Senin, 13 April 2015

Review materi perkuliahan learning trajectoy tgl 7 April 2015

DIRIKU YANG AKAN DAN SEDANG MEMBANGUN
TEORI LEARNING TRAJECTORY

NAMA           : SULISTIYA INGWARNI
NIM                : 14712259008
KELAS          : P2TK dikdas

Tulisan ini merupakan review materi mata kuliah Pengembangan Learning Trajectory peserta didik, dosen Dr. Marsigit, MA pada hari Selasa tanggal 7 April 2015.
Landasan dalam membangun learning trajectory adalah: (1) Spiritual (dari Syari’at, Hakikat kemudian Ma’rifat), (2) Normatif (Hasil Penelitian, Jurnal ilmiah, Buku, Blog yang kompeten, Filsafat dll), (3) Formal (UUD 1945, UU, PP, Peraturan menteri, Kurikulum, Silabus, RPP, LKS), (4) Material (Konteks dan konten).
Pengertian dari Learning trajectory sendiri adalah tentang bagaimana proses belajar mengajar yang sesungguhnya.  Membangun learning trajectory sangat dibutuhkan oleh guru atau calon guru, karena dengan learning trajectory, guru akan sangat terbantu dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dan akan melaksanakan proses belajar mengajar yang tepat karena sudah mengetahui teori belajar yang tepat. Bahwa siswa merupakan subyek pembelajaran yang mempunyai hak belajar dengan baik. Guru harus memahami kedudukan siswa secara filsafat dan benar-benar paham tentang karakteristik peserta didiknya.
Perangkat material digali melalui pengalaman dan diperoleh data serta fenomena yang ada. Perangkat material merupakan bentuk praktik. Praktik dapat secara langsung dan tidak langsung. Praktik tak langsung dapat berupa simulasi atau penayangan video. Bentuk normatifnya dikaji sebagai teori dengan cara membaca referensi. Kemudian kita hubungkan antara teori dan praktik.  Sehingga akan bertemu antara teori dan praktik dan akan diperoleh suatu hermenitika learning trajectory.
Dalam  memahami hermenitika, tiap titik mengandung 3 tahapan, yaitu:
a.       Rutin
Hanya menerima sesuai kodratnya (vital) dan belum berikhtiar (vatal).
b.      Sadar terhadap ruang dan waktu
Telah sadar terhadap ruang dan waktu dan berusaha menyesuaikannya.
c.       Membangun hidup
Merupakan tahapan tertinggi dalam hermenitika. Bahwa sebenar-benarnya belajar adalah membangun hidup.
Peran guru dalam hal ini adalah memberi fasilitas dan kesempatan ruang dan waktu kepada siswa untuk agar dapat membangun hidup. Kemudian akan lahir hermenitika learning trajectory.
Filsafat dibagi menjadi 3, yaitu : (1) hakikat (wadah dan isi), (2) metode), (3) etik dan estetik. Isi berupa kategori, sedangkan wadah berupa sintak. Kategori merupakan apa yang ada ini berbeda. Sedangkan sintak dapat berhirarki, misal dari PAUD, SD, sampai dewasa. Kemampuan tiap tahapan berbeda-beda. Dari wadah dan isi tersebut terdapat pengetahuan.

Bahwa saya seorang guru harus benar-benar memahami dulu tentang teori-teori pembelajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran, agar nantinya kita dalam melaksanakan pembelajaran tidak salah/tersesat. Sehingga membangun learning trajectory sangat penting dilakukan oleh seorang guru. Dalam membangun learning trajectory guru harus mengetahui teori-teori yang berkaitan dengan learning trajectory. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan kegiatan lesson study.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar