengguna bahasa. Pengkajian tentang struktur linguistik telah
menyediakan informasi yang mendetail antara standard an bentuk non standar dari
bahasa Inggris, tapi tujuan utamanya adalah bentuk dan tidak menjelaskan
bagaimana hubungan dengan arti yang digunakannya.
Tujuan
pola dasar kalimat diuraikan dalam struktur tata bahasa.Kalimat pada dasarnya
tersusun dari kata benda, kata kerja, dan pelengkap.Kata benda sendiri terbagi
atas subyek pada kalimat, kata kerja itu sendiri atau dengan pelengkap sebagi
predikat dalam kalimat.Kata yang menerangkan ditambahkan kepada kata benda,
kata kerja, dan pelengkap.Kata sambung digunakan untuk menghubungkan kata,
frase, dan klausa. Paragraf berikut ini menggambarkan setiap bagian dari pola
dasar kalimat baku.
- Kata
Benda-Kata Kerja
Polaini
terdiri dari subyek dan predikat serta pelengkap.Kata kerjanya tidak
berpelengkap, jadi tidak ada obyek. Antara kata kerja dan kata benda salah
satunya berfungsi sebagai kata yang menerangkan yang akan memperluas
kemungkinan kalimat dan menjadikannya sangat menarik. Pola kata benda-kata
kerja dan pola umum lainnya secara berurutanakan diperluas dengan menambahkan
kata sifat, kata keterangan, kata depan pada frase, frase partisipal, dan frase
absolut. Kami akan menerangkan setiap bentuk pola kalimat dasar dan menunjukkan
pola diperluasnya dalam kalimat:
Singa
Mengaum
Singa
lapar mencari makanan, mulutnya terbuka lebar, mengaum kelaparan dalam
frustasi.
- Kata
Benda-Kata Kerja-Kata Benda
Pola
Kata Benda-Kata Kerja-Kata Benda (N-V-N) terdiri dari subyek, kata kerja
transitif, dan obyek pelengkap langsung.Obyek pelengkap menerima aksi yang
dibuat oleh subyek dan dikhususkan oleh kata kerja. Kata kerja membawa aksi
dari subyek ke obyek, sebagaimana ilustrasi kalimat dibawah ini:
Singa
duduk di hutan
Singa
yang lapar, melompat dari sisi satu ke sisi lainnya, kulitnya terlihat
mengkerut, melompat dengan buas di hutan.
- Kata
Benda terhubung Kata Kerja-Kata Benda
Dalam
pola ini, obyek adalah subyek pelengkap karena dia menyempurnakan arti dari
subyek.Kata kerja terhubung adalah penjelasan dari subyek. Subyek pelengkap
akan mengenalkan subyek:
Singa
adalah hewan
Singa
dikurung di kandang, kebebasannya sudah diambil daring, adalah hewan yang tidak
bahagia.
- Kata
Benda terhubung kata kerja-kata sifat
Pola
benda terhubung kata kerja-kata sifat terdiri dari subyek, kata kerja
terhubung, dan predikat kata sifat.Predikat kata sifat adalah subyek pelengkap
yang tujuannya kualitas subyek. Kata kerja terhubung menghubungkan deskripsi
dari kata sifat ke subyek:
Singa
sangat berhati-hati
Singa
muda, menerkam mangsanya di padang rumput Afrika, ekornya berayundengan
gelisah, adalah tanda kehati-hatiannya.
- Kata
Benda-Kata kerja-Kata benta-Kata Benda
Pola
kata benda-kerja-benda-benda terdiri dari subyek, kata kerja transitif, dan dua
pelengkap dari obyek tidak langsung dan obyek langsung.Kata kerjanya secara
spesifik adalah tindakan yang diteliti dari subyek kepada obyek, tapi juga
oranglain terlibat dalam kejadian ini. Subyek melewati obyek kepada seseorang
atau sesuatu lainnya, adalah obyek tidak langsung:
Singa
memberi anaknya daging
Pergi
menjauh dari pembunuhan, cakar singa merah bersimbah darah, memberikan daging
kepada anaknya yang lapar.
- Kata
Benda-Kata Kerja-Kata Benda-Kata Benda
Polanya
terdiri dari subyek, kata kerja transitif, dan dua pelengkap obyek langsung dan
obyek pelengkap. Obyek pelengkap melengkapi makna dari obyek dengan
memberitahukan apa yang kata kerja telah lewati kepada obyek. Obyek pelengkap
merujuk kepada orang yang sama atau benda yang sama dengan obyek:
Singa
melatih anaknya berburu
Singa
hidup di pinggir hutan, dengan sungguh-sungguh melatih anaknya menjadi pemburu
dengan permainan kecil.
- Kata
Benda-Kata Kerja-Kata Benda-Kata Sifat
Polanya
terdiri dari subyek, kata kerja transitif, dan dua pelengkap-obyek langsung dan
onyek pelengkap.Obyek pelengkap dalam pola ini adalah kata sifat, masih kata
sifat, tapi maksud sebenarnya dari aksi yang telah terjadi dari obyek kepada
obyek. Apabila obyek pelengkapnya adalah kata benda, seperti pola 6, itu
mengubah nama benda lebih baik daripada tujuan kualitas dari obyek.
Singa
membuat anaknya bahagia
Singa
dewasa melompat terus-menerus, kepalanya diayun dari satu sisi ke sisi lainnya
membuat anaknya sangat bahagia.
Variasi
dan kombinasi dari tujuh pola dasar digunakan untuk menghasilkan hampir semua
kalimat yang kita ucapkan dan tulis.Kalimat bisa saja diubah dari positif ke
negative, contohnhya dengan menambahkan didepannya tidak dan kata kerja bantu,
kalimat tanya disusun dengan merubah urutan subyek dan kata kerja bantu atau
dengan menambah kata bagaimana atau siapa, apa atau kalimat tanya lainnya.
Kalimat dibuat lebih kompleks dengan menggabungkan dua kalimat atau menempelkan
suatu kalimat dengan lainnya.
3. Transformasi Tata Bahasa
Transformasi tata bahasaadalah pendekatanketiga danterbaru. Transformasiahli bahasamencobauntuk menggambarkancarabahasa
bekerja dan proseskognitif yangkita gunakanuntuk menghasilkanbahasa. Merekamelihatdua tingkat untuk membangun struktural, yang disebuttingkat awal(permukaan) dantingkat dalam, untukmenjelaskanbagaimanamakna dalamotak(tingkat dalam)berubah menjadikalimatkita berbicaradan menulis(tingkat permukaan).
Munculnyatransformasi tata bahasayang telahmenyebabkan
banyakpendidik untuk mencaricara untuk membuatnyaoperasionaluntukpenggunaan di dalam kelas. Metodeitutampaknyabanyak menggabungkankalimatmenjanjikan, dimanasiswa fokus padakalimatkonstruksi
seperti merekamenganalisis, menggabungkan, memilih, mengatur, mengulang, menguraikan, mengatur,memfokuskan kembali, dan
mengedittulisanmereka(Strong, 1986). Kalimatistilahjelasmenggabungkankalimatuntuk membuat kalimatlebih panjang ataulebih padatkonseptualnya, namunhal iniharusdianggaplebihsecaramenyertakan keduanya"pengetatan" dan"decombining"
(hal. 6). Membuatkalimat
lebih panjang tidak
selalu bisa dianggap dapat menulislebih baik,tapi ituadalahcara yang baik
untukmembantu siswamemanipulasikalimat.Mellon(1969) menyarankan
bahwa kegiatanmenggabungkankalimat itu harus dengan cara yang efektif untukmeningkatkanpengembangansintaksissiswa. Siswamenggunakantransformasikompleks
dalamkalimat(merupakan
kegiatan menggabungkan).Kalimat (S)dapatbergabungatautertanam dalamberbagai cara. Dua kalimatyang berubah untuk membuat matriks (atau gabungan)
kalimat (S),contoh:
(S) Tom menemukan dompet.
(S) Dompet berwarna coklat.
(M1) Tom menemukan sebuah dompet berwarna cokelat.
(M2) Tom menemukan dompet coklat.
S=kalimatuntuk
digabungkan; M=matriksatau
kalimatgabungan.
Dua kemungkinan kalimat matriks (Ml dan M2)
menunjukkancoklat kata sifat. Matrix Ml kalimat menggunakan transformasi klausa
relatif; M2menggunakan transformasi kata sifat. Baik kalimat matriks benar atau
salah;
bukan, mereka menyediakan dua pilihan. Tujuan dari penggabungan kalimat agar muridbereksperimen dengan kombinasi yang berbeda-beda. Contoh kalimat lainnyamenggabungkan latihan ditunjukkan pada Gambar 12-13.
bukan, mereka menyediakan dua pilihan. Tujuan dari penggabungan kalimat agar muridbereksperimen dengan kombinasi yang berbeda-beda. Contoh kalimat lainnyamenggabungkan latihan ditunjukkan pada Gambar 12-13.
Kegiatan menggabungkan
kalimat memberikan siswa peluang untuk memanipulasistruktur kalimat.Akan lebihefektif ketika mengkombinasikandengan tugas menulis lainnya. Weaver (1979)
memperingatkan hal itu bahwa "Kegiatan menggabungkan kalimat hanya tambahan untuk
program menulis danproses penulisan dan pernah digunakan sebagai pengganti
untuk menulis yangsebenarnya ". Kelemahan dari pendekatan transformasional adalah sulit untuk menerapkan aturan struktur frasa, yang menjelaskan bagaimana kalimat yangdibuat, dalam
instruksi tata bahasa untuk siswa SD.
J. MENGAJAR TATA BAHASA UNTUK SEKOLAH DASAR
Cara tradisional untuk mengajarkan tata bahasa
adalah denganmenggunakan buku teks Language Art.Siswa membaca aturan dan definisi, menyalin kata dan kalimat, dan menandai yang disajikan untuk menerapkan konsep-konsep dalam
teks. Jenis kegiatan sering sepertinyaberarti kepada siswa. Sebaliknya, haruskah guru menggunakan literatur danmenulis
sendiri siswa;mempelajari susunan kata-kata menjadi kalimat dan memungkinkan siswa untuk memanipulasi bahasa
(Cullinan, Jaggar, 6 Strickland, 1974;Tompkins dan McGee, 1983).
Guru perlu mengidentifikasi konsep dengan menilai menulis siswadan mencatat jenis tata
bahasa dan penggunaan kesalahan yang siswa buat. Konsep dapat diajarkan ke seluruh kelas atau kelompok kecil
siswa, tetapi guru juga harus mengajarkan pada siswa yang belum memahami. Atwell(1987) mengusulkan menggunakan minilessons karena guru berinteraksi langsung saat membaca dan menulis.
1. Minilessons Tata
Bahasa
Guru
dapatmengajarkanminilessonstentangberbagai, konsep, dan
strategidanketerampilan
yang berkaitan dengantradisional, struktural, transformasionalatau tata bahasa.Lembar kerjatidak dianjurkan; sebaliknya, dari buku siswa yang dibaca atau
membaca dari tulisan siswa sendiri yang digunakan.Limatopikuntukminilessonsadalah mengidentifikasibagian-bagiandaripidato, menciptakankonsep buku, slottingkalimat, memperluaskalimat, danmemanipulasikalimat;topik lainuntukminilessonsdisarankan
adalahpada halaman473.
2. Mengidentifikasi BagiandariPidato.
Siswa bekerja dalam kelompokkeciluntuk mengidentifikasikata-katamerupakan
salah satubagian dari pidatoatau semua delapan bagiandaripidato daribukuyang merekabacaatau
yang mereka tulis sendiri. Sekelompoksiswa kelas limamengidentifikasi kata-kata berikutsetiap bagiandaripidato
dariVanAllsburgThePolarEcpress(1985):
Kata
benda :anak-anak, SantaClaus, elf,
piyama, rollercoaster, konduktor, giring, pelukan,
jam, Sarah.
Kata ganti :kita, mereka, dia, itu,
kami, kamu,dia, aku.
Kata kerja :digagalkan, makan, berkedip-kedip, berlari, yang, bersorak,
berbaris, tanya, berjingkrak-jingkrak, berdiri, berteriak.
Kata sifat :
meleleh, berekor putih, tenang, tidak ada, pertama,ajaib, dingin, gelap.
Preposisi : di, melalui,lebih, dengan, dari, di
depan, di belakang, di, untuk,
di, ke.
Penghubung: dan, tetapi.
Kata seru :
oh, Bagus.
Demikian pula siswa dapatmencari bagiankalimatataujeniskalimat
dalambukusastraanak-anak.
3. MembuatKonsepBuku
Siswa memeriksabukuyang berfokus padakonsepsalah satu bagian
daripembicaraan atautata bahasakonsep lain. Sebagai contoh,Barrettmenggambarkankarakteristikpenting dariberbagai hewandi A
Snake Is TotallyTail (1993), kebanyakan deskripsitermasukkata keterangan. Setelahsiswa membacabuku
danmengidentifikasiketerangan, merekadapat menulissendirikalimat,mengikuti pola yang sama, danmengilustrasikankalimat'menggunakanposter, ponsel, mural, atau
bukukelas.
4. SlottingKalimat
Siswabereksperimen dengankata-katadan
fraseuntuk melihat bagaimana merekaberfungsi dalamkalimatdengan mengisikalimatitu memilikislot (celah), ataukosong.
Mengajar kalimat slotting kepada
siswa tentangperbedaan konsep tata bahasa. Merekadapat melakukan
percobaandenganbagian-bagian pidatomenggunakankalimatseperti ini:
Ular itumerayap____batu.
Ular itumerayap____batu.
lebih
sekitar
di bawah
sekitar
di bawah
untuk
Siswamelakukan brainstormingsejumlahkata-kata untukmengisislot
tersebut, semua
itu preposisi; kata sifat, kata
benda, kata kerja, dan kata
keterangantidak akan masuk akal. Kegiatan iniberulangdapatmemperkenalkanatau meninjau setiapbagian dari pidato.
Kalimatsloting juga menunjukkankepada
siswabagian dari pidatodapatmenggantikan satu dengan lainnya. Dalam kalimatberikut dankata
bendaumumsertakata gantidapatdigunakanpada slot:
____berkata
padasekretarisnyauntuk
mengambilkan secangkir kopi.
Pria itu
Pria itu
PakJones
Dia (he)
Kalimat
yang mirip sepertikalimat slottingmenunjukkan bagaimanafrasedapat
berfungsisebagai kata keterangan:
Anjingmenggeram_____
galak
denganmemamerkan giginya
denganmemamerkan giginya
menantang kami untukmeraihtulangnya
Dalamcontoh inikata keterangandapatdigunakan dalamslot, sertapreposisidanpartisipfrase.
Kalimatdenganslotkata sifatdapatdigunakan untuk menunjukkan
bahwafraseberfungsi sebagaikata sifat. Tujuannyaadalah untuk
kegiatan menunjukkanfungsikata-kata
dalamkalimat. Banyak
kegiatankalimat-slotting,:
sepertimengilustrasikan menjadikalimatyang lebih spesifikItu denganpenambahankata atau frase. Tujuan darikegiataniniadalah untuk
bereksperimendenganbahasa; Sebaiknya siswa melakukandengankelompok kecil
ataukeseluruhankelas, bukan sebagailembar kerja.
5. Perluasan
Kalimat
Siswamemperluaskalimat sederhana, atau kalimatkernel, seperti
seekor katakmelompatataumobilmelaju, dengan menambahkanpengubah. Kata-katadan frasememperluaskalimatdasardapat menambahkankualitasdanatribut, rincian, danperbandingan. The"5 Wplus satu" membantu siswafokus pada aspekberkembangkhususnyakalimat; misalnya:
Dasar-kalima lompatankatak.
seekor katakmelompatataumobilmelaju, dengan menambahkanpengubah. Kata-katadan frasememperluaskalimatdasardapat menambahkankualitasdanatribut, rincian, danperbandingan. The"5 Wplus satu" membantu siswafokus pada aspekberkembangkhususnyakalimat; misalnya:
Dasar-kalima lompatankatak.
Apa? hijau,berbintik-bintik
Bagaimana? tinggi ke udara
Dimana? darilogsetengahterendam danlahandi dalam
airdengansplash.
Mengapa? Untuk latihan pernapasananak
laki-lakibermain
di dekatnya
Kalimatdiperluas Untuk menghindariana
laki-lakibermain
di dekatnya,hijau,
berbintik-bintikkatakmelompattinggike
udaradarisetengahterendamlogdan tanahdi dalam airdenganpercikan.
6.
MemanipulasiKalimat
Hudson(1980) mengusulkan"moving
language around"untuk membantu siswa belajar tentang
strukturbahasa Inggrisdanbagaimanamemanipulasikalimat. Siswamulai dengankalimatdankemudian menerapkanempat operasiuntuk itu: Merekamenambah, menghapus, pengganti, dan mengatur ulang.Dengan kalimat
“Anak-anak bermaingame”, makamanipulasiyang mungkin adalah:
Tambahkan Anak-anakbermain gamedi rumah.
Tambahkan Anak-anakbermain gamedi rumah.
Anak-anaksuka
bermaingame.
Hapus Anak-anak bermain.
Pengganti Orang dewasabermain game.
Anak-anaksuka permainan.
Anak-anak
bermainNintendo.
Tata
ulang Permainanyang dimainkanoleh anak-anak.
Permainan anak-anak.
Permainan anak-anak.
Kalimatterakhir tidak masuk akal, tapimenimbulkan
pemikiran.
Siswamenerapkan konseptata bahasayang baru mereka pelajarisecara tertulis.Dalam kelompok menulissiswadapat fokus padabagaimanapenulismenggunakankonsep tata bahasa.Merekamendapat pujianpenulisuntukmenggunakankonsepatau membuatsaran tentang bagaimanapenulis dapatmerevisitulisanuntuk memasukkankonsep. Sebagaimenulisgurukelas dapatmemberikan penghargaanpadasiswayang telah menggunakankonseptata bahasadalam menulismereka.
Siswamenerapkan konseptata bahasayang baru mereka pelajarisecara tertulis.Dalam kelompok menulissiswadapat fokus padabagaimanapenulismenggunakankonsep tata bahasa.Merekamendapat pujianpenulisuntukmenggunakankonsepatau membuatsaran tentang bagaimanapenulis dapatmerevisitulisanuntuk memasukkankonsep. Sebagaimenulisgurukelas dapatmemberikan penghargaanpadasiswayang telah menggunakankonseptata bahasadalam menulismereka.
K.
BELAJAR TATA BAHASA MELALUI MENULIS
Karenapengetahuananak-anaktentangtata bahasadan
penggunaantergantung pada bahasa yang merekagunakan dirumahdansekitarnya, beberapasiswa
sekolah dasar dan menengahtidakmengenaliperbedaanantara akudandia (me and
him) dansayadandia (he
and I).Ketikakesalahantersebutmembawaperhatianmereka, merekatidak mengerti, karenasemantik-yang berarti pada tingkat
pemaknaan-dua
versi identik.Apalagi, aku dan dia (me and him)terdengar"benar" untuk siswakarenamerekamendengarinidi rumah. Ketikakoreksilainmenunjukkan kepadasiswa
kelas menengah dansiswakelas atas, merekamengulangibentuk yang benar, menggelengkan kepala mereka, dan berkatabahwa itubukan
bunyi yang benar.
Cara yang lebih baik dalam penggunaan tata bahasa dan kesalahannya adalah dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalahselama tahap editing dari
proses penulisan. Menemukan danmengoreksi
kesalahan dalam penulisan siswa tidak sebagai ancaman mengoreksibicara mereka, karena halitu bukan sebagai pribadi.Juga, siswa dapat menerima
lebih mudah"Buku Bahasa" adalah jenis yang berbeda dari bahasa Inggris. Selama proses mengedit, siswa menemukan kesalahan kemudian mencoba untuk membuat
makalah mereka "secara optimal dapat dibaca" (Smith, 1982).Mereka mengakui bahwa itu
adalah rasa hormat kepada pembaca untuk membuat makalah mereka sebenarmungkin. Melalui revisi dan editing, dan memperbaiki
kesalahan teman sekelas dicatatsatu sama lain, dan guru menunjukkan kesalahan
lainnya.Beberapa kesalahan harus diabaikan, terutama
kesalahan anak muda;mengoreksi kesalahan siswa terlalu banyak hanya untuk mengajar bahasa mereka
kurangmemadai. Tujuan dalam
berurusan dengan berbicara
bahasa Inggris tidak standar bukan untuk mengganti dialek mereka tapi menambahkan standar bahasa Inggris sebagai pilihan bahasamereka.
L. ADAPTASI MEMENUHI KEBUTUHAN SETIAP SISWA
Tujuan dari pembelajaran tata bahasa adalah untuk meningkatkan kemampuansiswa untuk menggunakan struktur danmemanipulasi kalimat, bukan untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk mengidentifikasi bagian dari
pidatoatau, lebih buruk lagi, untuk mengajar mereka bahwa bahasa mereka tidak memenuhistandar guru. Mengajar tata bahasa merupakan isu
kontroversial, danitu terutama untuksiswa yang
bahasa ibunya bukan bahasa
Inggris atau bagi siswa untuk berbicara dengan bentuk bahasa Inggris tidak standar. Cara terbaik untuk mendorong pengembangan bahasa siswa dan akuisisi standar bahasa Inggris adalah untuk mendorong siswauntuk berbicara tanpa takut atau malu ketika dikoreksi. Guru danteman sekelas menjadi model standar bahasa Inggris melalui bicara, dan siswa belajar jugapola sintaksis standar dalam bahasa Inggris dalam buku yangmereka baca.
Kami menawarkan dua saran untuk mengajar tata
bahasa. Pertama, guru dapat mengajar minilessons tentang memanipulasi kalimat dan memberikan peluang untuk siswa untuk membangun kalimat dan bereksperimen dengan
caracara baru untuk mengekspresikan diri mereka sendiri. Kedua, guru dapat menyepakati dengan bahasa Inggris tidak standar Inglés pada
siswa yang lebih tua dalam komposisi selama tahap editing dari proses penulisan.
Cara tradisionaluntuk menilaitentangpengetahuantata bahasaadalahdengan
memberikansiswabahwates tertulismereka untuk mengidentifikasiidentitasmemintabagiandaripembicaraan
ataumenuliskalimatyang sederhana, atau kompleks. Seperti yang kitabahasmengenaiejaandantulisan tangan, namununtukukuran yang lebih baikmengenai
pemahaman siswamenggunakan
bahasaadalah dengan mengamati bagaimanamerekamenggunakannya dalamkomunikasi langsung.
Guru dapatmengembangkandaftar periksatata bahasadan
penggunaanketerampilan untukmengajar ditingkat kelas
selanjutnya, atau membuat
daftar kesalahandaftarsiswa ddengan mengamatitulisan siswa.Gurumengamatisiswa saat menulis danmenelitikomposisimerekauntuk dicatatkesalahan, merencanakan dan mengajarminilessonsberdasarkan
kebutuhansiswa, catatankesalahanlebih
lanjut,merencanakan danmengajarminilessonslainnya, danseterusnya.
Sebagaigurumengidentifikasitata bahasadan penggunaanmasalah, Mereka harusmenggunakan minilessonsberencanauntuk memanggilperhatian
siswaterhadap masalah-masalahyang membuatperbedaanbesardalam menulis(Pooley, 1974).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar